Beranda / Romansa / Bintang Kesayangan CEO Tampan / Bab 66 Hah! Rigel Lagi...

Share

Bab 66 Hah! Rigel Lagi...

Penulis: Namaria
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-29 21:10:52

Hari-hari Titan perlahan kembali normal. Klarifikasi yang disampaikan langsung oleh Vega telah membuka mata publik, dan komentar buruk mulai tenggelam di antara dukungan dan pujian. Meski masih ada suara-suara sumbang, tapi Titan memilih fokus pada pekerjaannya. Ia merasa lebih ringan, terutama karena ada Gallen yang tak pernah lelah ada di sisinya.

Di apartemen, Titan sedang duduk di sofa sambil membuka naskah terbaru.

"Aku barusan dapat kabar dari Orion," kata Titan sambil melirik Gallen yang sedang di dapur. "Dia meminta aku main di film barunya. Kamu tahu siapa lawan mainku?"

Gallen berjalan mendekat sambil menyeruput kopi. "Jangan bilang Rigel…"

Titan mengangguk dengan senyum geli. "Iya, Rigel. Kamu pasti senang, kan?"

Gallen mengangkat alis. "Senang banget. Dunia ini sempit," Bicaranya datar.

Titan tertawa pelan. "Tenang, manajerku kan protektif banget. Tidak mungkin membiarkan artisnya punya kesempatan jatuh cinta ke lawan main."

Gallen mendesah dramatis, "Ya iyal
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Bintang Kesayangan CEO Tampan    Bab 70 Bertemu Adhara, Lagi...

    Titan datang dengan gaun elegan, disambut ramah oleh sang produser dan istri. Ia berusaha bersikap hangat meski pikirannya masih belum tenang karena gosip yang belum reda. Galaksi tak kelihatan, entah pergi kemana pria itu? "Selamat ulang tahun," ucap Titan memberi selamat. "Terima kasih Titan. Mana Gallen apa dia tidak ikut?" tanya istri sang produser sembari mencari keberadaan Gallen. "Gallen tidak bisa datang, masih banyak kerjaan." "Ya sudah, nikmati pestanya, ya." Di tengah kerumunan, suara yang sangat ia kenali menyapa. "Wah, aku tidak menyangka kamu juga diundang." Adhara mendekat dengan gelas anggur di tangan, senyumnya dingin. Titan tetap tenang. "Iya, aku juga tidak menyangka kamu juga diundang," Titan menyeringai. Adhara melangkah lebih dekat, matanya menyapu Titan dari atas ke bawah. "Kamu hebat ya. Dibuang orang tua kandung, diangkat anak, sekarang diisukan merusak rumah tangga orang tua angkat." Ia tertawa kecil. "Mungkin itu kenapa kamu dibuang. Kar

  • Bintang Kesayangan CEO Tampan    Bab 69 Sial, Aku Tidak Bisa Tidur

    Esok paginya, Titan membuka mata perlahan. Kepalanya terasa berat dan sedikit berdenyut. Namun, bukan hanya itu yang membuatnya terkejut. Ada sesuatu yang melingkar di pinggangnya—sebuah lengan yang memeluk erat. Titan refleks menoleh. Gallen. Pria itu tertidur lelap di sebelahnya, memeluknya seperti bantal guling. Spontan, Titan menendang Gallen hingga pria itu jatuh tersungkur ke lantai. "Aduh!" Gallen meringis sambil mengusap pantatnya. "Titan, kenapa kamu nendang aku?" Titan duduk tergesa di ranjang, matanya membulat. "Ke… kenapa kamu tidur di ranjangku?!" Gallen bangkit, masih mengerutkan dahi. "Kamu sendiri yang narik aku semalam. Waktu aku mau pulang, kamu merengek minta aku temenin tidur." "Mas… masa sih?" Titan mencoba mengingat, tapi kepalanya malah makin pusing. Tanpa banyak bicara lagi, Gallen beranjak ke kamar mandi. Di bawah guyuran air hangat, ia menghela napas panjang. "Kalau saja aku pria brengsek" pikir Gallen, "Mungkin aku sudah ambil kesempatan tadi

  • Bintang Kesayangan CEO Tampan    Bab 68 Kembali Duduk di Kursi Kebesaran

    Setelah beberapa bulan menikmati kebebasannya, Gallen kembali melangkah ke lobby megah perusahaan yang dulu ia pimpin. Kali ini, bukan dengan tekanan atau beban, tapi dengan semangat baru. Suara tepuk tangan riuh menyambut kehadirannya. Karyawan dari berbagai divisi berdiri di sepanjang lorong, tersenyum dan mengucapkan selamat datang. "Selamat datang kembali, Pak Gallen!" "CEO kebanggaan kami!" Gallen tersenyum, mengangguk sopan ke kiri dan kanan. Galaksi yang berjalan di sebelahnya hanya bisa menghela napas panjang—berulang kali. "Yah... saat aku menggantikan posisi Kakak dulu, kenapa tidak ada sambutan seperti ini sih? Tidak adil," keluh Galaksi dengan nada sok sedih. Gallen melirik adiknya. "Karena kamu datang di waktu yang tidak tepat. Suasananya mencekam, dan waktu kamu menggantikan aku, semua orang berpikir kamu tidak kompeten." "Cih, Itu karena mereka belum mengenalku," Galaksi cemberut. Seluruh ruangan tertawa, termasuk Gallen yang menepuk pundak Galaksi. Suasan

  • Bintang Kesayangan CEO Tampan    Bab 67 Mungkin Sudah Waktunya...

    Hari ini syuting selesai cepat, Titan duduk di kursi make-up, masih bercanda dengan Rigel dan Orion, ketika Gallen menerima panggilan di ponselnya. Ia melihat nama Kakek Pratama tertera di layar. Wajahnya langsung berubah serius. "Ya, Kek?" ucap Gallen pelan, menjauh dari keramaian. Suara dari seberang terdengar tegas dan tanpa basa-basi. "Datanglah ke rumah besar malam ini. Ada hal penting yang harus kita bicarakan. Bawa Galaksi juga." Gallen mengangguk meski tak terlihat. "Baik, Kek." Gallen menggenggam ponselnya erat dengan wajah datar. Kepalanya menoleh ke Titan. Gadis itu masih bercanda dengan Rigel. Helaan napasnya panjang, ada kegelisahan yang ia rasakan. Malam harinya, Gallen datang bersama Galaksi. Gallen dan Galaksi duduk berdampingan di ruang kerja Pratama Wira yang megah dan mencekam. Kakek mereka berdiri di dekat jendela, tangannya bertaut di belakang punggung. "Sudah cukup kalian berdua bermain-main, sekarang sudah saatnya kalian kembali," ucap Pratama W

  • Bintang Kesayangan CEO Tampan    Bab 66 Hah! Rigel Lagi...

    Hari-hari Titan perlahan kembali normal. Klarifikasi yang disampaikan langsung oleh Vega telah membuka mata publik, dan komentar buruk mulai tenggelam di antara dukungan dan pujian. Meski masih ada suara-suara sumbang, tapi Titan memilih fokus pada pekerjaannya. Ia merasa lebih ringan, terutama karena ada Gallen yang tak pernah lelah ada di sisinya. Di apartemen, Titan sedang duduk di sofa sambil membuka naskah terbaru. "Aku barusan dapat kabar dari Orion," kata Titan sambil melirik Gallen yang sedang di dapur. "Dia meminta aku main di film barunya. Kamu tahu siapa lawan mainku?" Gallen berjalan mendekat sambil menyeruput kopi. "Jangan bilang Rigel…" Titan mengangguk dengan senyum geli. "Iya, Rigel. Kamu pasti senang, kan?" Gallen mengangkat alis. "Senang banget. Dunia ini sempit," Bicaranya datar. Titan tertawa pelan. "Tenang, manajerku kan protektif banget. Tidak mungkin membiarkan artisnya punya kesempatan jatuh cinta ke lawan main." Gallen mendesah dramatis, "Ya iyal

  • Bintang Kesayangan CEO Tampan    Bab 65 Lagi-Lagi Gagal

    Setelah menata hatinya dengan bantuan Gallen, Titan akhirnya memutuskan menghadapi publik. Ia berdiri di hadapan puluhan wartawan, mikrofon di depannya, kilatan kamera menyala satu demi satu. Meski gugup, matanya tegas. Senyumnya kecil tapi mantap. "Terima kasih atas waktunya. Saya di sini untuk menyampaikan kebenaran tentang berita yang beredar." Titan mulai menjelaskan dengan suara stabil. Ia tidak menyalahkan siapa pun. Ia hanya ingin menjernihkan keadaan—bahwa hubungan dengan keluarga angkatnya adalah hal yang rumit namun tak seperti yang diberitakan. Dan tiba-tiba… Seorang wanita dan seorang gadis remaja muncul dari balik kerumunan, dikawal oleh Gallen. Titan tercekat. Langkahnya mundur setengah. "Ibu...?" Matanya membelalak lebar. Vega mengangguk pelan sambil tersenyum. Starla ada di sampingnya, wajahnya gugup. Vega mengambil alih mikrofon dari tangan Titan dengan lembut. Sorot mata Vega mengarah ke media. "Nama saya Vega. Saya Ibunya Titan. Tepatnya Ibu angkatny

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status