Share

Bab 3

Apa yang ditakutkan Rania benar-benar terjadi. Reynald meminta ganti rugi kepadanya. Rania menghela napas sejenak. Wanita itu sudah lelah meladeni Reynald. Rania juga harus segera bergegas ke tempat kerjanya agar ia tidak terlambat.

Rania kemudian mengeluarkan dompetnya dan menyerahkan dua lembar uang berwarna hijau dan oren kepada Reynald. Hanya itulah ganti rugi yang bisa Rania berikan untuk pria cerewet di hadapannya.

"Ini, Mas. Anggap aja buat ganti biaya laundry jas Mas yang kena kopi," ucap Rania memberikan uang ganti rugi pada Reynald. "Saya udah ganti rugi ya, jadi kita impas. Tolong anggap semuanya selesai sampai di sini,” pungkas Rania.

Reynald mengerutkan keningnya. Pria itu menatap remeh uang yang disodorkan oleh Rania. Uang yang diberikan oleh Rania memang tidak seberapa bagi Reynald, bahkan uang itu tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan harga jas yang sudah dikotori oleh Rania.

"Kamu tahu berapa harga setelan jas ini?" ujar Reynald dengan nada mengejek. "Uang kamu itu bahkan gak cukup untuk membeli satu sentimeter benang di jas ini," lanjut pria itu.

Rania benar-benar merasa direndahkan. Wanita itu juga tidak tahu kalau pakaian yang dikenakan oleh pria tersebut adalah pakaian mahal.

"Memangnya berapa harganya, hah? Kamu mau ngaku-ngaku kalau jas ini harganya ratusan juta gitu? Mau ngaku-ngaku kalau jas ini dibeli dari luar negeri, dari perancang terkenal, dan limited edition, begitu? Iya?” sewot Rania. “Nggak usah sok-sokan ngaku jadi cowok tajir yang punya jas mahal hanya untuk bisa memeras saya. Gak mempan!" sambung Rania.

Wanita itu mengira kalau Reynald akan memerasnya dengan meminta uang ganti rugi dalam jumlah besar hanya untuk mengganti uang laundry saja, padahal sebenarnya niat Reynald tidak seperti yang Rania pikirkan.

"Ngaku-ngaku? Buat apa juga saya ngaku-ngaku? Jas ini memang mahal. Harganya ratusan juta, dan saya beli dari Italia.”

Reynald lantas mengangkat sebelah alisnya. Masih dengan menatap Rania. “Kamu nggak tahu bedanya jas murahan dengan jas mahal? Hahaha, dasar orang kampung!" cibir Reynald. "Kamu pikir semua jas itu sama? Apa kamu pikir semua orang cuma mampu membeli kemeja kusut seperti yang kamu pakai itu? Kemeja dengan warna dan motif yang sangat norak," lanjutnya dengan tatapan merendahkan.

Emosi Rania semakin memuncak. "Kamu pikir kamu siapa? Jangan seenaknya kamu merendahkan saya, ya!” sungut Rania. “Kalau memang benar kamu itu orang kaya dan sanggup beli jas mahal, berarti harusnya saya nggak perlu ganti rugi, dong! Iya, 'kan?" tukas Rania tersenyum miring.

Rania gegas berbalik dan mengantongi uangnya kembali, kemudian melangkahkan kakinya pergi meninggalkan Reynald. Namun, pria bernama lengkap Reynald Austin Mahendra itu justru malah mengejar Rania.

"Saya minta ganti rugi itu bukan berarti saya minta uang dari kamu! Saya juga tahu kok, kalau orang kayak kamu ini nggak akan mungkin punya uang buat ganti jas mahal saya," seru Reynald dengan congkak.

Rania yang kesal karena terus-terusan dihina dan diremehkan pun akhirnya berhenti dan berbalik menatap lelaki sombong itu kembali. Wanita berparas cantik itu pun berjalan menghampiri Reynald, kemudian menginjak kaki Reynald, dan menendang aset milik pria itu hingga membuat Reynald tersungkur menahan rasa sakit di area bagian vit*lnya.

Setelah merasa puas sudah memberikan pelajaran pada Reynald, Rania segera kembali melanjutkan langkahnya menuju tempat kerjaan barunya.

"Urus saja urusanmu sendiri!" teriak Rania ketika dia sudah cukup jauh dari tempat Reynald berdiri. Wanita berusia 25 tahun itu segera melarikan diri meninggalkan Reynald yang tengah kesakitan akibat ulahnya.

Reynald meringis menahan sakit seorang diri di depan cafe. Pria itu tak henti-hentinya mengumpati Rania yang sudah kabur darinya.

"Awas saja kau perempuan si*lan! Aku akan memberikan pelajaran untukmu! Jangan harap kamu bisa lolos dariku," geram Reynald.

Reynald berjanji pada dirinya sendiri bahwa dia akan mencari perempuan yang sudah mengacaukan harinya itu. Reynald akan memberikan pelajaran yang bisa membuat Rania menyesal seumur hidupnya. Namun, entah takdir nanti akan berpihak kepadanya atau justru malah berbalik kepada Reynald sendiri. Kita tidak ada yang tahu.

"Dasar perempuan si*lan!"

***

Rania mengusap keringat yang bercucuran di pelipisnya. Wanita itu hampir saja kehabisan nafas saat ia berlari meninggalkan Reynald tadi. Untungnya Reynald tidak berhasil mengejar dirinya.

Jarak antara cafe dan kantor tempat Rania bekerja juga tidak terlalu jauh. Setelah memakan waktu selama beberapa menit, akhirnya Rania sampai di kantor tepat pada waktunya. Hampir saja Rania terlambat karena ia terlalu lama bertengkar dengan Reynald di cafe tersebut.

"Syukurlah. Untung aku nggak telat," gumam Rania dengan nafas lega.

Wanita itu masih mengatur pernapasannya. Rambut Rania bahkan sampai terlihat sedikit berantakan akibat berlari sepanjang jalan. Aroma tubuh Rania juga cukup menyengat karena keringat yang mengalir di tubuhnya. Niat Rania untuk memberikan kesan bagus pada rekan-rekan kerjanya, sepertinya justru tidak berjalan dengan lancar.

"Ya ampun, rambut aku jadi lepek. Baju aku juga basah kena keringat ini," keluh Rania. “Gara-gara cowok sialan itu, sih!” gerutunya dengan kesal.

Rania benar-benar kesal dengan pria congkak yang baru saja ia jumpai tadi. Wanita itu berjanji pada dirinya sendiri bahwa dia akan membalas kelakuan pria asing itu. “Awas saja kalau ketemu lagi. Bakal aku bikin dia jadi perkedel sekalian, biar dia tahu rasa!”

Rania yang masih asik ngedumel sebagai pelampiasan dari rasa emosinya pun terkejut saat tiba-tiba ada orang yang datang menghampirinya.

"Hai, Rania!"

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status