Share

Musuh tetap harus mati

Tutup mulutmu. Aku tahu taktik murahanmu itu, jadi jangan coba-coba untuk menjebak ku." Dengan tidak terima, Ansel, dengan cepat menutup mulut wanita itu tanpa memperdulikan tubuhnya yang polos.

"Cepat katakan, siapa kamu sebenarnya?" Ansel bertanya untuk yang kesekian kalinya.

"Saya adalah, Ameera Putri intan, tuan." Dengan cepat Ameera menjawab, tapi, justru membuat, Ansel, sangat marah hingga hampir memukul, Ameera.

"Jangan buat kesabaran ku habis, cepat katakan siapa yang menyuruhmu?" Dengan wajah yang merah menahan amarah, Ansel bertanya kembali.

"Saya tidak mengerti apa yang tuan katakan, semalam saat saya sedang berjalan tiba-tiba, anda datang dan menggendong saya kemari." Ameera berkata dengan mengusap hidungnya yang mulai mengeluarkan air mata.

"Cihh, tidak berguna. Cepat pergi dari hadapanku, dan ingat jangan pernah menunjukkan wajahmu itu di depanku lagi, jika tidak kau harus berani menanggung konsekuensinya." Ansel, akhirnya menyerah untuk bertanya pada Ameera. Tapi, bukan, Ansel namanya jika tidak memata-matai, Ameera.

"Tapi tuan, bagaimana saya pergi, baju saya rusak dan robek?" Dengan takut, Ameera, berkata seperti itu.

"Selain kau ini cerdik, ternyata kau itu pandai memanfaatkan suasana." Dengan cepat Ansel menyuruh, Lee untuk membawakan satu set pakaian wanita.

"Halo, Lee. Cepat kau datang ke kamar nomor 159, dan bawakan satu set pakaian wanita, sekarang." Sebelum, Lee menjawab telepon sudah lebih dulu, Ansel tutup.

"Apa? tuan Ansel, sedang berada di hotel dengan seorang wanita!! Apa pendengaranku salah atau tuan, Ansel yang mengigau." Tanpa berpikir panjang, Lee langsung pergi ke tempat yang, Ansel katakan.

Setelah setengah jam, Lee datang dan memberikan satu set pakaian kepada, Ansel.

"Ini pakai dan cepat pergi." Dengan cepat, Ameera, meraih pakaian yang diberikan, Ansel, dan langsung memakainya.

Secepat kilat, Ameera pergi meninggalkan Ansel, yang sedang sibuk di kamar mandi.

"Aku harus segera pergi, mumpung beruang kutub itu sedang mandi." Saat, Ansel, keluar sosok Ameera sudah tidak ada disana. Tidak lama setelah itu, Lee datang dengan wajah yang berseri-seri.

"Ada apa dengan wajahmu?" Tanya, Ansel, dengan melihat laporan penyelidikan dari, Lee.

"Tidak, tuan. Mm semalam saya dan pasukan, sudah mencari tahu siapa dalang yang sudah menjebak tuan." Lee, langsung memberikan bukti dari rekaman cctv yang mereka dapat saat, pesta semalam.

"Kurang ajar, rupanya ini semua perbuatan Rich dan asistennya. Cepat perintahkan pasukan untuk menyabotase perusahaan mereka, buat mereka hancur dan jangan sisakan harta mereka satu sen pun." Dengan tegas, Ansel, memberi perintah pada, Lee dan dengan cepat, Lee mulai mengerjakan apa yang, Ansel minta.

"Siap tuan. Saya dan pasukan, akan menjalankan misi ini dengan sangat rapi." Lee, terlihat sangat bangga dengan, Ansel, yang bergerak dengan cepat dan semua keputusannya sangat patut di contoh.

Hari sudah berganti tapi, Ameera, masih sangat syok dan ketakutan dengan ancaman yang, Ansel berikan.

"Aku harus bagaimana ini, haruskah aku berhenti bekerja di sana. Tapi, jika aku berhenti bagaimana aku hidup!!" Dengan bingung, Ameera berjalan ke arah sepatu kerjanya.

"Tenang, Ameera, sementara ini lakukan apa yang seharusnya kau lakukan, Semangat." Dengan sedikit menahan rasa takutnya, Ameera, mulai melangkah pergi untuk bekerja di perusahaan milik, Ansel.

Saat di perjalanan, Ameera, baru teringat jika dirinya sudah tidak gadis lagi, dan dia baru saja melakukan one night stand bersama, Ansel CEO terhebat di negara Asia.

"Astaga, aku baru ingat. Kemarin malam aku sudah melakukan, cinta satu malam dengan, pak Ansel, aku tidak mau jika aku hamil. Pokoknya aku harus segera pergi ke rumah sakit untuk melakukan suntik KB." Saat, Ameera, hendak pergi ke rumah sakit, saat itu bus yang, Ameera tumpangi sudah tiba di halte kantor.

"Ya ampun, ternyata sudah tiba. Tumben ini bus berjalan sangat cepat!!" Dengan langkah besar, Ameera, berjalan ke arah gedung kantor Colorpak Company.

Seperti biasa pagi ini, Ansel, sudah rapi dengan setelan kemeja putih, dibalut jas biru yang sangat kontras dengan kulitnya yang bersih. Dengan dikawal oleh, Lee dan juga bodyguard, Ansel pergi kekantor.

"Lee, bagaimana investigasi pasukan mu dalam misi menyabotase, perusahaan Rich?" Ansel, bertanya dengan mata yang masih tetap fokus ke laptopnya.

"Sementara ini, semua masih dalam misi membobol data yang dimiliki perusahaan AdamS Company. Semua anggota ITE, masih bekerja keras untuk merekap data yang berhasil mereka dapat." Ansel, terlihat menyungging senyum, tanda dirinya sangat puas dengan hasil kerja, Lee.

"Pastikan, AdamS Company mati dengan meninggalkan banyak hutang padaku. Buat presdir mereka tunduk dan kehilangan harga dirinya." Dengan cepat, Lee mengangguk mengerti dengan apa yang, Ansel mau.

Setelah menempuh perjalanan selama dua puluh menit akhirnya, Ansel, tiba di gedung terbesar dan termegah di Asia.

Colorpark Company.

Semua orang tertunduk hormat saat, Ansel, masuk ke perusahaan.

"Selamat pagi, pak Ansel!!" Semua orang menyambut dengan antusias, saat CEO kesayangan mereka tiba di perusahaan.

"Pagi." Ansel, hanya tersenyum untuk membalas sapaan dari semua karyawannya.

Dengan langkah besar, Ansel menuju lift khusus Presdir. Saat hendak masuk ke dalam lift, tidak sengaja ekor mata, Ansel melihat, Ameera yang sedang menyapu koridor, seketika kemarahan dari dalam tubuh, Ansel keluar.

"Sedang apa gadis itu disini!!" Ansel bergumam dalam hati, dengan mengepalkan tangannya sendiri.

"Lee, cari tahu tentang gadis yang semalam tidur denganku." Saat, Lee hendak menjawab, tiba-tiba pintu lift terbuka. Hingga, Ansel dengan cepat keluar meninggalkannya yang masih mencerna pikiran.

"Maaf, tuan Ansel gadis seperti apa yang anda maksud?" Ansel mendengus dingin, saat Lee, bertanya tentang Ameera. Pandangannya menjadi sangat dingin hingga suhu ruangan di sana terasa seperti sedang dilanda salju.

"Ma,, maksud saya, saya akan segera mencarinya." Mengungkit hal itu, Lee sedikit merasa menyesal dan gemetar saat, Ansel memandang dengan mata yang tajam penuh amarah.

"Cari tahu, dan bawa informasinya saat jam pulang kantor." Dengan cepat, Lee mengangguk dan pergi, sebelum dirinya salah bicara lagi dan membuatnya harus kehilangan kepalanya.

"Baik, tuan." Setelah kepergian, Lee, Ansel mulai membaca semua data laporan yang dikirim oleh pasukan Lee, untuk menyabotase AdamS Company.

"Kurang ajar. Ternyata selama ini ada perusahaan sekutu yang diam-diam berkhianat dan membantu, Rich, untuk menyerang ku." Dengan marah, Ansel melempar semua berkas yang ada di tangannya.

"Rupanya kau belum juga jera, masih berani membuat masalah dengan ku. Aku rasa hukuman yang pasukanku berikan untukmu terlalu ringan, tapi, tenang kali ini aku sendiri yang akan turun tangan, untuk menghabisimu." Ansel, tersenyum menyeringai saat ide dalam otaknya mengajak untuk bersenang-senang.

"Jika kalian berani bermain-main dengan ku, berarti, kalian sudah siap kehilangan nyawa kalian sendiri." Dengan melipat tangan, Ansel sudah menyiapkan rencana, untuk menghabisi setiap musuhnya.

Comments (4)
goodnovel comment avatar
Esa Aurelia
Ameera kena deh sama bos kejem..
goodnovel comment avatar
Diman Buncis Diman
banyak typo Thor pdhl ceritanya seru...... semangat aku padamu
goodnovel comment avatar
CovieVy
bacaan buat buka puasa ...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status