Share

04. Bertemu Rival

04. Bertemu Rival

“Pal, Nopal.”

“Suttt, Pal.”

“Nopal jelek.”

“Nopal burik.”

“Dasar bocah.”

Panggilan-panggilan terus dilayangkan oleh Bulan kepada Naufal yang main game online di benda pipihnya tanpa merasa di ganggu. Naufal hanya berpura-pura tidak mendengarkan, karena Bulan memanggil namanya tidak benar. Bulan meninggalkan Naufal, berlalu pergi ke kamar sahabatnya.

Ia Gabut.

Bulan langsung membuka pintu kamar Bintang tanpa mengetuk terlebih dahulu, ia sudah terbiasa. Bulan memunculkan kepalanya terlebih dulu dan ternyata tidak ada penghuninya. Bulan langsung masuk lalu merebahkan tubuhnya ke kasur empuk dengan terlentang menatap langit atap.

Ceklek...

Pintu kamar mandi menampilkan Bintang yang hanya berbalutan handuk dan menampilkan dada bidangnya dengan rambut basah acak-acakan membuat Bulan menatap cengo. Bintang tersadar saat ada bantal yang terkena di mukanya.

“HUWAAA... MATA BULAN UDAH GAK SUCI LAGI...” Teriak Bulan kencang langsung didekap oleh tangan Bintang agar diam.

“Lo ngapain kesini, hm?” Tanya Bintang membuat Bulan diam dan menatapnya lekat.

Bintang melepaskan tangan kekarnya dari mulut Bulan dan menaikkan satu alisnya menggoda tersenyum mengejek. Bulan yang mendapat itu menepuk lengan Bintang dengan keras membuat Bintang sedikit bergerak.

“Pilihin gua baju.” Pinta Bintang kepada Bulan yang memberikan kedua jempolnya dan berdiri ke almari.

Bulan membuka almari lalu memilih baju-baju yang akan dipakai Bintang agar cocok. telunjuknya ia taruh di dagu dengan gaya memikir membuat Bintang yang melihat tersenyum dan menghampiri.

“Nah, dapat.” Pekik Bulan senang dan Bintang langsung mengacak rambut dengan gemas lalu dibalas senyuman manis dari Bulan.

Bulan memberikan kaos hitam bertulis Supreme dan celana jens hitam. langsung diterima dengan senang hati oleh Bintang. pergi ke kamar mandi lagi dan Bulan duduk di depan kaca yang banyak sekali parfum mahal punya Bintang berbagai macam. Bulan merapihkan tatanan rambut yang tergerai dan poni nya.

Tanpa sadar, disebelah Bulan sudah ada Bintang yang menatapnya.

“Lo gerah?” Tanya Bintang membuat Bulan terlonjak kaget menatap kesal dan dibalas senyum.

“Sebenarnya sih, tapi Gua gak bawa ikat rambut.” Jawab Bulan dengan geleng-geleng kepala.

Bintang tidak menjawab, ia langsung menarik rambut panjang Bulan dan mengikat dengan ikat rambut kecil bewarna hitam membuat Bulan tersenyum di depan kaca. Bulan sangatlah senang dengan pantulan di kaca dirinya dan Bintang.

“Udah.” Ujar Bintang memegang kedua bahu Bulan dengan melihat pantulan di kaca.

“Terima kasih, My sahabat.” Ujar Bulan lembut dengan tersenyum tulus dan menyebar di Bintang yang ikut tersenyum juga.

“Stok keripik singkong Lo masih ada atau sudah habis?” Tanya Bintang mengalihkan pembicaraannya.

“Emm... dibuat habis aja lah.” Jawab Bulan terkekeh melihat Bintang menampilkan muka datar.

Bintang menyentil kening Bulan, “dasar. yok beli, Gua traktir.” Ujarnya.

“Cus... berangkat.” Ajak Bulan menarik lengan Bintang keluar dari kamarnya.

Bintang dan Bulan berjalan menuju Supermarket terdekat dengan permintaan Bulan. katanya sekali-kali merasakan hidup zaman dulu tanpa kendaraan. Bulan bersenandung kecil dengan menggoyangkan tangan yang tidak digenggam oleh Bintang.

Mereka berdua telah sampai di tujuannya. tapi, Bintang meninggalkan Bulan di tempat duduk depan supermarket  untuk pergi mengambil uang yang ada di Atm. tiba-tiba ada yang menepuk pundak Bulan dengan keras membuat si empu kaget.

“Serahin dompet dan barang berharga Lo, atau Lo pilih mati.” ujar Seseorang membuat Bulan menoleh kearahnya.

“BANG ALI...” teriak Bulan senang dan langsung memeluknya hingga semua menatap mereka.

Yang dipanggil Ali kaget, ternyata targetnya ialah Bulan Purnama Sugeng yang baginya sangat ngeselin. ia malu saat menjadi pusat perhatian.

“Bulan.” panggil Bintang membuat pelukan mereka terlepas.

“Bin, ada bang Ali.” ujar Bulan.

Bintang menoleh kearah orang berbadan besar dengan memakai jaket biru laut sobek-sobek yang cengengesan. Bintang langsung bersalaman ala laki-laki dan dapat perlakuan baik.

“Lo masih sama bocah ingusan ini?” tanya Ali sambil mengejek Bulan.

Bintang menoleh Bulan yang cemberut dengan melototkan matanya dan Bintang mengangguk pertanyaan dari Ali sambil mengelus rambut Bulan. Ali mendengkus kesal melihat keduanya dan dibalas oleh Bulan menjulurkan lidahnya lalu menarik lengan Bintang untuk masuk ke supermarket.

“Dah bang Ali...” teriak Bulan melambaikan tangannya.

Bintang hanya mengangguk buat pamit. Ali makin kesal dengan bocah ingusan Bulan.

“Awas kau bocah ingusan, akan ku balas.” ujar Ali tertawa pelan hingga tidak ada yang tau.

Ali adalah teman dari Lano, keduanya adalah pelatih Bintang dan Bulan. hingga Ali pergi ke luar kota dan baru sekarang pulang malah bertemu dengan bocah ingusan. saat Bulan dan Ali bertemu maka terjadi pertengkaran ataupun perledekan. Ali telah menganggap Bulan adalah adeknya, jadi ia tidak masalah bila seperti itu.

***

Bintang mendorong trolli yang berisikan keripik singkong banyak sekali hingga menumpuk, Bintang hanya bisa sabar menghadapi sang sahabat. saat Bulan ingin berjalan tiba-tiba dirinya menabrak seseorang membuatnya jatuh ke belakang, dan untungnya Bintang sigap menangkap Bulan hingga jatuh ke pelukannya.

Bulan berdiri di bantu Bintang dan menatap si penabrak. tak tau dengan emosi Bulan yang meletup ingin di keluarkan.

“Kalau jalan itu, lihat-lihat bego.” cibir Bulan dengan menunjuk wajah yang berada di depannya.

Bintang mengelus lengan Bulan agar menenangkan emosinya. tapi, hanya sia-sia belaka.

“Heh, Lo itu yang nabrak Gua dan Lo juga marah-marah ke Gua. dasar BEGO.” sungut seorang itu dengan emosi  juga.

Tangan Bulan mengepal sangat erat, amarah nya sudah di puncak.

Bugh...

Bogeman mentah dari Bulan kearah pelipis seorang itu hingga membuatnya mengeluarkan darah. semua pengunjung supermarket menatap mereka. Bulan tidak terganggu dengan tatapan pengunjung. seorang itu merasa malu saat Bulan memukulnya, harga dirinya sudah di injak-injak dengan Bulan.

“Dasar, Rival tak tau diri Lo, Ciko.” cemooh Bulan saat tangannya di tarik oleh Bintang.

Ciko adalah Rival atau musuh dari Bulzigh ataupun Bilgosh. Ciko mempunyai geng bernama Cancer yang sering membuat onar dan selalu saja kalah. Ciko anak SMA SURELLA yang berada disamping SMA DARMA.

Bintang langsung menuju kasir lalu membayar belanjaannya dengan cepat. keduanya sudah berada di luar supermarket dan pergi ke taman duduk di kursi panjang bewarna putih tulang. setelah mereka duduk, Bintang langsung memeluk Bulan dari arah samping membuat si empu menoleh. 

Bintang menatap Bulan dengan tatapan khawatir dan lembut membuat Bulan nyaman menatap mata itu. Bulan memegang pipi kiri Bintang dan mengelus lembut hingga Bintang memejamkan matanya menikmati usapan kecil dari Bulan.

“Terima kasih, Bintang.” ucap Bulan.

Bulan mendekat hingga kening mereka menempel satu sama lain, Bintang membuka mata dan ia sangat terpana dengan mata indah Bulan yang membuatnya nyaman.

Bulan mengalungkan tangan nya ke leher Bintang dengan senyuman manis. Bintang menampilkan senyum sangat menawan dan tidak pernah ia lihatkan ke siapapun sambil mengeratkan ke pinggang Bulan, Bulan yang melihat senyuman Bintang membuat jantungnya berdetak tak karuan.

Bintang menjawil hidung Bulan membuatnya kesal dan cemberut.

“Di senyumin doang aja, jantung Lo udah gak kuat, hahaha.” tawa Bintang sangat mengejek bagi Bulan.

“Ngeselin Lo, Bintang Sebastian Darmawan.” teriak Bulan.

Bintang yang mendengar itu langsung berlari sambil membawa belanjaan nya, dirinya tidak mau dapat amukkan dari sang singa betina. Bulan terus mengejar Bintang dengan teriak.

“Cancer akan balas dendam.” gumam seseorang di balik pohon sambil menatap punggung Bulan dan Bintang.

_________________________________

Follow I*******m : sayyidamita

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status