Share

BAB 2

last update Last Updated: 2023-06-21 20:45:43

Hati Caramel sangat hancur.

Seharusnya hari ini adalah hari yang sangat membahagiakan untuk Caramel namun hari ini menjadi hari yang sangat menyakitkan untuknya.

Bagaimana tidak, Leon dengan mudahnya berkata katau dia tidak bisa melanjutkan pernikahan ini disaat semuanya sudah beres dan disaat Caramel sedang mengandung anaknya.

Bukan hanya dirinya saja yang sudah Leon kecewakan, tetapi juga dengan Yuni. Sedaritadi wanita paruh baya itu mengatakan kalau dirinya sangat kecewa dengan apa yang dilakukan Leon. Selain rasa sedih, rasa malu pun Caramel rasakan karena para tamu undangan mulai berdatangan, namun acaranya batal membuat para tamu undangan bertanya pada mamahnya tentang apa yang terjadi.

Caramel yang kini masih berada didalam kamarnya dengan riasan yang sudah dia hapus dan lepaskan, Caramel masih menangisi apa yang sudah terjadi hari ini, Caramel masih berusaha untuk menghubungi Leon dan meminta penjelasan dari laki-laki itu. Tetapi dengan teganya Leon tidak mengangkat telepon darinya, Caramel berfikir bahkan setelah kejadian ini, keluarganya pun akan mendapatkan malu karena Caramel hamil diluar nikah.

“Boleh gue masuk?” Kemal,dia adalah sahabat dari Leon maupun Caramel, walaupun usinya masih muda tetapi dia sudah menjadi pemilik cafe. Kemal sengaja datang lebih pagi. Setelah mendapatkan persetujuan dari Caramel, Kemal pun masuk dengan pintu yang dia biarkan untuk terbuka.

Kemal mengusap-ngusap bahu Caramel yang masih bergetar karena tangisnya, “Gue gak mau bilang apa-apa untuk saat ini, yang pasti gue bakalan selalu ada untuk lo!” Sebagai sahabat, Kemal hanya bisa memberikan kekuatan untuk Caramel tanpa mencampuri urusannya dengan Leon. Walaupun saat ini Kemal sangat marah dengan Leon karena dia membantalkan pernikahannya dengan Caramel, tetapi tetap saja itu bukan hak Kemal untuk mencampuri urusan mereka.

“Kenapa dia tega sama gue?” tanya Caramel sambil menangis, “dia udah buat gue hamil, terus dia dengan gampangnya membatalin pernikahan ini! KENAPA DIA TEGA SAMA GUE? APA KESALAHAN GUE?”

Kemal pun memeluk Caramel untuk menenangkan wanita itu.  “Apa gue harus minta penjelasan pada Leon?” tanyanya.

Dengan perlahan Caramel melepaskan dirinya dari pelukan Kemal, “Gak perlu Mal,” Caramel memaksakan senyumannya, walaupun sangat perih untuk tersenyum saat ini. “Biar gue aja yang datang dan minta penjelasannya!” Apapun itu Caramel harus menghadapinya dan meminta penjelasan dari Leon.

Kemal menganggukkan kepalanya, “Kalau itu mau lo, gue bakalan dukung lo!”

∞∞∞∞

Caramel mengingat hari dimana, dia tidak sengaja menyerahkan apa yang seharusnya tidak dia serahkan pada Leon.

Hari itu dua hari sebelum kelulusan Leon, Caramel menemui Leon yang baru saja keluar dari kampusnya, karena kata Leon dia harus mengurus sesuatu yang tidak Caramel ketahui karena dia sama sekali tidak melanjutkan sekolahnya ke jenjang yang tinggi.

Setelah menemui Leon, Caramel diajak oleh Leon kesebuah bar yang ada di dekat sana.

“Leon, kenapa kamu aja aku kesini?” tanya Caramel yang mulai panik, selama hidupnya Caramel tidak pernah menginjakkan kakinya ke tempat yang haram untuknya.

Leon tersenyum hangat, “Aku mau ngerayain kelulusan aku, kamu mau kan?” tanya Leon sambil menggenggam tangan Caramel.

Caramel menatap Leon dengan tatapan tidak percaya, “Kita bisa rayainnnya lusa dan tidak ditempat seperti ini Leo! Kamu tau aku sama sekali tidak suka tempat seperti ini!” tolak Caramel.

“Ayolah, aku mau merayakannnya hari ini kalau lusa sudah pasti aku harus bersama dengan orang tua aku, kamu juga tau gimana mamah aku. Aku gak bakalan bisa merayakannnya! Please mau yah?” bujuk Leon.

Caramel berfikir dengan keras, dia sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak berkunjung ke tempat seperti ini, “Tapi aku gak suka Leon!” tolak Caramel.

Leon menatap Caramel dengan tatapan memelasnya, “Please sekali ini aja! mau yah?”

Caramel menghembuskan nafasnya pelan, dengan perlahan Caramel menganggukkan kepalanya, “Sekali ini saja!”

Mendengar jawaban dari Caramel membuat Leon sangat gembira, dengan cepat Leon memeluk Caramel, “Makasih sayang!” ucap Leon sambil tersenyum gembira.

Leon membawa Caramel masuk dan duduk di kursi yang ada disana, Leon langsung memesan minuman haram itu yang Caramel ketahui nama minuman itu adalah vodka, “Sayang, kamu mau minum ini juga kan?” tanya Leon.

Caramel langsung menggelengkan kepalanya, “Enggak! Aku jus aja!” tolak Caramel.

“Ayolah, cuma satu kali ini aja kok!”

Lagi dan lagi, Caramel harus mengalah dengan Leon. Caramel menutup matanya sebelum dia berkata, “Satu kali dan hanya satu gelas saja!”

Mendapatkan persetujuan dari Caramel, Leon langsung memesan satu minuman itu kembali. Tak lama kemudian minuman yang dipesan pun sudah jadi, “Cobain deh!” Leon memberikan minuman itu kepada Caramel.

Dengan ragu, Caramel mencicipi minuman itu, “Gimana rasanya?” tanya Leon penasaran.

“Aneh!” jawab Caramel singkat.

Leon menganggukkan kepalanya, “Itu mungkin karena kamu baru pertama kali mencicipi minuman itu, tapi lama kelamaan enggak kok!” jawab Leon sambil minum.

Tidak terasa Caramel terus-terusan meminum minuman tersebut, begitu pula dengan Leon sampai mereka berdua sangat mabuk. Efek minum vodka yang berlebihan membuat mereka berdua tidak sadar diri, padahal

Caramel sudah berusaha untuk tidak memimumnya lagi. Namun, karena Leon yang terus saja membujuknya sampai akhirnya Caramel lepas kontrol dan menghabiskan satu botol vodka.

“Sayang! Kenapa kepala aku pusing?” tanya Caramel pada Leon.

Leon terkekeh, “Itu mungkin karena malam ini kamu sangat cantik sekali!” jawab Leon ngawur, karena Leon sendiri sedang mabuk. Dengan keadaan yang masih pusing Leon mengajak Caramel beridiri dari tempatnya.

Setelah Caramel berdiri, Leon langsung mencium bibir Caramel dengan sangat liar dan meremas dada milik Caramel, sehingga membuat Caramel mengeliat. “Kamu seksi banget hari ini sayang! Aku suka!” Leon kembali

mencium bibir milik Caramel sehingga Caramel merasa bibirnya sangat kebas.

Tanpa Caramel sadari, kalau tangannya pun sudah bergerak sangat liar menuju inti dari Leon sehingga membuat Leon tidak bisa menahan hasratnya lagi ketika dia mendapatkan sentuhan dari Caramel.

Dengan keadaan yang masih mabuk dan hasrat yang sudah tidak bisa dibendung lagi, Leon membawa Caramel ke salah satu kamar yang memang sudah disediakan di club malam tersebut dan hal yang tidak diinginkan pun terjadi.

Caramel sangat terluka ketika mengingat hal itu, tangis Caramel pun semakin menjadi.

Karena kebodohannya sendiri Caramel harus menanggung perbuatannya itu, dan ditambah dengan Leon yang membatalkan pernikahannya semakin membuat Caramel merasa kalau dirinya adalah wanita yang paling bodoh. Bodoh karena dia sudah mau menerima ajakan Leon pada saat itu dan membuat dirinya hamil dan bodoh juga karena pada saat ini Caramel masih mengharapkan Leon untuk kembali padanya dan berkata kalau dia akan kembali memperbaiki semuanya.

“Mamah gak mau tau yah Mel! Besok mamah akan datang ke rumah Leon dan meminta dia agar mempertanggungjawabkan semua kehancuran ini!” ucap Yuni penuh emosi.

Caramel langsung menoleh ketika Yuni berkata seperti itu, “Enggak mah!” ucap Caramel sambil menggelengkan kepalanya.

“Kenapa?” tanya Yuni, “Mamah itu malu Mel, MALU!” bentak Yuni, “Belum lagi perut kamu yang semakin hati bakalan semakin membesar. Apa kamu gak mikirin hal itu? Kalau kamu tidak jadi menikah, mau ditaro dimana muka mamah pada saat semua orang tua kalau kamu hamil di luar nikah?”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Boss Baru itu Ayah Anakku   BAB 77 ENDING

    Kesal, marah dan sedih. Semua rasa itu bercampur didalam pikiran Caramel, sudah dua minggu lebih anaknya menghilang dibawa oleh orang lain, tapi perkembangan dari pihak kepolisian tidak ada perkembangan sama sekali.Disisi lain juga dia meminta bantuan dari pihak kepolisian, Caramel meminta bantuan dari para ustad untuk mendoakan anaknya agar segera ketemu dan bisa balik lagi bersama dengan Caramel. Bukannya Caramel tidak percaya dengan pihak kepolisian, namun dia berfikir semakin banyak orang yang mendoakan anaknya, maka anaknya akan semakin cepat untuk ditemukan.Tetapi, Caramel sudah tidak bisa menahan rasa rindunya lagi kepada anaknya itu. Dia ingin bertemu dengan anaknya hari ini juga tidak perduli bagaimana caranya.Mamah Yuni yang melihat penampilan anaknya sekarang, dia sangat khawatir. Mamah Yuni tau kalau Caramel sangat merindukan anaknya sampai dia lupa untuk mengurus dirinya sendiri. Bahkan selama dua minggu ini pun mamah Yuni tidak pernah meninggalkan Caramel sendirian di

  • Boss Baru itu Ayah Anakku   BAB 76

    Keyra menarik Kemal untuk keluar dari apartemen Caramel, “Kak ini maksudnya apa? Kenapa kak Leon mau mengambil Emir? Ada apa ini?” tanya Keyra bertubi-tubi.Kemal menyenderkan punggungnya didinding, “Nanti, nanti kakak kasih tau kamu, yang harus kamu ketahui sekarang adalah semua yang ada dipikiran kamu itu tidaklah benar!”Keyra mendekati Kemal, “Melihat kakak berbicara seperti barusan membuat aku semakin yakin kalau kakak sedang berbohong sama aku. Apa yang kakak sembunyiin dari aku?” tanya Keyra serius. “Aku terus merasa sangat aneh apalagi ketika aku melihat anak kak Alexa yang terlihat mirip dengan kakak, dan setelah aku bandingkan dengan Emir dia tidak ada kemiripan sedikit pun dengan kakak. Apa yang kakak sembunyiin dari aku dan kedua orang tua kita kak, aku mohon kakak jawab dengan jujur pertanyaan aku ini!”Kemal menghela nafasnya, Keyra tetap ingin mengetahui kebenarannya tetapi Kemal belum bisa memberitahu Keyra sekarang ditambah dengan janji Kemal kepada Caramel untuk teta

  • Boss Baru itu Ayah Anakku   BAB 75

    Keyra tidak melanjutkan perkataannya karena suara dering handphone milik kakaknya, “Sebentar kakak angkat telepon dulu!”Sedangkan disisi lain, Caramel sudah berada didalam rumahnya dan semua orang pun mengikutinya ke apartemen termasuk dengan Leon dan Alexa.“Caramel, aku tidak main main dengan apa yang aku ucapkan. Aku akan mengambil Emir dari kamu karena kamu sudah tidak bisa merawat anakku!”Caramel yang sudah tidak bisa membendung kemarahannya, dia mendekati Leon dengan tatapan marahnya. “Secara Negara lo bukanlah ayah Emir. Selama ini gue yang merawat Emir sedangkan lo sama sekali tidak pernah merawat Emir dan sekarang lo mau mengambil Emir dari gue? Lo gak tau malu atau gimana?”Leon menganggukkan kepalanya, “Oke, aku emang gak tau malu. Tapi, melihat kelalayan kamu itu aku bisa menjadikan bukti kalau kamu emang gak bisa jadi ibu yang baik. Aku bakalan merebut Emir secara hukum!”“Mamah setuju dengan apa yang kamu bicarakan Leon, bagaimanapun mamah gak bisa percaya lagi dengan

  • Boss Baru itu Ayah Anakku   BAB 74

    “Maksud mamah bukan salah Caramel iya begitu? Bagaimana pun Emir itu anak aku dan Caramel meninggalkan Emir, dia gak becus jaga anaknya sendiri sampai Emir hilang seperti ini!”Melihat Caramel yang ditunjuk seperti itu oleh Leon, membuat amarah dari mamah Yuni naik. Dia tidak bisa menahan dirinya untuk tidak menampar Leon.“Mamah!” jerit Caramel dan Alexa berbarengan.“Mamah apa-apan sih? Kenapa mamah malah nampar Leon? Kenapa mamah nampar suami aku?” tanya Alexa yang tersurut emosi. “Seharusnya yang mamah tampar itu dia, dia sendiri yang gak becus jaga anaknya!”“Karena Leon berhak mendapatkan tamparan itu!”“Mah sudah cukup mah, Alexa dan Leon itu benar. Semuanya gara-gara aku!”“Bagus kalau lo nyadar. Lo tau gak sih, lo itu ngerepotin papah gue!”“Alexa stop!” ucap papah Dion. “Ini bukan waktunya kita bertengkar, dan kamu juga Leon tidak seharusnya kamu berbicara seperti itu kepada Caramel!”Leon memalingkan kepalanya kearah lain, dia sangat kesal kepada diirnya sendiri dan kepada

  • Boss Baru itu Ayah Anakku   BAB 73

    Caramel langsung berfikir kalau itu memang orang tuanya. “Iya mbak, sama-sama!” setelah mengucapkan kata itu, Caramel langsung kembali ke tempat duduknya semula. “Loh Emir kemana?”Pikiran Caramel langsung kalut, panik bercampur dengan cemas. Caramel terus berjalan mencari anaknya ke seluruh tempat di taman ini, dia hanya takut kalau ada seseorang yang mengambil anaknya.“Pak mohon maaf saya mau beratanya, apa bapak melihat bayi yang sedang digendong oleh seseorang bapak? Bayi itu memakai pakaian biru?” tanya Caramel pada seorang penjual.“Maaf bu, banyak banget anak kecil atau bayi yang pake baju warna biru. Jadi bapak gak tau, ibu nyari anak ibu bukan?” tanya balik sang penjual bakso.Caramel langsung menggelengkan kepalanya, “Iya pak, saya sedang mencari anak saya!”“Coba atuh bu tanya sama satpam disana, siapa tau anak ibu kerekam di cctv!” kata penjual bakso sambil menunjukkan kearah satpam berada.“Terimakasih pak!”“Sama-sama bu!”Tanpa menunggu lama lagi, Caramel langsung menu

  • Boss Baru itu Ayah Anakku   BAB 72

    Setelah pergi meninggalkan rumah Alexa, Leon tidak pergi ke rumahnya melainkan ke apartemen miliknya. Apartemen ini sudah lama dia tinggalkan, Leon memang sengaja tidak menjual apartemen ini karena beberapakali juga Leon pernah kesini untuk menenangkan dirinya saja.Leon merebahkan dirinya diatas kasur, dia menatap ke langit-langit kamarnya. Leon teringat kalau dulu dia dan Caramel pernah berada dikamar ini berdua dan tidur bersama disini.Leon merogoh handphone yang ada didalam saku celananya. Dia mencari-cari kontak nomor Caramel lalu dia langsung menekan tombol panggilan. Panggilan pertama Caramel tidak mengangkat teleponnya. Leon langsung mencoba kembali tetapi panggilannya tetap tidak diangkat oleh Caramel.“Kamu lagi sibuk ngurusin anak kita?” gumam Leon sambil menatap layar handphonenya yang berisikan foto Caramel. Leon terkekeh geli, karena dia berbicara pada foto Caramel yang sudah dipastikan tidak akan pernah dijawab.Sedangkan disisi lain, Caramel memang sengaja tidak menga

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status