Share

BCM Bab 7

Setelah kejadian itu Ardy dan Anggun menjadi semakin canggung bila bertemu. Bila mengingat kejadian malam itu Anggun merasa sangat malu. Ardy memperlihatkan rekaman video malam itu, bagaimana dia begitu liar menggoda Ardy. 

.....

Hari ini Anggun meminta ijin kepada kepala pengurus rumah untuk pergi ke kos yang selama ini dia tempati. Anggun berencana akan berkemas dan mengosongkan kamar kos nya dan akan menemui Rama untuk memutuskan hubungan mereka. 

Pagi itu Anggun pergi dari rumah mewah itu menggunakan kendaraan umum. Sesampainya di kos, Anggun langsung beres-beres barangnya yang hanya sedikit karena sebagian pakaian sudah dia bawa di rumah tempat dia bekerja. Setelah selesai dia berpamitan kepada pemilik kos itu dan mengembalikan kunci kamar tersebut. Lalu dengan berjalan kaki menuju apartemen Rama berbekal alamat yang pernah diberikan kepadanya.

Anggun sudah menelan Rama berkali-kali namun tidak diangkat-angkat.

"Permisi pak, numpang tanya bapak Ramadhan Setiawan tinggal di lantai berapa?" Tanya Anggun kepada satpam apartemen tersebut.

"Nona ini siapa ya? Nona bisa langsung menelpon untuk bertanya hal tersebut. Saya tidak bisa memberikan informasi mengenai penghuni apartemen ini." Jawab satpam enggan memberitahukan informasi mengenai penghuni apartemen yang dia jaga.

"Saya saudaranya. Saya baru datang dari luar kota. Saya sudah berkali-kali mencoba menghubungi nomor ponselnya tapi tidak diangkat-angkat." Jawab Anggun dengan menunjukkan rasa lelahnya seolah telah melakukan perjalanan jauh.

Satpam yang melihat itu merasa kasihan lalu memberitahukan bahwa bapak Rama tinggal di lantai 8 nomor 808.

Sesampainya di depan apartemen Rama, Anggun akan memencet bel yang ada di depan tetapi dia melihat pintunya tidak tertutup dengan sempurna dan langsung masuk.

"Dasar ceroboh, bagaimana kalau ada maling yang masuk." Monolog Anggun.

Ketika berada di ruang tamu, dia mendengar ada suara desahan di dalam kamar yang pintunya hanya tertutup setengah. Anggun berjalan mendekati kamar itu dan melihat Rama telanjang bulat bersama dengan seorang wanita yang berada di bawahnya sedang melakukan hubungan intim.

"Sshhh.. sshhh... Ahhhh...."

"Sshhh.. sshhh... Ahhhh...."

"Sshhh.. sshhh... Ahhhh...."

"Keluar bersama babe"

"Ahhhh"

Suara itu menggema bersahut-sahutan.

"Bagaimana hubunganmu dengan perempuan desa itu? Siapa namanya? Tanya Luna.

"Aku hanya memanfaatkannya saja. Tidak ada hubungan apa-apa. Namanya Anggun."

Anggun yang merasa geram lalu mendorong keras pintu kamar itu. 

"Dasar penghianat. Ternyata kamu hanya memanfaatkan ku. Aku hanya gadis desa, untuk apa memanfaatkan aku?" Geram Anggun.

"A..a..Anggun.."ucap gagap Rama karena terkejut dan segera memakai celana boxernya. Luna yang juga terkejut langsung menutup tubuh telanjangnya dengan menarik selimut.

"Ini hanya salah paham. Aku bisa jelaskan."Rama berkata sambil mencoba menggenggam tangan Anggun.

"Kamu pikir aku tuli? Aku mendengar semua yang kalian bicarakan. Mulai detik ini kita sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi." Geram Anggun lalu melangkah pergi dari apartemen itu. 

Rama yang melihat Anggun akan pergi, segera menyusulnya.

Brakkkk...

Pintu tertutup dengan keras tepat dihadapan Rama. Rama mengurungkan niatnya mengejar Anggun yang sedang emosi karena saat ini dia hanya mengenakan celana boxer saja.

Anggun pergi dari sana dengan hati yang geram. Ternyata selama ini dia dibohongi. Sakit hati rasanya dimanfaatkan oleh orang yang dikasihinya.

"Aku tidak boleh menangis. Aku harus bisa membuka hatiku untuk tuan Ardy. Rama adalah masa lalu dan tidak pantas untuk ditangisi." Anggun sangat kecewa dengan Rama.

Anggun pulang menuju rumah tuan Ardy.

Di dalam rumah Ardy sudah menunggunya untuk pergi bersama.

"Letakkan semua barang-barangmu lalu ikut denganku sekarang." Ucap Ardy.

Anggun segera melakukan semua perintah Ardy lalu masuk ke mobil di bagian penumpang bersama Ardy. Di belakang kemudi ada supir dan Rayhan duduk disampingnya.

"Kita mau ke mana tuan?" Tanya Anggun.

"Mulai saat ini jangan panggil 'tuan' lagi."ucap Ardy.

"Lalu saya harus panggil apa?" 

"Apa saja selain tuan."

"Tapi saya tidak tahu harus memanggil apa, lagipula saya terbiasa memanggil anda 'tuan'."

"Panggil mas saja." Ucap Ardy kaku.

Mobil mulai berhenti di depan gedung bertingkat. Ya itu adalah kantor perusahaan milik Ardy. Ardy turun dari mobilnya dan Anggun mengikutinya dari belakang.

"Kak Ardy... Kak Ardy.. tunggu aku." Teriak seorang wanita yang sedang berlari menuju ke arahnya. Ardy tahu ada yang berteriak memanggil namanya hanya acuh dan terus berjalan menuju lift khusus dan menunggu pintu lift terbuka.

Wanita itu terus berlarih, sesampainya di hadapan Ardy wanita itu langsung memeluknya dan berkata "kangen sama kakak."

Ardy melihat dengan tatapan dingin wanita itu saat tangan wanita itu melingkar di lengannya.

"Ini di kantor bukan di hutan." Ucap Ardy dengan menepis kasar tangan wanita itu.

"Kakak sudah lama kita tidak ketemu. Pagi ini aku dan mama baru sampai ke kota ini dan aku langsung menemuimu." Kata wanita yang bernama Wulan dengan manja.

Wulan adalah kerabat jauh Ardy yang telah lama menyukainya. Ardy tahu bahwa Wulan menyukainya dan tidak pernah menanggapi sikap Wulan. 

Ketika pintu lift terbuka mereka berempat masuk lift khusus dan bodyguard masuk ke lift karyawan.

"Kenapa kamu masuk lift ini? Bukankah kamu hanya karyawan biasa? Lift untuk karyawan ada di sebelah sana." Ucap Wulan sombong.

Anggun hanya bisa menundukkan kepada seraya berjalan keluar lift. Namun sebelum keluar tangannya dicekal tangan Ardy.

"Apa hakmu mengatur siapa yang boleh naik lift ini? Aku yang menginginkan dia berada di sini. Kalau kamu merasa terganggu silahkan keluar." Ucap dingin Ardy kepada Wulan.

"Kakak... Mengapa kamu membelanya?"ucap manja Wulan sambil menggenggam erat tangan Ardy.

"Lepaskan. Kalau tidak keperluan silahkan keluar." Tegas Ardy.

 "Aku ingin bicara denganmu kak. Tentu saja aku ada perlu denganmu." 

"Kalau begitu diamlah dan jangan banyak tingkah di sini." Ucap acuh Ardy dan pintu lift tertutup.

Setelah keluar dari lift, Ardy, Rayhan, Anggun dan Wulan berjalan bersama-sama menuju ruangan CEO. Sampai di depan ruangan, sekertaris Ardy yang bernama Maya berdiri menyapa pemilik perusahaan itu lalu berjalan masuk ke ruangan mengikuti Rayhan dan membacakan agenda untuk hari ini. Setelah itu Maya keluar dari ruangan itu. 

"Kamu mau bicara apa denganku?" Tanya Ardy kepada Wulan.

"Aku ingin bekerja di perusahaanmu kak."

"Untuk apa bekerja disini? Kamu seharusnya bekerja membantu di perusahaan papamu."

"Karena aku ingin dekat dengan kakak."

"Tidak ada lowongan pekerjaan untuk saat ini. Pergilah aku masih banyak pekerjaan. Kau sudah tahu pintu keluar bukan?" Ucap Ardy yang sudah tidak sabar menghadapi tingkah manja Wulan.

Wulan yang mendengar itu merasa jengkel menghentak-hentakkan kakinya beberapa kali lalu keluar.

"Aku pasti mendapatkannya. Aku harus minta tolong mama dan Tante."ucap Wulan di luar ruangan.

"Aku sudah mendaftarkan kamu untuk ujian  paket c lalu kuliah. Ini adalah buku-buku yang harus kau baca." Ucap Ardy kepada Anggun dan memberikan buku-buku untuk dipelajarinya.

"Rayhan akan membantumu untuk mengurus segala keperluanmu untuk mengerjai paket c dan kuliahmu." Tambah Ardy.

Anggun hanya terbengong dan merasa tidak percaya atas perhatian Ardy kepada dirinya.

"Kenapa diam saja?"

Anggun tersadar dari lamunannya dan berkata "Baik tu..eh...mas, aku akan belajar sungguh-sungguh. Terima kasih." Ucap Anggun.

" Duduklah di sana dan belajarlah." Perintah Ardy seraya menunjuk sudut ruangan dalam ruangan yang sama dengan Ardy. Ardy telah memerintahkan Rayhan untuk menambah meja dan kursi di dalam ruangannya.

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Sri Wahyuni
cerita nya menarik .. gak bertele2... tapi sumpah .. poinnya mahal kali lah .........
goodnovel comment avatar
Yudha Rahayu
ceritanya menarik, to the point, makin top klu ceritanya gak lebih dr 100 bab
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status