Share

Lima puluh tiga

Asty

Mbak Vita tengah mengelus perutnya yang sepertinya sudah kekenyangan. Sungguh kasihan aku melihat Mas Danang yang seperti kerbau dicucuk hidungnya di depan sang istri.

Dari tadi Mbak Vita tiada henti memerintahnya sesuka hati. Sungguh, kakak lelakiku itu seperti tidak ada harganya di mata Mbak Vita.

Yang paling membuatku kesal dan tanganku gatal ingin mencakar mulutnya adalah saat ia menyuruh Mas Danang mengupas mangga untuknya.

"Aduh, Mas. Memotongnya jangan terlalu besar, yang kecil aja biar pas sekali suap." Mbak Vita protes saat sebuah irisan mangga satu piring penuh berada di hadapannya.

Mas Danang tidak protes, dengan senang hati ia memotong mangga itu menjadi kecil-kecil seperti permintaan istrinya.

Setelah selesai, Mbak Vita menggunakan garpu untuk mengambilnya, tetapi baru sekali suap, ia sudah memuntahkannya lalu menjulurkan lidah.

"Mangga apa ini, As? Kenapa rasanya amburadul seperti ini? Air mana air? Hah hah." Ia mengipasi lidahnya dengan tangan lalu berseru.
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status