Home / Romansa / Bidadari Surga Milik CEO / Bab 10. Dilema Ghina.

Share

Bab 10. Dilema Ghina.

Author: Ucing Ucay
last update Huling Na-update: 2025-09-19 08:41:36

"Kita sudah sampai, Tuan," ucap Akbar singkat memberitahu majikannya yang tengah asik berbincang kalau mereka sudah tiba.

"Tunggu di sini sebentar, Bar."

Zalman keluar mobil dan membukakan pintu mobil untuk Ghina. Dengan canggung Ghina keluar dari mobil dan jalan berdampingan dengan Zalman sampai di lobby apartement itu.

"Unit kamu nomer berapa?" tanya Zalman seraya menekan tombol lift.

"Lantai 9 nomer 909," jawab Ghina.

Ting!

Pintu lift itu terbuka Zalman mempersilahkan Ghina untuk masuk terlebih dahulu kemudian dia mengikuti dari belakang dan menekan tombol angka 9 setelah itu Zalman keluar lagi dari lift itu.

"Istirahatlah, besok pagi saya tunggu di kantor. Selamat malam."

Zalman menekan tombol tutup, hingga lift itu benar-benar tertutup dia dan Ghina saling lempar tatapan dan senyum.

***

Ghina terkekeh sendiri di dalam lift, kepalanya menggeleng tidak percaya dengan kelakuan Zalman.

Dimana semua pria pasti mengambil kesempatan itu tapi Zalman berbeda. Ghina merutuki dirinya sendir
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Bidadari Surga Milik CEO   Bab 111. Menghibur Kila.

    Seorang remaja laki-laki, dengan seragam SMA yang seluruh kancingnya tertanggal menampilkan kaos polos hitam sedang sibuk memerhatikan gadis yang sejak tadi melamun."Cie, dipandangin terus. Bola mata lo dikondisikan, hampir keluar, tuh!""Ngedip, Di, ngedip. Terpesona banget lo sama Kila. Kalau suka, disamperin dong Bro!"Sahut-menyahut, ejekan itu tidak berhenti diterima Aldi saat dirinya kepergok sedang diam-diam mengamati gerak-gerik si pentolan kelas.Hanya menanggapi dengan senyuman tipis, entah mengapa Aldi menyukai momen tersebut. "Ssstt, gak usah berisik. Awas aja kalau kalian sampe buat Kila gua enggak nyaman, ya!""Jiaaakh! Kila gua enggak, tuh. Di, lo kapan sih mau takennya? Kalau direbut orang, baru nangis lo!""Pacaran dosa, makanya Aldi diem-diem doang," timpal yang lain. "Kila paham agama banget. Enggak mau pasti yang gitu-gituan."Untuk yang satu itu, sukses membuat Aldi tertegun.Kalimat paling relate dengan apa yang ia hadapi.Sampai akhirnya, lamunan Aldi buyar tat

  • Bidadari Surga Milik CEO   Bab 110. Ghina Juga Menderita.

    "Bundamu memilih menyerah terhadap hubungan ini.""Ghina yang memutuskan untuk tidak memperbaiki apapun dan hanya ingin berpisah, Vin."Adalah rentetan kalimat yang tertahan, tak berhasil pria berkacamata hitam itu sampaikan, bergumam dalam hati.Bila Zalman boleh jujur mengutarakan apa yang tidak henti-henti membuat perasaannya jadi gelisah ia begitu ingin menyampaikan kebenaran pada Calvin.Mengenai keterputusasaannya pada sikap Ghina yang menolak untuk berjuang pada hubungan mereka berdua.Hanya saja, Zalman memilih menyimpannya sendiri."Pa, kenapa tidak menjawab?"Lamunan Zalman seketika hirap saat suara Calvin menegurnya. Putranya itu masih mencoba mendesaknya agar bicara."Alasan lain apa yang Papa miliki jika tidak mempermasalahkan perihal masa lalu Bunda?"Karena yang Calvin kira, ini berkaitan dengan pernikahan yang sebelumnya pernah Ghina jalani.Siapa yang tidak terkejut saat tahu bahwa sebenarnya Ghina sudah sempat menjalin hubungan dengan orang lain sudah pernah menikah

  • Bidadari Surga Milik CEO   Bab 109. Alasan Kemarahan Zalman.

    "Wajahmu akan cepat tua kalau ditekuk terus menerus seperti itu, Vin," sungut Zalman, menyelaraskan diri dengan kekesalan sang putra.Baginya, ini sangat tidak seimbang. Cuaca yang cerah dan aktivitas menyenangkan harus rusak karena penolakan yang dilakukan Calvin."Coba dulu nikmati, nanti kamu suka.""Suka darimana," jengah remaja tampan itu, "Sudah Calvin bilang, Calvin benci menunggu yang tidak pasti begini, Pa."Mata Zalman menyipit, mengarahkan jari telunjuknya ke bibir. "Ssttt, sejak kapan memancing disamakan dengan menunggu yang tidak pasti?""Kalau menunggu yang tidak pasti tuh, mencintai seseorang yang enggan untuk mencintai kita balik, Vin. Beda, dong," seloroh Zalman.Membuat Calvin merinding, tak tahan membayangkan harus berapa lama ia ada di sana."Kunci memancing itu harus sabar. Dengan begitu, umpan yang kita lempar pasti dapat hasilnya. Ini soal tabah dan penantian," ujar ayah dari lima orang anak itu, menasihati.Belum berselang sedetik dari menyelesaikan kalimatnya,

  • Bidadari Surga Milik CEO   Bab 108. Sampai pada Zalman. 

    Bian yang jelas aja sudah terpojok dan tidak bisa menyangkal dari pertanyaan Zalman hanya mampu terdiam hingga beberapa lama."Apa Ghina benar baik-baik saja, Bian?" desak Zalman, menunggu kalimat penjelasan dokter muda kepercayaan keluarganya.Sementara Bian, jangan tanya betapa gugupnya ia.Memikirkan dengan cara apa bisa menarik perhatian Zalman ke arah lain tidak lagi berpokus membahas perihal kondisi kesehatan Ghina yang jawabannya jelas tidak mungkin ia rahasiakan."Sesuatu pasti terjadi, 'kan?""Ada yang salah dengan Ghina?""Dia baik-baik saja atau kamu berusaha menyembunyikan sesuatu yang berkaitan dengannya, Bian?""Katakan sesuatu, jangan hanya diam!"Awalnya, Zalman menjadi yang paling tidak peduli dan tertarik dengan hal ini. Bianlah yang memancing pria itu untuk mencurigai ada hal yang tidak beres."Bu-bukannya tadi kamu yang memutuskan enggak mau membahas soal Ghina lagi, Zalman?" Bian mengungkit sikap Zalman, sebelum perdebatan ini."Menurutku, akan percuma saja bila h

  • Bidadari Surga Milik CEO   Bab 107. Pesan dari Ghina. 

    Zalman baru mulai menyadari betapa cantiknya suasana malam setelah ia menjadi pengunjung tetap balkon di gedung perusahaannya.Dari sana, seluruh pemandangan kota bisa dilihat dengan mudah. Mulai dari bangunan yang sama mewah seperti miliknya, sampai kerlap–kerlip lampu yang terus menyala.Wajahnya terasa kaku, sebab dinginnya angin tidak berhenti mengusiknya, sedari tadi."Hari ini, saya mendengar seseorang menyebut namamu lagi, Ghina." Bibir ranum itu mulai bergerak.Suara bariton khasnya yang penuh wibawa memecah keheningan dalam sekejap. "Saya agak terkejut. Jujur saja, jantung saya tidak bisa berhenti berdebar. Sudah lama sekali tidak ada yang menyinggung soal dirimu, kepada saya."Yang semula baik-baik saja, mulai terdengar gemetar. "Saya takut, Ghina. Saya takut mulai terbiasa tanpamu," bisik pria itu, begitu serak.Bicara seorang diri adalah kegiatan menyedihkan yang akhir-akhir ini Zalman lakukan. Demi menuntaskan rasa sedih dan rindunya pada Ghina.Bohong bila Zalman mengata

  • Bidadari Surga Milik CEO   Bab 106. Gugatan Cerai.

    "Tidak bisa.""Aku sudah katakan, ini kondisi darurat. Kita tahu Zalman mungkin akan keberatan, tapi lebih baik seperti itu daripada berakhir menyesal."Saat berbicara dengan Soraya di telpon membahas perihal Zalman yang harus mengetahui kabar mengenai kondisi Ghina, Bian terlampau pokus.Dokter muda itu sama sekali tidak menyadari kalau istri sahabatnya justru sedang berada tepat di belakangnya, ikut mendengarkan."Aku akan tetap menemui Zalman, dan mengatakan segalanya.""Membiarkannya untuk melampiaskan amarah jauh lebih baik daripada membuatnya terpuruk. Saat dia tahu kebenaran, mungkin dia sudah sangat terlambat."Hampir setengah jam lamanya Bian dan Soraya berdiskusi, mengambil jalan tengah.Jelas keputusan yang sulit karena luka Zalman sendiri belum sepenuhnya sembuh. Apa yang Ghina torehkan pada pria itu sepertinya membuat trauma besar.Selesai bicara, hendak bersiap-siap pergi ke kantor dimana tempat kekasihnya bekerja, Bian terkejut hingga kehilangan keseimbangannya.Tepat t

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status