Share

BAB 2

Hati Caramel sangat hancur.

Seharusnya hari ini adalah hari yang sangat membahagiakan untuk Caramel namun hari ini menjadi hari yang sangat menyakitkan untuknya.

Bagaimana tidak, Leon dengan mudahnya berkata katau dia tidak bisa melanjutkan pernikahan ini disaat semuanya sudah beres dan disaat Caramel sedang mengandung anaknya.

Bukan hanya dirinya saja yang sudah Leon kecewakan, tetapi juga dengan Yuni. Sedaritadi wanita paruh baya itu mengatakan kalau dirinya sangat kecewa dengan apa yang dilakukan Leon. Selain rasa sedih, rasa malu pun Caramel rasakan karena para tamu undangan mulai berdatangan, namun acaranya batal membuat para tamu undangan bertanya pada mamahnya tentang apa yang terjadi.

Caramel yang kini masih berada didalam kamarnya dengan riasan yang sudah dia hapus dan lepaskan, Caramel masih menangisi apa yang sudah terjadi hari ini, Caramel masih berusaha untuk menghubungi Leon dan meminta penjelasan dari laki-laki itu. Tetapi dengan teganya Leon tidak mengangkat telepon darinya, Caramel berfikir bahkan setelah kejadian ini, keluarganya pun akan mendapatkan malu karena Caramel hamil diluar nikah.

“Boleh gue masuk?” Kemal,dia adalah sahabat dari Leon maupun Caramel, walaupun usinya masih muda tetapi dia sudah menjadi pemilik cafe. Kemal sengaja datang lebih pagi. Setelah mendapatkan persetujuan dari Caramel, Kemal pun masuk dengan pintu yang dia biarkan untuk terbuka.

Kemal mengusap-ngusap bahu Caramel yang masih bergetar karena tangisnya, “Gue gak mau bilang apa-apa untuk saat ini, yang pasti gue bakalan selalu ada untuk lo!” Sebagai sahabat, Kemal hanya bisa memberikan kekuatan untuk Caramel tanpa mencampuri urusannya dengan Leon. Walaupun saat ini Kemal sangat marah dengan Leon karena dia membantalkan pernikahannya dengan Caramel, tetapi tetap saja itu bukan hak Kemal untuk mencampuri urusan mereka.

“Kenapa dia tega sama gue?” tanya Caramel sambil menangis, “dia udah buat gue hamil, terus dia dengan gampangnya membatalin pernikahan ini! KENAPA DIA TEGA SAMA GUE? APA KESALAHAN GUE?”

Kemal pun memeluk Caramel untuk menenangkan wanita itu.  “Apa gue harus minta penjelasan pada Leon?” tanyanya.

Dengan perlahan Caramel melepaskan dirinya dari pelukan Kemal, “Gak perlu Mal,” Caramel memaksakan senyumannya, walaupun sangat perih untuk tersenyum saat ini. “Biar gue aja yang datang dan minta penjelasannya!” Apapun itu Caramel harus menghadapinya dan meminta penjelasan dari Leon.

Kemal menganggukkan kepalanya, “Kalau itu mau lo, gue bakalan dukung lo!”

∞∞∞∞

Caramel mengingat hari dimana, dia tidak sengaja menyerahkan apa yang seharusnya tidak dia serahkan pada Leon.

Hari itu dua hari sebelum kelulusan Leon, Caramel menemui Leon yang baru saja keluar dari kampusnya, karena kata Leon dia harus mengurus sesuatu yang tidak Caramel ketahui karena dia sama sekali tidak melanjutkan sekolahnya ke jenjang yang tinggi.

Setelah menemui Leon, Caramel diajak oleh Leon kesebuah bar yang ada di dekat sana.

“Leon, kenapa kamu aja aku kesini?” tanya Caramel yang mulai panik, selama hidupnya Caramel tidak pernah menginjakkan kakinya ke tempat yang haram untuknya.

Leon tersenyum hangat, “Aku mau ngerayain kelulusan aku, kamu mau kan?” tanya Leon sambil menggenggam tangan Caramel.

Caramel menatap Leon dengan tatapan tidak percaya, “Kita bisa rayainnnya lusa dan tidak ditempat seperti ini Leo! Kamu tau aku sama sekali tidak suka tempat seperti ini!” tolak Caramel.

“Ayolah, aku mau merayakannnya hari ini kalau lusa sudah pasti aku harus bersama dengan orang tua aku, kamu juga tau gimana mamah aku. Aku gak bakalan bisa merayakannnya! Please mau yah?” bujuk Leon.

Caramel berfikir dengan keras, dia sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak berkunjung ke tempat seperti ini, “Tapi aku gak suka Leon!” tolak Caramel.

Leon menatap Caramel dengan tatapan memelasnya, “Please sekali ini aja! mau yah?”

Caramel menghembuskan nafasnya pelan, dengan perlahan Caramel menganggukkan kepalanya, “Sekali ini saja!”

Mendengar jawaban dari Caramel membuat Leon sangat gembira, dengan cepat Leon memeluk Caramel, “Makasih sayang!” ucap Leon sambil tersenyum gembira.

Leon membawa Caramel masuk dan duduk di kursi yang ada disana, Leon langsung memesan minuman haram itu yang Caramel ketahui nama minuman itu adalah vodka, “Sayang, kamu mau minum ini juga kan?” tanya Leon.

Caramel langsung menggelengkan kepalanya, “Enggak! Aku jus aja!” tolak Caramel.

“Ayolah, cuma satu kali ini aja kok!”

Lagi dan lagi, Caramel harus mengalah dengan Leon. Caramel menutup matanya sebelum dia berkata, “Satu kali dan hanya satu gelas saja!”

Mendapatkan persetujuan dari Caramel, Leon langsung memesan satu minuman itu kembali. Tak lama kemudian minuman yang dipesan pun sudah jadi, “Cobain deh!” Leon memberikan minuman itu kepada Caramel.

Dengan ragu, Caramel mencicipi minuman itu, “Gimana rasanya?” tanya Leon penasaran.

“Aneh!” jawab Caramel singkat.

Leon menganggukkan kepalanya, “Itu mungkin karena kamu baru pertama kali mencicipi minuman itu, tapi lama kelamaan enggak kok!” jawab Leon sambil minum.

Tidak terasa Caramel terus-terusan meminum minuman tersebut, begitu pula dengan Leon sampai mereka berdua sangat mabuk. Efek minum vodka yang berlebihan membuat mereka berdua tidak sadar diri, padahal

Caramel sudah berusaha untuk tidak memimumnya lagi. Namun, karena Leon yang terus saja membujuknya sampai akhirnya Caramel lepas kontrol dan menghabiskan satu botol vodka.

“Sayang! Kenapa kepala aku pusing?” tanya Caramel pada Leon.

Leon terkekeh, “Itu mungkin karena malam ini kamu sangat cantik sekali!” jawab Leon ngawur, karena Leon sendiri sedang mabuk. Dengan keadaan yang masih pusing Leon mengajak Caramel beridiri dari tempatnya.

Setelah Caramel berdiri, Leon langsung mencium bibir Caramel dengan sangat liar dan meremas dada milik Caramel, sehingga membuat Caramel mengeliat. “Kamu seksi banget hari ini sayang! Aku suka!” Leon kembali

mencium bibir milik Caramel sehingga Caramel merasa bibirnya sangat kebas.

Tanpa Caramel sadari, kalau tangannya pun sudah bergerak sangat liar menuju inti dari Leon sehingga membuat Leon tidak bisa menahan hasratnya lagi ketika dia mendapatkan sentuhan dari Caramel.

Dengan keadaan yang masih mabuk dan hasrat yang sudah tidak bisa dibendung lagi, Leon membawa Caramel ke salah satu kamar yang memang sudah disediakan di club malam tersebut dan hal yang tidak diinginkan pun terjadi.

Caramel sangat terluka ketika mengingat hal itu, tangis Caramel pun semakin menjadi.

Karena kebodohannya sendiri Caramel harus menanggung perbuatannya itu, dan ditambah dengan Leon yang membatalkan pernikahannya semakin membuat Caramel merasa kalau dirinya adalah wanita yang paling bodoh. Bodoh karena dia sudah mau menerima ajakan Leon pada saat itu dan membuat dirinya hamil dan bodoh juga karena pada saat ini Caramel masih mengharapkan Leon untuk kembali padanya dan berkata kalau dia akan kembali memperbaiki semuanya.

“Mamah gak mau tau yah Mel! Besok mamah akan datang ke rumah Leon dan meminta dia agar mempertanggungjawabkan semua kehancuran ini!” ucap Yuni penuh emosi.

Caramel langsung menoleh ketika Yuni berkata seperti itu, “Enggak mah!” ucap Caramel sambil menggelengkan kepalanya.

“Kenapa?” tanya Yuni, “Mamah itu malu Mel, MALU!” bentak Yuni, “Belum lagi perut kamu yang semakin hati bakalan semakin membesar. Apa kamu gak mikirin hal itu? Kalau kamu tidak jadi menikah, mau ditaro dimana muka mamah pada saat semua orang tua kalau kamu hamil di luar nikah?”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status