Share

Ansel vs Ameera

Hari ini, Ameera telah resmi bergabung dengan perusahaan AdamS Company. Tapi, pada saat itu, Ameera masih belum bertemu dengan, Rich. Karena saat in, Rich sedang berada di luar pulau.

"Selamat bergabung, Ameera. Semoga kita bisa bekerja sama dalam menjalankan misi kali ini. Dan saya harap kamu setia dan tidak berkhianat, karena jika kau berkhianat dan balik menyerang kami. Akan aku pastikan nyawamu sebagai jaminannya." Seketika, Ameera menelan ludahnya. Bukan karena dia takut dengan ancaman, down. Tapi, dia hanya tidak menyangka jika, Down sangat tegas.

"Siap, tuan." Dengan sigap, Ameera memberi hormat.

"Baik. Hari ini tugas kamu, hanya membaca dan memahami strategi yang akan kita buat. Jika kamu mempunyai ide atau pendapat, kamu bisa menghubungi saya di nomor itu." Dengan cepat, Ameera mengangguk tanda dia mengerti dengan apa yang dikatakan, down.

"Terima kasih. Kalau begitu saya permisi dulu." Setelah sampai di ruangannya segera, Ameera membuka dan membaca informasi yang, Down berikan.

"Jadi ternyata, pak Ansel, itu mafia. Dan dia sudah mendapatkan gelar si raja iblis terkuat di Asia." Mata Ameera melotot karena, mulai sekarang dia akan berhadapan dengan, Ansel si mafia kejam mantan bos besarnya.

"Astaga. Selama aku bekerja di perusahaan Colorpark Company. Mana pernah aku mendengar ataupun mengetahui berita ini, aduh jika sudah seperti ini aku harus bagaimana!!" Pikiran, Ameera, dibuat runyam antara balas dendam atau tidak.

"Jika sudah seperti ini, maju kena, mundur juga kena. Jadi mau tidak mau aku harus melakukannya ingat, Ameera, kamu harus membalaskan dendammu pada, Ansel, si beruang kutub." Dengan sedikit kurang percaya diri, Ameera menyemangati dirinya.

Sedikit demi sedikit, Ameera sudah berhasil mempelajari apa rencana, Down dan pasukannya. Dan saat ini, Ameera sudah mengerti apa tugasnya di anggota Intel.

"Hahhh, Ini sih mudah saja. Namun, aku harus bisa lebih dulu masuk dan membuat, Ansel, simpati padaku. Lalu setelah itu baru aku menyerangnya secara langsung." Dengan senyum mengejek, Ameera langsung memberikan, Down sebuah informasi.

"Nah, siap. Aku tinggal nunggu, Down setuju dengan rencana ku atau tidak." Tidak terasa waktu sudah menunjukkan jam makan siang. Saat itu secara tidak sengaja, Ameera bertemu dengan, Ansel. Yang kebetulan sedang berada di cafe tempat, Ameera sedang makan siang.

"Itu kan, pak Ansel. Sedang apa dia disana dan siapa orang yang ada di sampingnya!!" Dengan perasaan ingin tahu, Ameera mencoba menguping. Dengan wajah yang ditutupi buku menu.

"Begini aku hanya ingin membuat mereka jera dan juga tunduk padaku. Selebihnya terserah kalian saja," Ameera mendengar jelas apa yang Ansel katakan. Namun, tanpa Ameera ketahui, Ansel sudah lebih dulu membaca gerak-gerik yang Ameera buat.

"Baik, pak Ansel. Jadi kita harus menyerang AdamS Company malam ini juga." Seorang pria berkata dengan kode mata. Jika mereka sedang bermain sandiwara.

"Bagus, aku sudah merekam pembicaraan mereka. Jadi aku tinggal kirim bukti rekaman ini pada, Down." Dengan cepat Ameera menekan tombol di ponselnya. Dan mengirim rekaman yang dia dapat pada, Down.

 Di saat Ameera sedang mengirim bukti rekaman. Tiba-tiba dia merasa jika seseorang sedang memandangnya dengan tatapan ingin membunuh. 

Setelah mendapatkan bukti, dengan cepat, Ameera pergi. Walaupun ada sedikit ketakutan dalam dirinya tapi, Ameera mampu melewati sebuah mata yang menatapnya tajam.

"Haaaah. Syukurlah semoga saja, pak Ansel tidak mengenalku. Dan aku harus segera pergi sebelum mereka datang mencari ku." Tapi, sungguh disayangkan sebelum, Ameera pergi. Seorang bodyguard berhasil menghalanginya dan menangkapnya.

"Mau pergi kemana, nona?" Tanya seorang pria yang memiliki tubuh besar dan wajah yang sangat menyeramkan.

"Si-siapa kalian!! Minggir dari jalanku, aku tidak punya urusan denganmu." Saat, Ameera hendak pergi, tiba-tiba sebuah tangan besar menariknya dan memasukannya kedalam mobil.

"Ayo cepat ikut kami," Jantung, Ameera berdetak lebih cepat. Karena dirinya sangat takut dan cemas saat keempat pria bertubuh besar membawanya pergi.

"Tuan, anda mau bawa saya kemana?" Tanya, Ameera dengan kedua tangannya di ikat.

******

Markas bawah tanah.

Tubuh, Ameera dilempar hingga tersungkur di depan sebuah kandang yang besar. Disana banyak sisa darah segar yang masih tercium bau amis, dan juga banyak tulang belulang yang berserakan di dekat kandang.

"Di-dimana aku berada, kenapa disini sungguh menyeramkan." Gumam, Ameera dalam hati.

"Hey kalian, lepaskan aku. Tolong lepaskan." Di ruangan yang gelap dan hanya mengandalkan sebuah obor yang ada di tembok-tembok gua. Ameera ditinggal sendiri dengan tangan yang masih terikat.

"Kurang ajar, dasar kalian pengecut. Apa kalian tidak malu dengan tubuh kalian yang besar, dan seram. Kenapa kalian hanya berani menindas kaum wanita yang lemah," Saat, Ameera sedang mengucapkan sumpah serapah. Tiba-tiba dari dalam kandang muncul 3 sosok yang besar dan dan menakutkan. Seketika mata, Ameera membulat dan jantungnya pun berhenti berdetak selama beberapa detik.

"A-apa itu? Ya Tuhan makhluk apa itu, kenapa sungguh menyeramkan." Seketika darah dalam tubuh, Ameera mendadak beku. Wajah dan tangannya berubah menjadi dingin, saat salah satu harimau datang dan berusaha menjebol kandang.

Tapi, saat itu kebetulan, Ansel, datang semua harimau tertunduk dan berhenti memberontak.

"Tenang sayang, jika kau menginginkannya maka kalian akan segera mendapatkannya." Terlihat, Ansel datang dan mengelus-elus kepala ketiga harimau di dalam kandang.

"Pak Ansel. Tolong lepaskan saya, apa mau anda sampai menculik saya!!" Ameera berkata dengan bibir yang bergetar menahan rasa takut.

"Heehh. Selain kamu itu licik ternyata kau itu termasuk orang paling bodoh di dunia." Ansel, berdecak tanpa melihat wajah, Ameera yang sedang khawatir.

"Maksud anda bagaimana, tuan." Tanya, Ameera dengan berpura-pura tidak tahu.

"Aku kagum padamu, selain kamu itu licik ternyata nyalimu sungguh besar. Tapi, itu semua tidak akan cukup untuk melawanku." Dengan melipat kedua tangannya. Ansel, memandang jijik pada tubuh Ameera yang sedang bersimpuh di lantai dengan keadaan tangan terikat.  

"Aku sama sekali tidak mengerti apa yang anda katakan, tuan." Ameera, terus saja berbohong dan menutupi rencananya. Yang sudah di ketahui oleh, Ansel.

"Jadi begitu ya, baiklah. Leon, Mark, dan Lizard sayang. Apa kalian sudah lapar!!" Tanya Ansel, membuat ketiga hewan kesayangannya mengaum. Dan mengeluarkan air liur dari mulutnya. 

Ameera semakin ketakutan dan tidak pernah menyangka jika, CEO kesayangan mereka dulu. Ternyata sangat kejam dan tidak mempunyai hati sedikit pun.

"Taun Ansel. Percayalah aku sungguh-sungguh tidak mengerti dengan apa yang anda katakan? Tolong lepaskan saya tuan. Saya berjanji tidak akan pernah muncul di hadapan anda lagi." Ameera memohon dengan sangat iba. Dalam hatinya berpikir dia tidak ingin mati lebih cepat sebelum membalas dendamnya.

"Baiklah. Kali ini aku akan melepaskanmu tapi, jika kau berani muncul di hadapanku. Apalagi jika kau masih berani ingin melawanku maka, jangan harap aku akan melepaskan nyawamu." Tidak lama setelah itu, kedua pria bertubuh besar. Menarik dan menutup matanya dengan sebuah kain hingga, Ameera tidak bisa melihat apapun.

"Bawa dia dan tinggalkan di perempatan dekat hutan. Biarkan wanita itu pulang sendiri," Dengan sigap kedua pria bertubuh besar langsung melaksanakan tugasnya. Tubuh, Ameera di tarik dan kepalanya pun terasa sangat pusing dan mual. Pergelangan tangannya terasa sangat sakit karena masih terikat oleh tali yang sangat kuat.

Saat tiba di perempatan yang, Ansel katakan. Ikatan pada tangannya di buka dan kain penutup matanya pun dilepas. Setelah itu tubuh, Ameera dilempar dari dalam mobil hingga terjatuh di atas rumput.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
CovieVy
yaaahh..dpt gtatisan terakhir
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status