Share

Bab 4

Dua orang karyawan yang akan menjadi rekan kerja Rania tiba-tiba datang menghampiri Rania dan menyapa Rania. Meski penampilan Rania agak acak-acakan, untungnya masih ada karyawan yang mau menyambut kedatangan Rania dengan baik. Wanita bernama Vira itu menyapa Rania dengan ramah.

“Hai,” sapa Rania balik.

"Kamu staff junior CEO yang baru, ya?" tanya Vira pada Rania.

Rania mengangguk, kemudian memperlihatkan senyum lebarnya pada dua wanita yang baru saja menyapanya itu. Rania lantas menyodorkan telapak tangannya untuk berjabat tangan, dan Rania mulai memperkenalkan dirinya.

"Perkenalkan, nama saya Rania. Ini hari pertama saya bekerja," ucap Rania antusias.

Saat Vira akan menerima jabatan tangan Rania, Listy—sahabat Vira justru lebih dulu mengambil tangan Rania dan memperkenalkan dirinya kepada Rania.

"Selamat datang, Rania. Kenalkan aku Listy, dan ini sahabatku, Vira,” ucap Listy penuh semangat.

Vira mencubit pergelangan tangan Listy karena selalu bertingkah usil dan membuatnya kesal, sedangkan Rania yang melihatnya tingkah lucu mereka pun spontan tertawa.

“Aku staff junior CEO sepertimu, dan Listy sebagai manager produksi di kantor ini,” jelas Vira.

"Kamu udah ambil ID card belum?" tanya Listy. "Terus kamu udah briefing sama HRD, kan?”

Rania mengangguk. Wanita itu tampak sedikit kikuk saat berinteraksi dengan karyawan di tempat kerjaan barunya. Sebenarnya Rania mudah berbaur, hanya saja dia masih sedikit grogi karena ini adalah hari pertamanya bekerja. Rania takut nanti ia melakukan kesalahan yang akan membuatnya malu di hadapan karyawan lainnya.

“Oh iya, karena bos belum datang, aku akan memberitahukan apa saja yang harus kamu lakukan nantinya, karena aku juga bertanggung jawab penuh untuk membantu kamu di sini,” ungkap Vira.

Dilihat dari penampilannya, Vira dan Listy terlihat sangat ramah. Rania berharap rekan-rekan kerjanya saat ini dapat membantu dirinya agar betah dengan posisinya sekarang.

"Jadi untuk hari pertama, aku akan jelaskan dulu soal job desk kamu, ya. Kebetulan hari ini bos sepertinya tidak datang, dan kita juga lagi nggak banyak pekerjaan, jadi aku bisa memberitahumu," ucap Vira.

Vira segera menunjukkan meja kerja Rania. Setelah itu kedua karyawan lama itu pun mengajak Rania berkeliling sejenak dan menjelaskan secara rinci tugas-tugas yang akan diurus oleh Rania ke depannya.

"Kalau ada yang mau ditanyakan, jangan sungkan-sungkan, ya? Langsung aja tanya sama aku atau karyawan lain yang lebih paham," ujar Vira.

"Rania sudah ngerti tugas-tugasmu belum?" tanya Listy.

“Sudah,” jawab Rania sambil tersenyum. “Nanti kalau ada yang saya tidak mengerti, saya akan menanyakannya langsung ke kalian atau ke karyawan lain,” lanjut Rania.

Rania memang sudah mengerti sebagian besar tugas-tugas yang harus ia kerjakan sebagai staff support CEO. Rania akan bekerja secara tim bersama dengan senior staff CEO yang lain, dan juga sekretaris serta asisten CEO.

Rania benar-benar antusias mempelajari tugas-tugas barunya. Wanita itu cukup bangga dengan pencapaiannya setelah ia berhasil lolos menjadi staf khusus pimpinan perusahaan. Pekerjaan ini merupakan jabatan tertinggi yang berhasil diraih oleh wanita berusia 25 tahun itu.

"Ini langkah awal kamu, Rania! Pokoknya kamu nggak boleh mengacaukan pekerjaanmu. Jabatan ini bisa jadi batu loncatan buat kamu. Kamu harus bisa memanfaatkan kesempatan ini dengan baik!” batin Rania yang justru sibuk berpidato pada dirinya sendiri.

"Terima kasih banyak atas bantuannya, Kak Vira. Mohon kerjasamanya untuk ke depannya, ya," ucap Rania tersenyum manis.

“Emm … saya perlu panggil Bu Vira atau Kak Vira, nih?” tanya Rania.

“Panggil Vira aja gak apa-apa,” sahut Vira cepat.

“Tapi kan kalau di tempat kerja biasanya panggil Ibu Bapak, ‘kan?”

“Tidak apa, panggil saya Vira aja biar lebih akrab,” jawab Vira seraya menampilkan senyumnya.

“Tapi saya ngerasa nggak enak, Kak. Sebaiknya saya panggil Bu Vira saja saat kita sedang bekerja ya, Kak?”

“Boleh. Senyamannya kamu aja kalau gitu,” jawab Vira. Masih dengan senyuman yang melekat di wajahnya.

“Kalau sama aku kamu cukup panggil nama aku aja ya, Rania. Gak usah panggil kakak atau ibu. Aku kan bawahan kamu,” celetuk Listy tersenyum sumringah.

“Kalau masih di waktu kerja masa iya panggil nama, Lis? Kurang etis gak, sih?”

“Gak apa-apa. Aku lebih nyaman dipanggil nama aja,” jawab Listy cepat.

Rania mengangguk. “Baiklah.”

***

Setelah melewati pagi yang panjang, akhirnya Rania dapat menjalani hari pertamanya di kantor baru dengan lancar. Untungnya Rania mendapatkan rekan kerja yang baik seperti Vira dan Listy, meskipun Listy berbeda jabatannya dengan Rania. Usia mereka yang tidak terlalu jauh membuat ketiga wanita itu bisa cepat akrab hanya dalam waktu singkat.

"Rania, ayo kita makan bareng di kantin!" ajak Vira pada Rania. "Makanan di kantin kita enak-enak, lho! Harganya juga nggak terlalu mahal, kok."

"Kamu pasti suka deh sama makanan di kantin kantor kita. Kantor ini cukup terkenal sama makanan kantinnya yang enak dan murah, lho!" timpal Listy.

Rania merasa tidak enak jika menolak ajakan rekan barunya. Akhirnya wanita itu pun mengiyakan ajakan teman-temannya. “Boleh,” jawab Rania tersenyum tipis. “Semoga uang aku cukup,” batin Rania miris.

Ketiga wanita itu segera mencari bangku yang kosong dan memesan makanan yang mereka inginkan. Setelah pesanan mereka datang, Rania dan kedua rekan kerjanya itu pun segera melahap makan siang mereka masing-masing seraya bercengkrama bersama.

"Waktu interview kemarin, kamu interview sama Bos juga nggak, Ran?" tanya Vira pada Rania.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status