Share

03. BILGOSH vs BULZIGH

03. BILGOSH vs BULZIGH

“EKHEM.” Deheman keras seseorang membuat mereka berdua terlonjak kaget dan mencari suara itu. dan saat melihat kearah belakangm mendapati sahabat-sahabat laknatnya dengan tersenyum jahil.

Bulan memutar bola matanya malas melihat sahabat-sahabat nya yang seperti kambing yang lagi mengamuk. ia malas meladeni godaan dari mereka yang tidak bermutu.

“Kalian berdua bolos ye?” Tanya Danil dengan menunjuk kearah keduanya dengan bergantian.

“Gak!” Jawab keduanya kompak dengan wajah datar menahan ke-kesalan.

“Kalian di hukum pak Anu, ye?” Tanya Lica memincingkan dengan senyum menggoda.

“Ye.” Lagi-lagi keduanya menjawab bersamaan.

“Kalian, yang bikin pak Anu marah-marah ye?” Tanya Andra.

“Ye.” Jawab nya dengan kompak lagi.

“BANGSAT, BERARTI KALIAN YANG BIKIN PAK ANU NGAMOK KAYA MONYET BETINA.” Teriak Naya keras dengan berkacak pinggang berwajah merah karena kesal.

Semua refleks menutup telinga dengan kedua tangan nya, karena teriakan Naya tidak main-main kencang nya. toa masjid aja sudah kalah. semua menatap Naya kesal dan dibalas hanya menampilkan gigi putihnya.

“Diem, cewek murahan.” Hina Danal kembaran nya Danil dengan bermuka datar dan dingin.

Sangat pedas sekali ucapanmu!

Bugh.

Bogeman mentah dilayangkan ke pipi Danal dengan keras dan belum siap, membuatnya tersungkur ke bawah lalu memegangi pipi nya yang lebam bewarna merah. semua terkejut dengan tindakan itu yang cepat. Danil langsung membantu sang adek untuk berdiri.

“Lo udah se-enaknya Dan, gak akan gua biarin Lo hina sahabat gua. Camkan itu.” Cemooh Bulan dengan menunjuk wadah Danal dengan kepalan tangan kanan nya yang sudah mengerat hingga menimbulkan nadi nya.

Semua disana tidak ada yang berani mencegahnya saat melihat Bulan yang sangat marah. Danal melihat itu terdiam.

“Lo—“

“DANAL.” Bentak Bintang memotong ucapan Danal dengan emosi nya.

Danal yang dipanggil sangat kaget dengan bentakan Bintang, dan yang lainnya juga kaget dan tiba-tiba aura disekelilingnya menyeramkan. Danal langsung menurunkan kepalan tangannya dengan kasar.

“Bul, untung Lo cewek dan sahabatnya Bintang. kalau tidak, habis Lo di tangan Gua.” Hina Danal dengan muka merah.

“E-eh, udah lah. kembaran gua yang paling jelek sendiri. Bulan juga temen lo, cuy.” Ujar Danil sambil mengelus lengan kembarannya dan mencairkan suasana agar tidak mencengkam.

Danal menunjuk Naya yang menunduk saja, “Ini semua gara-gara Lo, cewek murahan.” Tunjuknya.

Ke tiga cewek makin kesal dan mengepalkan kedua tangan nya, emosi nya sudah memuncak di ubun-ubun untuk mau keluar.

“Dasar kutub es, kita semua juga tau kalau Lo itu mantannya Naya.” Cemooh Lala dengan nada tinggi sambil menunjuk diwajah Danal yang kaget dan ketiga temannya juga.

Bulan yang melihat itu tersenyum miring dengan melipatkan kedua tangan di depan dada. Danal dan Naya sudah berpacaran dari kelas satu SMP dan membuat mereka putus adalah Danal tidak mau LDR saat sudah lulus lalu menempuh SMA. ternyata takdir mempertemukan mereka kembali di SMA.

“Sangat mengenaskan, putus hanya gara-gara tak mau LDR. dan lihat sekarang, kalian di pertemukan lagi. tapi, dari salah satu kalian sudah membenci. Naya sudah benci sama Lo, Danal.” Ujar Bulan membuat semua kaget kecuali ketiga sahabatnya.

Ketiga cowok yang berada di depannya sangat kaget dan menoleh kearah Danal yang menatap Naya kosong.

“Kita diam, saat Lo jelek-jelekin Naya.” Ujar Lisa melipatkan kedua tangan di depan dada.

“Meskipun Gua sahabat nya Bintang, tapi kalau sahabatnya Bintang nyakitin sahabat Gua. Gua gak segan-segan hadapi Lo kaya musuh.”  Ujar Bulan menampilkan muka datarnya. 

“Bulan.” Gertak Bintang memegang tangan Bulan dengan erat.

“Lo diem, Bin.” ujar Bulan geram.

“Udah Bul, yok ke kelas.” ajak Naya kepada Bulan yang ingin bertindak.

“Gak bisa gitu Nay, Danal udah keterlaluan selama ini.” bukan Bulan yang bilang tapi Lala dengan emosi membuat Naya gelagapan sendiri.

“Udah... yok.” Ajak Naya merangkul pundak sahabat-sahabatnya, tapi malah mereka tepis. 

“Tunggu, Nay.” Cegah Bulan.

“Apalagi sih, Bul.” 

“Pegang, Naya.” Perintah Bulan membuat Naya makin khawatir dengan Danal.

Naya terus memberontak dari pegangan tangan Lala dan Lisa yang sangat erat. Naya sangat khawatir dengan Danal yang hanya diam menatap nya. Bulan melirik Naya yang ingin dilepaskan membuatnya menghela nafas kasar.

Bulan maju selangkah yang sudah berada di depan Danal dan mendongakkan wajahnya agar bisa menatap Danal. Bulan menampilkan senyum smirk nya dengan bangga dan menyeramkan tentunya. Semua yang disana ketakutan melihatnya, kecuali Bintang yang hanya khawatir dengan Bulan dan menebak-nebak apa yang akan dilakukan sang sahabatnya.

“GUA, BULAN PURNAMA  SUGENG KETUA DARI BULZIGH, MENANTANG BILGOSH BERANTEM SEPULANG SEKOLAH DI LAPANGAN BANTENG.”  Teriak Bulan lantang membuat semua murid menganga kaget dengan ucapannya yang sangat aneh. 

“Bulan, apa-apaan sih lo.” Gertak Bintang kesal dengan menarik Bulan kedepannya. 

Bulan hanya memandang datar kearahnya membuat Bintang mengusap wajahnya dengan telapak tangan kanan kasar.

“Udah jelas Bin, nanti pulang sekolah. jangan sampai Papa sama Ayah tau. kita berantem secara sehat, jangan ada yang membawa senjata. Paham Bintang. Sebastian. Darmawan. Ketua.  Bilgosh." ujar Bulan dengan senyum manis nya dan punuh penekanan nya.

“Gak ada berantem antara Bilgosh sama Bulzigh.” Ujar Bintang dengan Tegas tanpa mempedulikan raut wajah Bulan.

“Maybe? Cabut.” Ujar Bulan meninggalkan keempat cowok yang masih syok dan yang dipikirkan.

“Bulan apa-apaan, gak ada sejarah nya Bilgosh sama Bulzigh berantem.” Gerutu Andra menjambak rambut nya frustasi.

“Bin, bilang ke Papa Lo, cepat.” Gusar Danil.

“Bulan tadi ngomong apa? gak boleh ngomong ke Papa nya Bintang kan.” Sahut Danal datar. 

Bintang yang mendengarkan itu membuatnya makin bingung dan mengepalkan tangannya. Bintang menyugar rambutnya ke belakang dengan mengusap keringat yang ada di dahi nya.

“Arrggghhhhh.....” Pekik Bintang meraup wajah nya frustasi.

***

Di dalam kelas XI IPA-1 sangatlah berisik dan ramai, sangat berbeda dengan ucapan orang-orang kelas IPA-1 akan sunyi dan kebanyakan anak ambisius. kelas ini berbeda. mereka lebih mementingkan Solidaritas.

Danil berlari ke depan papan tulis dengan membawa sapu bersama Lala dan Lisa. yang lainnya menatap bingung kearahnya.

“Bul, yok main.” Ajak Danil kepada Bulan yang lagi fokus main hp bersama Naya.

“Ayok, cus.” Jawab Bulan santai.

Bulan langsung pergi ke tempat duduk Bintang, dia memberikan benda pipih ke Bintang dan diterima dengan baik. Bulan sudah kebiasaan dengan itu. ia langsung menyambar buku tulis lalu melipatnya menjadikan sebuah mic dan pergi kearah Danil, Lala, dan Lisa.

“Ndra, dance woy.” Teriak Bulan dan dihadiahi dengan jempolan dari sang nama.

“Satu... Dua... Tiga... Mulai.” Seruan kencang dari yang lainnya.

“TERPESONA... AKU TERPESONA...”

“TAREK SIS...”

“SEMONGKO...” 

“BODO AMAT.”

“HOK A HOK E.”

“ASEKKKKK.... SLERRR...”

Nyanyian dan sahutan sangatlah bercampur aduk, tawa dari semua memenuhi kelas unggulan dengan kencang.

Bintang hanya fokus melihat kearah Bulan yang sedang tertawa lepas dan menari gak jelas, membuatnya tersenyum tipis sampai tak terlihat. bila semua mengatakan kalau Bulan yang beruntung mendapatkan Bintang, itu salah baginya. yang benar adalah Bintang sangat beruntung mendapatkan Bulan. Dari kecil bila ada Bulan disitu pasti ada Bintang, dan juga sebaliknya.

Kring... Kring...

Bel pulang berbunyi membuat Bintang menatap atap atas dengan membayangkan apa yang akan terjadi. Bintang beralih menatap Bulan yang memasang wajah datar membersihkan buku-buku yang ada di atas meja. Bintang menghela nafas kasar dengan meraup wajahnya.

“Masa, Gua harus lawan sama sahabat yang Gua sayang dan Gua jaga.” Gumam Bintang menatap Bulan yang membersihkan alat tulisnya. 

“Kalau Gua ngalah, dia bakalan marah. kalau Gua lawan, Gua yang akan merasa bersalah. gimana?” Sambungnya sambil menarik rambutnya. 

Bintang membersihkan alat tulisnya dan saat tangan nya menggenggam benda pipih ia menatap sendu. benda pipih itu mempunyai Bulan sang sahabat yang akan ia lawan. Bintang makin bingung dengan keputusan yang diambil Bulan.

“Bin, lawan Gua kaya musuh Lo ya.” Tiba-tiba Bulan menghampiri  Bintang dengan mengucapkan kata itu membuat Bintang menatapnya lekat. 

“Gua, gak mau.” tolak Bintang mentah-mentah dengan geleng-geleng kepala. 

“Gua bakalan marah kalau Lo remehin gua, kita sama-sama berguru di Ayah. jadi, Lo inget visi misi Ayah kan. BULZIGH tungguin BILGOSH di lapangan banteng, Gua cabut Bin.” Ujar Bulan melengang pergi membuat Bintang lagi-lagi menjambak rambut nya. 

***

Dua geng berhadapan dengan wajah sengitnya kecuali Bintang yang datar sambil menatap Bulan. Bulan membenarkan sliyer bertulis BULZIGH dengan menatap musuh dengan wajah menyeramkan membuat Danil dan Andra meneguk ludah nya kasar sambil tatap-tatapan.

“SERANG....” Perintah Bulan langsung maju menyerang geng Bilgosh dengan garang. 

Anggota Bulzigh semua cewek, tapi itu tidak membuat mereka gentar. Semua cewek Bulzigh setara dengan kekuatan cowok-cowok. Bulan melawan Bintang yang sama-sama garang tidak mau kalah. 

Bugh! 

Bugh! 

Bugh! 

Pukulan demi pukulan mendarat ke satu sama lain tanpa belas kasih, di mata keduanya hanya musuh yang ada di depan nya. Tidak ada sahabat yang lembut dan perhatian. Darah meluncur di pelipis Bulan, dan Bintang berdarah di hidung nya.  Pertengkaran terus berlanjut tanpa berhenti, hingga tiba-tiba. 

Dor! 

Suara tembak ke arah langit dengan kencang, antara geng keduanya menoleh siapa yang menembak. Semua kaget saat melihat Lano, Amar, Ina, dan Naufal dengan wajah datar kecuali Mama Ina yang sangat khawatir.

"astagfirullah..." pekik Ina - mamanya Bintang dan Naufal dengan khawatir.

Saat ingin menghampiri keduanya yang menunduk, langsung di cegah oleh sang bocah Naufal dengan menggeleng kepala sambil menunjuk kearah Papa Amar dan Ayah Lano.

Amar dan Lano menghampiri sang anak yang masih menyembunyikan wajah nya. dengan muka datar dan berjalan lurus menatap sang anak.

Bugh! 

Plak! 

Bogeman dari Amar kearah Bintang, dan tamparan dari Lano kearah Bulan. Hingga membuat keduanya menoleh menatap satu sama lain. 

“Lihat, lihat.” Suruh Lano kepada kedua nya. 

“Bilgosh sama Bulzigh kita ciptakan bukan buat berantem satu sama lain yang hanya masalah sepele ini.” Ucapan Amar membuat mereka diam menunduk takut.

“Naya dan Danal bisa selesaikan baik-baik tanpa perlu berantem kaya gini, sekarang kalian semua berpelukan satu sama lain.” Ujar Lano tegas dan langsung dilaksanakan yang lain nya.

Bintang merentangkan tangan nya agar Bulan masuk ke pelukan nya dengan senyuman manis nya.  Bulan langsung memeluk Bintang erat seperti  tidak ingin terlepas, membuat orang tua tersenyum dan juga si bocah Naufal. 

“Maafin Gua Bin, maaf.” Ujar Bulan pelan di dalam pelukan hangat Bintang. 

“Udah, Gua maafin kok.” Elus Bintang ke rambut Bulan yang panjang sambil menghirup aroma strowbery.

“Sekarang kalian semua pulang, Bulan sama Bintang pulang sama Ayah.” Ujar Lano dapat anggukan kepala dari mereka semua dan melengang pergi. 

“Kita duluan ya.” Pamit Naya sambil melambaikan tangan kanan kearah Bulan yang berada dipelukan Bintang. 

“Dah... hati-hati.” Balas Bulan kepada yang lainnya. 

“Lo itu yang hati-hati, whahaha.” Teriak Lisa membuat Bulan mendengkus kesal. 

Bintang hanya tersenyum kecil sambil meraup wajah Bulan yang cemberut. Lalu Bintang meminting leher Bulan seperti meminting kucing, membuat Bulan semakin kesal.

“Lucu.” Batin nya.

***

Kedua manusia berbeda gender sedang duduk di meja bundar yang disamping mereka ada Amar, Lano, Ina, dan bocah Naufal. wajah keduanya sudah berkeringat dingin saat ditatap datar oleh mereka, membuat keduanya hanya bisa menundukkan kepala dan menatap lantai yang bewarna maroon.

“Habis obati luka, kalian berdua bersihkan kamarnya kita sebagai hukuman dan latihan bela diri Ayah tambah.” Tegas Lano dengan bermuka datar dan hanya di jawab anggukkan kepala dari Bintang ataupun Bulan.

Naufal tersenyum senang saat ada yang akan membersihkan kamarnya yang seperti kandang kambing. sangat berantakkan dan kotor. berbeda dengan Bulan yang kesal kepada sang ayah dengan menambahkan latihan bela dirinya, padahal dirinya habis menguras keringat dan belum istirahat. malah mendapatkan hukuman sangat double bagi dirinya.

Bintang yang melihat sahabatnya kesal itu tersenyum manis dan mengelus rambutnya dengan lembut membuat ketiga dewasa dan satu bocah memutar bola matanya malas, selalu saja seperti itu.

Bulan yang melihat itu, menjulurkan lidahnya mengejek dan menarik tangan Bintang berlari ke kamar Bintang tanpa mempedulikan teriakan mereka kesal. Bulan langsung menutup pintu Bintang lalu menguncinya dan berjalan santai ke kasur empuk untuk merebahkan tubuhnya.

“Bul, kita belum ngerjain hukumannya.” Bintang menggoyangkan tubuh Bulan dengan sedikit kencang membuatnya duduk menghadap ke Bintang.

“Bin, denger ya. Lo lupa hah sama kamarnya Nopal? tuh bocah kamarnya kaya kambing hitam, berantakkan kotor pula.” Ujar Bulan menjelaskan kepada Bintang dengan sedikit gerakkan tubuh membuatnya terlihat lucu.

Bintang tak kuat dengan ke-lucuan Bulan, ia langsung mengacak rambut Bulan dengan gemas membuat si empu kesal dan melototkan matanya. Bintang langsung memeluk Bulan sangat erat tanpa mau melepaskanya.

“Bin-tang, se-sak.” Bintang langsung sedikit melonggarkan pelukannya tanpa melepaskan Bulan dari dekapannya.

Bintang mengelus rambut Bulan dengan lembut dan mengecup kening Bulan sambil memejamkan matanya dan juga Bulan sama memejamkan matanya.

“Bintang hanya untuk Bulan.” Ujar Bintang yang dapat di dengar Bulan.

____________________________________

Follow I*******m : sayyidamita

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status