Hati Caramel sangat hancur.
Seharusnya hari ini adalah hari yang sangat membahagiakan untuk Caramel namun hari ini menjadi hari yang sangat menyakitkan untuknya.Bagaimana tidak, Leon dengan mudahnya berkata katau dia tidak bisa melanjutkan pernikahan ini disaat semuanya sudah beres dan disaat Caramel sedang mengandung anaknya.Bukan hanya dirinya saja yang sudah Leon kecewakan, tetapi juga dengan Yuni. Sedaritadi wanita paruh baya itu mengatakan kalau dirinya sangat kecewa dengan apa yang dilakukan Leon. Selain rasa sedih, rasa malu pun Caramel rasakan karena para tamu undangan mulai berdatangan, namun acaranya batal membuat para tamu undangan bertanya pada mamahnya tentang apa yang terjadi.Caramel yang kini masih berada didalam kamarnya dengan riasan yang sudah dia hapus dan lepaskan, Caramel masih menangisi apa yang sudah terjadi hari ini, Caramel masih berusaha untuk menghubungi Leon dan meminta penjelasan dari laki-laki itu. Tetapi dengan teganya Leon tidak mengangkat telepon darinya, Caramel berfikir bahkan setelah kejadian ini, keluarganya pun akan mendapatkan malu karena Caramel hamil diluar nikah.“Boleh gue masuk?” Kemal,dia adalah sahabat dari Leon maupun Caramel, walaupun usinya masih muda tetapi dia sudah menjadi pemilik cafe. Kemal sengaja datang lebih pagi. Setelah mendapatkan persetujuan dari Caramel, Kemal pun masuk dengan pintu yang dia biarkan untuk terbuka.Kemal mengusap-ngusap bahu Caramel yang masih bergetar karena tangisnya, “Gue gak mau bilang apa-apa untuk saat ini, yang pasti gue bakalan selalu ada untuk lo!” Sebagai sahabat, Kemal hanya bisa memberikan kekuatan untuk Caramel tanpa mencampuri urusannya dengan Leon. Walaupun saat ini Kemal sangat marah dengan Leon karena dia membantalkan pernikahannya dengan Caramel, tetapi tetap saja itu bukan hak Kemal untuk mencampuri urusan mereka.“Kenapa dia tega sama gue?” tanya Caramel sambil menangis, “dia udah buat gue hamil, terus dia dengan gampangnya membatalin pernikahan ini! KENAPA DIA TEGA SAMA GUE? APA KESALAHAN GUE?”Kemal pun memeluk Caramel untuk menenangkan wanita itu. “Apa gue harus minta penjelasan pada Leon?” tanyanya.Dengan perlahan Caramel melepaskan dirinya dari pelukan Kemal, “Gak perlu Mal,” Caramel memaksakan senyumannya, walaupun sangat perih untuk tersenyum saat ini. “Biar gue aja yang datang dan minta penjelasannya!” Apapun itu Caramel harus menghadapinya dan meminta penjelasan dari Leon.
Kemal menganggukkan kepalanya, “Kalau itu mau lo, gue bakalan dukung lo!”
∞∞∞∞Caramel mengingat hari dimana, dia tidak sengaja menyerahkan apa yang seharusnya tidak dia serahkan pada Leon.Hari itu dua hari sebelum kelulusan Leon, Caramel menemui Leon yang baru saja keluar dari kampusnya, karena kata Leon dia harus mengurus sesuatu yang tidak Caramel ketahui karena dia sama sekali tidak melanjutkan sekolahnya ke jenjang yang tinggi.
Setelah menemui Leon, Caramel diajak oleh Leon kesebuah bar yang ada di dekat sana.
“Leon, kenapa kamu aja aku kesini?” tanya Caramel yang mulai panik, selama hidupnya Caramel tidak pernah menginjakkan kakinya ke tempat yang haram untuknya.
Leon tersenyum hangat, “Aku mau ngerayain kelulusan aku, kamu mau kan?” tanya Leon sambil menggenggam tangan Caramel.
Caramel menatap Leon dengan tatapan tidak percaya, “Kita bisa rayainnnya lusa dan tidak ditempat seperti ini Leo! Kamu tau aku sama sekali tidak suka tempat seperti ini!” tolak Caramel.
“Ayolah, aku mau merayakannnya hari ini kalau lusa sudah pasti aku harus bersama dengan orang tua aku, kamu juga tau gimana mamah aku. Aku gak bakalan bisa merayakannnya! Please mau yah?” bujuk Leon.
Caramel berfikir dengan keras, dia sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak berkunjung ke tempat seperti ini, “Tapi aku gak suka Leon!” tolak Caramel.
Leon menatap Caramel dengan tatapan memelasnya, “Please sekali ini aja! mau yah?”
Caramel menghembuskan nafasnya pelan, dengan perlahan Caramel menganggukkan kepalanya, “Sekali ini saja!”
Mendengar jawaban dari Caramel membuat Leon sangat gembira, dengan cepat Leon memeluk Caramel, “Makasih sayang!” ucap Leon sambil tersenyum gembira.
Leon membawa Caramel masuk dan duduk di kursi yang ada disana, Leon langsung memesan minuman haram itu yang Caramel ketahui nama minuman itu adalah vodka, “Sayang, kamu mau minum ini juga kan?” tanya Leon.
Caramel langsung menggelengkan kepalanya, “Enggak! Aku jus aja!” tolak Caramel.
“Ayolah, cuma satu kali ini aja kok!”
Lagi dan lagi, Caramel harus mengalah dengan Leon. Caramel menutup matanya sebelum dia berkata, “Satu kali dan hanya satu gelas saja!”
Mendapatkan persetujuan dari Caramel, Leon langsung memesan satu minuman itu kembali. Tak lama kemudian minuman yang dipesan pun sudah jadi, “Cobain deh!” Leon memberikan minuman itu kepada Caramel.
Dengan ragu, Caramel mencicipi minuman itu, “Gimana rasanya?” tanya Leon penasaran.
“Aneh!” jawab Caramel singkat.
Leon menganggukkan kepalanya, “Itu mungkin karena kamu baru pertama kali mencicipi minuman itu, tapi lama kelamaan enggak kok!” jawab Leon sambil minum.
Tidak terasa Caramel terus-terusan meminum minuman tersebut, begitu pula dengan Leon sampai mereka berdua sangat mabuk. Efek minum vodka yang berlebihan membuat mereka berdua tidak sadar diri, padahal
Caramel sudah berusaha untuk tidak memimumnya lagi. Namun, karena Leon yang terus saja membujuknya sampai akhirnya Caramel lepas kontrol dan menghabiskan satu botol vodka.
“Sayang! Kenapa kepala aku pusing?” tanya Caramel pada Leon.
Leon terkekeh, “Itu mungkin karena malam ini kamu sangat cantik sekali!” jawab Leon ngawur, karena Leon sendiri sedang mabuk. Dengan keadaan yang masih pusing Leon mengajak Caramel beridiri dari tempatnya.
Setelah Caramel berdiri, Leon langsung mencium bibir Caramel dengan sangat liar dan meremas dada milik Caramel, sehingga membuat Caramel mengeliat. “Kamu seksi banget hari ini sayang! Aku suka!” Leon kembali
mencium bibir milik Caramel sehingga Caramel merasa bibirnya sangat kebas.
Tanpa Caramel sadari, kalau tangannya pun sudah bergerak sangat liar menuju inti dari Leon sehingga membuat Leon tidak bisa menahan hasratnya lagi ketika dia mendapatkan sentuhan dari Caramel.
Dengan keadaan yang masih mabuk dan hasrat yang sudah tidak bisa dibendung lagi, Leon membawa Caramel ke salah satu kamar yang memang sudah disediakan di club malam tersebut dan hal yang tidak diinginkan pun terjadi.
Caramel sangat terluka ketika mengingat hal itu, tangis Caramel pun semakin menjadi.Karena kebodohannya sendiri Caramel harus menanggung perbuatannya itu, dan ditambah dengan Leon yang membatalkan pernikahannya semakin membuat Caramel merasa kalau dirinya adalah wanita yang paling bodoh. Bodoh karena dia sudah mau menerima ajakan Leon pada saat itu dan membuat dirinya hamil dan bodoh juga karena pada saat ini Caramel masih mengharapkan Leon untuk kembali padanya dan berkata kalau dia akan kembali memperbaiki semuanya.
“Mamah gak mau tau yah Mel! Besok mamah akan datang ke rumah Leon dan meminta dia agar mempertanggungjawabkan semua kehancuran ini!” ucap Yuni penuh emosi.
Caramel langsung menoleh ketika Yuni berkata seperti itu, “Enggak mah!” ucap Caramel sambil menggelengkan kepalanya.
“Kenapa?” tanya Yuni, “Mamah itu malu Mel, MALU!” bentak Yuni, “Belum lagi perut kamu yang semakin hati bakalan semakin membesar. Apa kamu gak mikirin hal itu? Kalau kamu tidak jadi menikah, mau ditaro dimana muka mamah pada saat semua orang tua kalau kamu hamil di luar nikah?”
Seperti apa yang dikatakan oleh orang-orang, uang adalah segalanya. Caramel bahkan sudah kembali masuk kerja meski pernikahannya batal. Untuk menemui Leon, Caramel akan melakukannya setelah pulang kerja.Walaupun hatinya masih sangat sedih, Caramel berusaha agar tidak menunjukkan rasa sedihnya walaupun setelah dia masuk ke dalam kantor pun banyak teman-temannya yang berkata kalau mereka turut sedih atas apa yang telah terjadi pada Caramel dan Caramel hanya membalas ucapan mereka dengan senyuman.“Mel, kamu gak apa-apa kan?” tanya Tari sambil berbisik, karena sekarang mereka sedang berada didalam ruangan bersama dengan pimpinan mereka.Caramel tersenyum, sambil menganggukkan kepalanya. “Aku baik-baik aja kok!”“Ehem!” Mendengar deheman dari pak Eko si botak gendut itu membuat Caramel dan Tari seketika menatap kearah atasan mereka itu, “Kalian lagi bisikin apa?” tanya pak Eko mengintimidasi.Caramel dan Tari sangat gugup sekali ketika mereka berdua tertangkap basah oleh pak Eko yang. “
Dengan sangat amat penasaran semua karyawan termasuk Caramel menoleh kearah pint masuk. Ceo baru itu tengah berjalan menuju depan tak lupa dengan senyuman yang menghiasi wajahnya.Hati Caramel sangat berdebar dan terkejut melihat wajah ceo baru itu. “Leon?” bisik Caramel.Leon melangkahkan kakinya dengan sangat percaya diri. Saat Leon berada didepan, tatapan matanya bertemu dengan Caramel karena Caramel berada dibarisan paling depan bersama dengan teman-temannya. Caramel melihat Leon tidak terkejut melihatnya, karena Leon memang tau kalau Caramel bekerja pada perusahaan ini. Namun, bagaimana bisa Leon menjadi ceo diperusahaan ini?.Dengan raut wajah yang masih terkejut, Caramel masih menatap laki-laki itu yang masih sama menatapnya. Caramel berusaha untuk menahan tangsi dan menahan diri untuk tidak berlari ke depan dan meminta penjelasan kepada Leon, mengapa dia membatalkan pernikahan mereka begitu saja. “Anjir ganteng banget ceo baru itu!” ucap Elsa. “Iya, kayak oppa-oppa korea!” s
“Pacar? Jadi mereka pacaran?”Caramel sangat terkejut bukan main. Jadi ini adalah alasan dimana Leon membatalkan pernikahan mereka, ini alasan Leon mencampakkan Caramel dan calon anaknya?. Caramel menggelengkan kepalanya, “Apa-apaan ini?”Air mata keluar begitu saja mengalir di pipi Caramel, dengan keadaan yang emosi Caramel langsung membuka pintu ruangan Leon. Dapat Caramel lihat raut wajah keterkejutan dari Leon dan Alexa saat Caramel masuk ke dalam.“Mau apa kamu kesini?” tanya Leon datar. “Lo gak diajarin sopan santun sama orang tua lo?” tanya Alexa menyindir.Caramel menatap Leon dengan tatapan tidak percaya, lalu tatapannnya beralih pada Alexa yang sedang duduk dipangkuan Leon dengan sengaja mengeratkan pelukannya pada Leon. Caramel tersenyum sinis, “Jadi ini alasan kamu ninggalin aku?” dibalik itu, Caramel berusaha untuk menahan hatinya yang sangat sakit ketika melihat kenyataan bahwa lelaki yang sangat Caramel cintai itu bersama dengan perempuan lain.Leon menyuruh Alexa untu
Sore ini Caramel sudah ada di café milik Kemal. Entah kenapa setelah kejadian tadi Caramel merasa badannya sangat lemas sekali. Pandangan Caramel beralih kepada seseorang yang tiba-tiba menyimpan segelas susu diatas meja.Dia adalah Kemal. Kemal pun langsung duduk didepan Caramel, “Ini susu buat ibu hamil, bagus banget buat calon bayi lo. Jadi lo harus minum sampe habis!” Caramel mengangguk sambil tersenyum tak lupa juga dia mendekatkan segelas susu itu kepada dirinya, “Lo kenapa gue perhatiin daritadi lo ngelamun mulu lo juga lemes banget keliatannya, efek hamil atau lo sakit?” tanya Kemal.Caramel menghela nafasnya sambil menggeleng, “Enggak kok gue gak apa-apa! Oh iya, lo mau ngomongin apa?” tanya Caramel, lalu dia meminum susu yang ada didepannya itu.Kemal merogoh saku celananya dan mengeluarkan handphone milinya, setelah memebuka handphonenya itu Kemal memberikannya pada Caramel, “Ini!” Kemal sama sekali tidak melihat raut ketekejutan dari Caramel dan dia hanya melihat senyuman
Sebelum Caramel naik ojol itu Caramel melihat tak jauh diarah depan ada seseorang yang sedang melihatnya dengan tatapan sangat tajam.“Leon?” gumam Caramel. Caramel yang sudah memengang helm yang telah diberikan oleh tukang ojol itu mengembalikan helm itu kembali. “Pak, mohon maaf tunggu sebentar yah pak!”Tukang ojol itu pun menganggukkan kepalanya, “Iya, Mbak! Tapi jangan lama-lama yah Mbak!” Caramel hanya menganggukkan kepalanya.Melihat Caramel yang hendak pergi membuat Kemal penasaran, “Eh lo mau kemana?” tanya Kemal. Caramel tidak mendengar perkataan dari Kemal dan terus berjalan menuju Leon yang hendak masuk ke dalam mobilnya kembali.“Leon!” panggil Caramel. Sebelum Leon masuk ke dalam mobilnya, Caramel sudah terlebih dahulu menahan Leon, “Tunggu Leon!”Leon menatap Caramel datar, “Apa?” tanya Leon dengan nada ketus.Caramel masih belum terbiasa dengan sikap ketus Leon, sehingga membuat hatinya merasa sakit. Caramel berusaha untuk memengang tangan Leon, namun laki-laki itu lan
Caramel merasakan pusing di kepalanya dikarenakan tadi malam dia terus menangis. Yuni sama sekali belum berbicara padanya, bahkan sampai saat ini pun Yuni belum keluar dari kamarnya.Caramel menatap pintu kamar mamahnya yang masih tertutup itu. Caramel mengetok pintu kamar Yuni, “Mah, buka kamarnya dulu. Aku udah siapin sarapan pagi buat mamah!” Caramel terus mengetok pintu, namun Caramel sama sekali tidak mendengar balasan dari Yuni. “Mah.. aku tau aku salah, tapi tolong buka pintunya mah! Jangan diemin aku kayak gini!” ucap Caramel sambil menahan tangisnya. “Aku mohon mah!” kalau saja pintu kamar mamahnya itu tidak dikunci, pasti sekarang Caramel sedang bersujud didepan kaki mamahnya itu. “Mah ayo dong buka pintunya, aku mau ngomong sama mamah! Kita sarapan bareng yuk!” ajak Caramel.“PERGI!” bentak Yuni.Akhirnya Caramel mendengar suara mamahnya itu. “Aku gak bakalan pergi sebelum mamah buka pintunya mah! Tolong buka pintunya!” Caramel terus memohon berharap Yuni masih mau menemuin
“Cih, drama banget. Males banget gue ketemu sama lo disini! Sampe kapanpun Leon gak bakalan ngakuin anak itu adalah anak dia!”Caramel sudah sangat bisa menebak siapa yang tengah berbicara padanya itu. Caramel dengan malas membalikkan badannya dan ingin pergi dari toilet itu, karena semakin dirinya berdiri bersama Alexa semakin hatinya merasa sangat panas. “Gak sopan banget lo!”Caramel memutar bola matanya malas, “Mau lo apa sih Xa?” tanya Caramel geram.Alexa berjalan mendekati Caramel, “Lo serius nanya apa mau gue?” Caramel hanya menatap Alexa tanpa menjawab pertanyaannya. “Gue mau lo pergi dari hidupnya Leon!” ucap Alexa, “Gue udah cukup menahan diri gue saat gue tau lo pacaran sama Leon, dan untuk sekarang gue gak bisa nahan lagi!”“Terserah lo deh. Minggir gue mau ke ruangan gue!” usir Caramel.Saat Caramel sedang berjalan, dengan sengaja Alexa mendorong Caramel sampai dia hampir terjatuh dan keningnya sedikit membentur dinding. “Lo gila yah?” Caramel sangat tidak terima dia dip
“Kamu wanita yang saya benci itu kan?” Caramel menatap Leon dengan tatapan penuh tanda tanya, “Kamu Caramel wanita yang sangat aku cintai. Tetapi aku juga sangat membencimu karena kamu telah melakukan perselingkuhan dengan Kemal! Aku sangat membenci kamu Caramel. Itu sebabnya aku menerima Alexa sebagai tunanganku!” Leon menatap Caramel, “Tapi sepertinya kamu bukan dia,” lalu Leon meneguk segelas minuman haram itu, “Karena dia sama sekali tidak mau menginjakkan kakinya pada tempat ini!”Caramel menatap Leon kebingungan. “Maksud kamu apa Leon? Aku sama sekali tidak mengerti apa yang kamu bicarakan!” ucap Caramel.Leon terkekeh, “Aku sangat membenci dia karena kamu bermain api dengan Kemal. Aku sangat membenci dia karena kamu mengandung anak Kemal, aku benci itu!” Caramel sadar kalau Leon sama sekali tidak mengenalinya karena dia dalam keadaan mabuk, kemudian Leon tertawa. “Tapi kamu mirip banget sama wanita sialan itu!”Mendengar perkataan Leon membuat Caramel kesal sekaligus penasara