Home / Romansa / Bidadari Surga Milik CEO / Bab 11. Tidak Ada Pilihan Lain.

Share

Bab 11. Tidak Ada Pilihan Lain.

Author: Ucing Ucay
last update Last Updated: 2025-09-19 08:42:03

Ghina memelas, "Aku tidak tahu harus beri penjelasan apa lagi, aku capek!" mohonnya.

Keputusan akhir setelah perdebatan panjang dan cacian yang diterima oleh Ghina ialah Lira ingin dia terus bekerja di bawah naungannya.

Karena berada di dalam kondisi yang dilema, Ghina terpaksa mengulur waktu.

"Beri aku waktu berpikir!" pintanya.

"Baik. Besok pagi, saya tunggu kamu di kantor." Sang mami menatap tajam Ghina sebelum berlalu.

Ghina bernapas lega setelah Lira pergi dari sana.

Kemudian dia berlari kecil mengambil ponselnya yang sedari tadi berbunyi. Untung Lira tidak terlalu mengurusi urusan pribadi Ghina, seperti ponsel.

"Mas Zalman? Ada apa malam-malam menghubungiku?!" tanya wanita itu dengan menaikkan sebelah alisnya.

"Ada begitu banyak panggilan yang berasal darinya."

Ghina ambruk di atas kasurnya sembari menatap layar ponselnya.

"Apa aku telpon balik, ya?"

Niatnya dia urungkan karena tidak mau mengganggu jam istirahat orang. Terlebih pria itu sudah berkeluarga. Memiliki istri dan an
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Bidadari Surga Milik CEO   Bab 111. Menghibur Kila.

    Seorang remaja laki-laki, dengan seragam SMA yang seluruh kancingnya tertanggal menampilkan kaos polos hitam sedang sibuk memerhatikan gadis yang sejak tadi melamun."Cie, dipandangin terus. Bola mata lo dikondisikan, hampir keluar, tuh!""Ngedip, Di, ngedip. Terpesona banget lo sama Kila. Kalau suka, disamperin dong Bro!"Sahut-menyahut, ejekan itu tidak berhenti diterima Aldi saat dirinya kepergok sedang diam-diam mengamati gerak-gerik si pentolan kelas.Hanya menanggapi dengan senyuman tipis, entah mengapa Aldi menyukai momen tersebut. "Ssstt, gak usah berisik. Awas aja kalau kalian sampe buat Kila gua enggak nyaman, ya!""Jiaaakh! Kila gua enggak, tuh. Di, lo kapan sih mau takennya? Kalau direbut orang, baru nangis lo!""Pacaran dosa, makanya Aldi diem-diem doang," timpal yang lain. "Kila paham agama banget. Enggak mau pasti yang gitu-gituan."Untuk yang satu itu, sukses membuat Aldi tertegun.Kalimat paling relate dengan apa yang ia hadapi.Sampai akhirnya, lamunan Aldi buyar tat

  • Bidadari Surga Milik CEO   Bab 110. Ghina Juga Menderita.

    "Bundamu memilih menyerah terhadap hubungan ini.""Ghina yang memutuskan untuk tidak memperbaiki apapun dan hanya ingin berpisah, Vin."Adalah rentetan kalimat yang tertahan, tak berhasil pria berkacamata hitam itu sampaikan, bergumam dalam hati.Bila Zalman boleh jujur mengutarakan apa yang tidak henti-henti membuat perasaannya jadi gelisah ia begitu ingin menyampaikan kebenaran pada Calvin.Mengenai keterputusasaannya pada sikap Ghina yang menolak untuk berjuang pada hubungan mereka berdua.Hanya saja, Zalman memilih menyimpannya sendiri."Pa, kenapa tidak menjawab?"Lamunan Zalman seketika hirap saat suara Calvin menegurnya. Putranya itu masih mencoba mendesaknya agar bicara."Alasan lain apa yang Papa miliki jika tidak mempermasalahkan perihal masa lalu Bunda?"Karena yang Calvin kira, ini berkaitan dengan pernikahan yang sebelumnya pernah Ghina jalani.Siapa yang tidak terkejut saat tahu bahwa sebenarnya Ghina sudah sempat menjalin hubungan dengan orang lain sudah pernah menikah

  • Bidadari Surga Milik CEO   Bab 109. Alasan Kemarahan Zalman.

    "Wajahmu akan cepat tua kalau ditekuk terus menerus seperti itu, Vin," sungut Zalman, menyelaraskan diri dengan kekesalan sang putra.Baginya, ini sangat tidak seimbang. Cuaca yang cerah dan aktivitas menyenangkan harus rusak karena penolakan yang dilakukan Calvin."Coba dulu nikmati, nanti kamu suka.""Suka darimana," jengah remaja tampan itu, "Sudah Calvin bilang, Calvin benci menunggu yang tidak pasti begini, Pa."Mata Zalman menyipit, mengarahkan jari telunjuknya ke bibir. "Ssttt, sejak kapan memancing disamakan dengan menunggu yang tidak pasti?""Kalau menunggu yang tidak pasti tuh, mencintai seseorang yang enggan untuk mencintai kita balik, Vin. Beda, dong," seloroh Zalman.Membuat Calvin merinding, tak tahan membayangkan harus berapa lama ia ada di sana."Kunci memancing itu harus sabar. Dengan begitu, umpan yang kita lempar pasti dapat hasilnya. Ini soal tabah dan penantian," ujar ayah dari lima orang anak itu, menasihati.Belum berselang sedetik dari menyelesaikan kalimatnya,

  • Bidadari Surga Milik CEO   Bab 108. Sampai pada Zalman. 

    Bian yang jelas aja sudah terpojok dan tidak bisa menyangkal dari pertanyaan Zalman hanya mampu terdiam hingga beberapa lama."Apa Ghina benar baik-baik saja, Bian?" desak Zalman, menunggu kalimat penjelasan dokter muda kepercayaan keluarganya.Sementara Bian, jangan tanya betapa gugupnya ia.Memikirkan dengan cara apa bisa menarik perhatian Zalman ke arah lain tidak lagi berpokus membahas perihal kondisi kesehatan Ghina yang jawabannya jelas tidak mungkin ia rahasiakan."Sesuatu pasti terjadi, 'kan?""Ada yang salah dengan Ghina?""Dia baik-baik saja atau kamu berusaha menyembunyikan sesuatu yang berkaitan dengannya, Bian?""Katakan sesuatu, jangan hanya diam!"Awalnya, Zalman menjadi yang paling tidak peduli dan tertarik dengan hal ini. Bianlah yang memancing pria itu untuk mencurigai ada hal yang tidak beres."Bu-bukannya tadi kamu yang memutuskan enggak mau membahas soal Ghina lagi, Zalman?" Bian mengungkit sikap Zalman, sebelum perdebatan ini."Menurutku, akan percuma saja bila h

  • Bidadari Surga Milik CEO   Bab 107. Pesan dari Ghina. 

    Zalman baru mulai menyadari betapa cantiknya suasana malam setelah ia menjadi pengunjung tetap balkon di gedung perusahaannya.Dari sana, seluruh pemandangan kota bisa dilihat dengan mudah. Mulai dari bangunan yang sama mewah seperti miliknya, sampai kerlap–kerlip lampu yang terus menyala.Wajahnya terasa kaku, sebab dinginnya angin tidak berhenti mengusiknya, sedari tadi."Hari ini, saya mendengar seseorang menyebut namamu lagi, Ghina." Bibir ranum itu mulai bergerak.Suara bariton khasnya yang penuh wibawa memecah keheningan dalam sekejap. "Saya agak terkejut. Jujur saja, jantung saya tidak bisa berhenti berdebar. Sudah lama sekali tidak ada yang menyinggung soal dirimu, kepada saya."Yang semula baik-baik saja, mulai terdengar gemetar. "Saya takut, Ghina. Saya takut mulai terbiasa tanpamu," bisik pria itu, begitu serak.Bicara seorang diri adalah kegiatan menyedihkan yang akhir-akhir ini Zalman lakukan. Demi menuntaskan rasa sedih dan rindunya pada Ghina.Bohong bila Zalman mengata

  • Bidadari Surga Milik CEO   Bab 106. Gugatan Cerai.

    "Tidak bisa.""Aku sudah katakan, ini kondisi darurat. Kita tahu Zalman mungkin akan keberatan, tapi lebih baik seperti itu daripada berakhir menyesal."Saat berbicara dengan Soraya di telpon membahas perihal Zalman yang harus mengetahui kabar mengenai kondisi Ghina, Bian terlampau pokus.Dokter muda itu sama sekali tidak menyadari kalau istri sahabatnya justru sedang berada tepat di belakangnya, ikut mendengarkan."Aku akan tetap menemui Zalman, dan mengatakan segalanya.""Membiarkannya untuk melampiaskan amarah jauh lebih baik daripada membuatnya terpuruk. Saat dia tahu kebenaran, mungkin dia sudah sangat terlambat."Hampir setengah jam lamanya Bian dan Soraya berdiskusi, mengambil jalan tengah.Jelas keputusan yang sulit karena luka Zalman sendiri belum sepenuhnya sembuh. Apa yang Ghina torehkan pada pria itu sepertinya membuat trauma besar.Selesai bicara, hendak bersiap-siap pergi ke kantor dimana tempat kekasihnya bekerja, Bian terkejut hingga kehilangan keseimbangannya.Tepat t

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status