Beranda / Romansa / Bintang Kesayangan CEO Tampan / Bab 121 Bergerak Perlahan

Share

Bab 121 Bergerak Perlahan

Penulis: Namaria
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-26 20:57:10

Titan mendekati staf kantor Gallen dengan ramah. Ia pura-pura mencari dokumen Gallen, padahal matanya sibuk memperhatikan meja kerja pria itu, mencari petunjuk kecil yang bisa menjelaskan segalanya. Di ruang kerja Gallen, Titan menemukan secarik memo tempel bertuliskan:

"Kontrak - JP – finalisasi internal."

Titan mengerutkan dahi. "JP?"

Saat itulah Hamal masuk.

"Dewi Titan? Kamu di sini?"

Titan berbalik cepat, menyembunyikan kegugupan.

"Oh, aku cuma… cari dokumen syuting yang kata Gallen dibawa ke sini. Tapi…"

Hamal tersenyum sopan.

"Kalau soal dokumen, sepertinya tidak di sini. Bisa jadi ada di ruang rapat lantai dua."

"Oke, aku ke sana deh. Makasih ya."

Titan pamit dan keluar. Tapi dalam hatinya, satu huruf itu menggema—JP.

Apakah itu singkatan dari Jupiter?

Malam hari, Titan di kamarnya. Menatap layar ponselnya. Di tangannya ada potongan info: Jupiter. CEO Alpha Star cadangan? Apa itu maksud dari JP?

"Apa kamu tahu sesuatu, Jupiter?" bisiknya sendiri.

T
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Bintang Kesayangan CEO Tampan    Bab 123

    Sore itu di Apartemen Titan... Gallen berdiri di seberang jalan. Menatap jendela lantai lima yang tirainya masih tertutup. Tangannya membawa sesuatu: kotak kecil berisi makanan kesukaan Titan, dan sebuah foto polaroid mereka berdua saat masih diam-diam bertemu di tengah kekacauan publik. Ia tidak berani mengetuk pintu. Tidak hari ini. Ia hanya menitipkan semuanya ke resepsionis apartemen, lalu menuliskan catatan singkat. "Aku tidak tahu bagaimana memperbaikinya. Tapi aku tahu aku tidak akan berhenti mencoba. Maaf... karena menyakitimu dengan niat melindungi." — Gallen Malamnya – Markas Sementara Operasi Hamal datang dengan laporan baru. Di dalamnya, informasi detail pergerakan Jupiter, pembicaraan samar lewat kode digital, dan seseorang misterius yang ikut membackup semua langkah Jupiter—belum teridentifikasi. "Perang belum selesai," kata Hamal. Gallen menatap layar, lalu menoleh ke arah jendela. "Tapi aku tahu untuk siapa aku bertarung sekarang…" lirih Gallen. Lan

  • Bintang Kesayangan CEO Tampan    Bab 122 Jangan Menyembunyikan Apapun Dariku

    Gallen berdiri di hadapan Jupiter. Mata mereka saling bertubrukan, seperti dua kutub yang sudah terlalu lama menahan ledakan. "Kalian berdua, kompak," ucap Jupiter menyeringai tipis, bersandar ke meja. "Kamu memang tidak pernah berubah, Gallen. Selalu ingin menjadi penyelamat dunia." "Aku tidak ingin jadi pahlawan. Aku hanya ingin kamu berhenti. Cukup." "Lucu, dari dulu keluarga Pratama selalu bilang ‘cukup’, tapi luka yang mereka tinggalkan tidak pernah selesai," suara Jupiter meninggi. "Kamu hidup enak, punya semua. Aku? Aku hanya punya dendam." Gallen mengepalkan tangan, tapi tetap menahan diri. "Kamu bukan satu-satunya yang hidup dalam bayang-bayang kesalahan masa lalu. Tapi menyakiti orang lain… termasuk Titan, itu bukan jawaban." Jupiter terdiam sejenak, tapi sorot matanya tetap gelap. "Kamu pikir Titan akan tetap tinggal setelah tahu kamu menyembunyikan semua ini?" Gallen terdiam. Dan di luar, Titan berdiri—mendengar cukup banyak dari balik pintu kaca. Bebe

  • Bintang Kesayangan CEO Tampan    Bab 121 Bergerak Perlahan

    Titan mendekati staf kantor Gallen dengan ramah. Ia pura-pura mencari dokumen Gallen, padahal matanya sibuk memperhatikan meja kerja pria itu, mencari petunjuk kecil yang bisa menjelaskan segalanya. Di ruang kerja Gallen, Titan menemukan secarik memo tempel bertuliskan: "Kontrak - JP – finalisasi internal." Titan mengerutkan dahi. "JP?" Saat itulah Hamal masuk. "Dewi Titan? Kamu di sini?" Titan berbalik cepat, menyembunyikan kegugupan. "Oh, aku cuma… cari dokumen syuting yang kata Gallen dibawa ke sini. Tapi…" Hamal tersenyum sopan. "Kalau soal dokumen, sepertinya tidak di sini. Bisa jadi ada di ruang rapat lantai dua." "Oke, aku ke sana deh. Makasih ya." Titan pamit dan keluar. Tapi dalam hatinya, satu huruf itu menggema—JP. Apakah itu singkatan dari Jupiter? Malam hari, Titan di kamarnya. Menatap layar ponselnya. Di tangannya ada potongan info: Jupiter. CEO Alpha Star cadangan? Apa itu maksud dari JP? "Apa kamu tahu sesuatu, Jupiter?" bisiknya sendiri. T

  • Bintang Kesayangan CEO Tampan    Bab 120 Langkah yang Pasti

    Gallen duduk sendiri, mengenakan pakaian kasual elegan. Jam tangannya—dengan perekam kecil di dalamnya—berkilau samar. Jupiter muncul dengan kemeja putih dan kacamata hitam. Ia langsung duduk tanpa basa-basi. "Kalau kamu berniat menarik kembali jabatan CEO itu, lupakan." Gallen menyandarkan tubuh. "Aku tidak tertarik bicara soal jabatan. Aku cuma ingin tahu… apa kamu puas setelah semua ini?" Jupiter menyipitkan mata. "Kalau kamu berniat merayu, sudah terlambat." "Kamu tahu aku tidak bodoh. Kita berdua tahu kamu tidak bergerak sendiri." Jupiter terdiam sejenak. Sorot matanya menusuk. "Kalau kamu sudah tahu… kenapa masih main lembut? Minta saja to the point, Gallen. Kamu ingin tahu siapa di belakangku, kan? Kamu sudah menebaknya—Aries Bagaskara." "Kenapa dia?" Jupiter tertawa pelan. "Karena dia ingin menghentikan anaknya sendiri. Karena Adhara… terlalu jauh menyakiti orang lain. Dan aku… punya dendam sendiri. Jadi kami bekerja sama." Gallen mengangguk pelan, la

  • Bintang Kesayangan CEO Tampan    Bab 119 Kebenaran yang Disembunyikan

    Titan baru selesai syuting malam itu. Rambutnya masih diatur rapi, tapi tubuhnya sudah kelelahan. Namun, pikirannya tak berhenti memutar satu hal: perubahan Gallen. Sudah hampir seminggu Gallen terlihat aneh. Prianya itu masih menyempatkan diri datang, memeluknya, mencium keningnya sebelum Titan berangkat kerja… tapi sorot matanya tidak sama. Ada sesuatu yang ia sembunyikan. Bukan masalah pekerjaan biasa. Ini lebih dalam. Lebih menguras hati. Titan yang duduk di dalam mobil sambil menatap ke luar jendela, akhirnya menoleh pada Galaksi yang duduk di kursi kemudi. "Gal... Gallen kenapa, ya?" Galaksi menoleh singkat. Ekspresinya ikut berubah. "Kamu masih memikirkan itu?" tanya Galaksi. Titan mengangguk pelan. "Aku juga bingung, Dewiku. Kak Gallen tidak cerita apa pun. Ditanya, jawabannya tidak jelas. Kamu merasa juga, kan?" Lagi-lagi Titan mengangguk pelan. "Dia sering melamun. Wajahnya… seperti orang habis kehilangan." "Aku sempat coba cari tahu dari Hamal," Galaksi m

  • Bintang Kesayangan CEO Tampan    Bab 118 Dibalik Bayang-Bayang

    Adhara berdiri di depan cermin, merias wajahnya dengan tangan yang bergetar halus. Namun bukan karena gugup, melainkan karena amarah. Di meja rias, berserakan tumpukan surat kabar, laporan digital, dan salinan chat antara dirinya dan Jupiter—yang dulu ia simpan sebagai jaminan. Ia memandangi pantulan wajahnya, senyumnya getir. "Kamu pikir semua akan selesai hanya karena kamu mundur, Jupiter?" Tangannya meraih ponsel, membuka kontak. Ia menelusuri hingga nama sang Ayah, "Aries Bagaskara" muncul. Jemarinya ragu-ragu… namun akhirnya membatalkan. "Ayah sudah tidak lagi percaya padaku. Bahkan beliau mulai menyelidiki sendiri." Ia bangkit, berjalan ke ruang tengah. Meja makan sudah lama tak disentuh, rumah ini terlalu hening. Tiba-tiba ponselnya berbunyi. Nomor tak dikenal. "Siapa ini?" Suara berat menjawab, "Aku tahu kamu terpojok, Nona Adhara." Adhara membeku. "Kamu siapa?" "Aku bisa bantu menyelamatkanmu… dengan harga yang sesuai." Mata Adhara menyipit. "Jangan coba

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status