Share

21. Hujan di Mimpi

Bersamaan dengan teriakan, tangannya yang kuat menggenggam pergelangan tanganku lebih erat dan membalikkan tubuhku dengan mudahnya sehingga kami berdiri berhadapan.

"APA?" bentakku sambil berusaha melepaskan tanganku namun genggamannya lebih kuat.

"Nggak usah childish bisa nggak?" 

"Bukannya lo yang childish? Marah-marah nggak jelas, bahkan di saat gue nggak tahu bikin salah apa. Kalau lo nggak suka sama keberadaan gue, ngomong! Nggak perlu cari-cari alasan sampai bawa nama orang lain. Gue juga udah terbiasa sama penolakan, jadi nggak usah sungkan buat ngusir gue!" Aku menghempaskan tangannya yang mengendur. Menatapnya marah. Dia kira hanya dia saja yang bisa marah? Dia kira aku perempuan lemah?

"Bukan gitu." Ekspresinya melunak. Dia meremas rambut sambil berkata lagi, "Gue bukannya nggak suka sama lo."

"Terus apa? Lo lagi ada masalah dan melampiaskannya ke gue? Gitu? Muka gue emang cocok banget ya buat tempat pelampiasan?"

"Ya Allah, enggak

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status