Share

Dilontarkan ke Padepokan Carang Giring

Penulis: Suwito Sarjono
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-01 14:48:58

“Sekarang Kisanak membuka mata kembali!” ucap Pandansekti kepada Suro Joyo.

Pendekar muda berwajah tampan rupawan itu masih setengah sadar akibat terkena semacam sengatan serangga di ujung kepala. Dia membuka kedua mata pelan-pelan. Bisa mata terbuka, wajah Suro Joyo memucat pasi! Dia sekarang bisa melihat berbagai macam makhluk halus di sekelilingnya!

“Tenang, Kisanak, tenang…,” Pandansekti berupaya meredam rasa panik yang diperlihatkan Suro Joyo. “Mereka sama-sama makhluk ciptaan Tuhan yang hidup berdampingan dengan kita, tetapi beda alam. Mereka tidak akan mengganggu kita kalau kita tidak mengganggu keberadaan mereka.”

“Mengapa mereka menampakkan diri pada kita, Ki?” Suro Joyo merasa terusik. “Apakah mereka ada niat jahat pada kita.”

“Kisanak…, bukan mereka yang menampakkan diri kepada kita, tapi kita berdua punya kemampuan untuk melihat alam gaib!”

“Maksud Ki Pandansekti, saya bisa melihat alam gaib? Mampu mengetahui dunia lelembut?”

“Betul, Kisanak. Tapi jangan khawatir! Ada cara
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Brubuh Krendobumi - Pendekar Kembara Semesta Seri 3    Calon Pewaris Ilmu Ki Tambung

    Giliran Suro Joyo yang kaget mendapat pertanyaan dari Tambung. Selama hidup baru pertama kali mendengar nama Braja Pakering. Suro Joyo menjadi semakin kaget karena nama itu dijadikan bahan pertanyaan. Suro Joyo bingung untuk menjawab.“Maaf, Ki,” kata Suro Joyo terbata-bata, “saya tidak tahu apa yang Ki Tambung maksud. Saya mendengar nama Ki Braja Pakering dari Ki Tambung.”“O…, begitu. Kamu ketemu Ki Pandansekti kan?”“Iya, pagi ini. Baru saja. Pokoknya belum lama tadi.”“Ki Pandansekti lebih dikenal sebagai Manusia Lumut.”“Benar, Ki. Memang wujud badannya seperti warna hijau lumut.”“Apa beliau tidak menyebutkan nama Braja Pakering?”“Tidak, Ki.”“Rupanya daya ingat beliau sudah rusak parah. Masa nama sendiri sampai tidak ingat?”“Apa Ki Tambung kenal Ki Pandansekti?”“Ki Pandansekti itu nama aslinya Braja Pakering. Beliau kakak seperguruanku di Padepokan Langit Panglon. Di padepokan itu kami pernah belajar banyak ilmu, termasuk Ajian Lontarmaruta. Bedanya, beliau berhasil menguasa

  • Brubuh Krendobumi - Pendekar Kembara Semesta Seri 3    Dilontarkan ke Padepokan Carang Giring

    “Sekarang Kisanak membuka mata kembali!” ucap Pandansekti kepada Suro Joyo.Pendekar muda berwajah tampan rupawan itu masih setengah sadar akibat terkena semacam sengatan serangga di ujung kepala. Dia membuka kedua mata pelan-pelan. Bisa mata terbuka, wajah Suro Joyo memucat pasi! Dia sekarang bisa melihat berbagai macam makhluk halus di sekelilingnya!“Tenang, Kisanak, tenang…,” Pandansekti berupaya meredam rasa panik yang diperlihatkan Suro Joyo. “Mereka sama-sama makhluk ciptaan Tuhan yang hidup berdampingan dengan kita, tetapi beda alam. Mereka tidak akan mengganggu kita kalau kita tidak mengganggu keberadaan mereka.”“Mengapa mereka menampakkan diri pada kita, Ki?” Suro Joyo merasa terusik. “Apakah mereka ada niat jahat pada kita.”“Kisanak…, bukan mereka yang menampakkan diri kepada kita, tapi kita berdua punya kemampuan untuk melihat alam gaib!”“Maksud Ki Pandansekti, saya bisa melihat alam gaib? Mampu mengetahui dunia lelembut?”“Betul, Kisanak. Tapi jangan khawatir! Ada cara

  • Brubuh Krendobumi - Pendekar Kembara Semesta Seri 3    Manusia Lumut Memang Ada

    “Maaf..., Kisanak siapa ya?” tanya Suro Joyo sambil mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru.“Aku Pandansekti, tinggal di tengah danau,” jawab suara yang tadi menyahut perkataan Suro Joyo.Antara percaya dan tidak percaya, Suro Joyo menajamkan pandangan mata ke tengah danau.“Mana mungkin ada manusia yang bisa hidup di bawah air?” tanya Suro Joyo dalam hati. “Manusia tidak bisa bernapas ketika berada di dalam air. Kalau ada sosok yang mengaku tinggal di tengah danau, dalam arti di dalam danau, rasanya tidak mungkin. Tidak masuk akal.”Kata hati Suro Joyo bertolak belakang dengan kenyataan yang terpampang di depan mata. Dari tengah danau muncul sosok laki-laki tua yang sudah kakek-kakek. Semua tubuhnya berwarna hijau seperti warna lumut. Semula yang muncul kepala, pundak, badan, dan kaki scrutuh. Lalu laki-laki tua itu berjalan di atas air mendekati Suro Joyo.Kakek tua yang menyebut dirinya Pandansekti itu menunduk hormat, yang langsung dibalas oleh Suro Joyo.“Selamat datang di Huta

  • Brubuh Krendobumi - Pendekar Kembara Semesta Seri 3    Serangan Siluman Mayangdupa

    Ada hawa dingin sedingin salju menyambar wajah Suro Joyo. Secara naluriah pendekar muda berwajah tampan itu menyadari ada bahaya yang mengancam jiwa. Hawa dingin itu khas menebar dari sosok makhluk halus. Riris Mustika!Sejak menyadari bahwa Riris Mustika bukan manusia, Suro Joyo langsung waspada. Waspada penuh, sepenuh-penuhnya. Bagaimana pun juga, Hutan Jiwangkara bukan hutan sembarangan. Apa saja bisa terjadi di luar nalar manusia. Sosok cantik menawan yang mewujud sosok Riris Mustika, ternyata siluman.Dia siluman jahat atau baik, tidak dipikir Suro Joyo. Yang penting, dia langusng siaga kalau ada sesuatu yang tak terduga menimpanya. Begitu ada hawa dingin menerpa, Suro Joyo buru-buru menjauh. Saat itu, ternyata Riris Mustika siap menggunakan ujung kuku-kuku tajam jari-jari tangan kanan untuk menusuk jantung Suro Joyo!Tusukan itu hanya mengena tempat kosong. Suro Joyo langsung jaga jarak dengan kuda-kuda kokohnya un

  • Brubuh Krendobumi - Pendekar Kembara Semesta Seri 3   Misteri Riris Mustika 

    “Kisanak Suro Joyo..., aku memang bukan Riris Manik,” ucap perempuan berparas cantik yang berpakaian mewah layaknya putri kerajaan itu.Suro Joyo semakin dibuat kaget karena gumamannya yang lirih ternyata didengar perempuan berparas memikat itu. Dalam benaknya, Suro Joyo merasa heran sekaligus curiga. Jangan-jangan, perempuan yang masih tersenyum itu bukan manusia sembarangan.“Kalau begitu..., Putri ini siapa?” tanya Suro Joyo untuk menghilangkan rasa penasarannya.“Aku Riris Mustika,” jawab perempuan muda yang berwajah jelita itu. “Berasal dari Kerajaan Mayangdupa.”“Kerajaan Mayangdupa...?”“Iya, Kisanak.”“Baru sekarang aku mendengar nama kerajaan itu. Di mana letaknya?”“Letaknya jauh sekali dari hutan ini. Ke arah barat daya sana.”Suro Joyo berpikir keras untuk mengingat-ingat Kerajaan Mayangdupa. Namun semakin berpikir,

  • Brubuh Krendobumi - Pendekar Kembara Semesta Seri 3   Manusia Berwatak Serigala

    “Ini serigala jenis apa ya?” kata Suro Joyo agak keras untuk menggertak segerombol binatang pemakan daging yang menggeram-geram di bawah sana, berjarak sepuluh tombak. “Mengapa besarnya hampir sebesar kerbau? Apa makanan yang ada di hutan ini membuat bentuk tubuhnya menjadi lebih besar dari asal-usulnya? Warna bulunya juga hitam lebam, berbeda dari serigala pada umumnya.”Suro Joyo memperhatikan pergerakan binatang-binatang itu yang berputar-putar mengitari pohon sambil menggeram penuh nafsu memangsa calon korban. Di antara mereka ada yang menggonggong ke arah Suro Joyo seolah-olah menggertak agar mentalnya jatuh. Ketika calon korban jatuh mental, mudah sekali untuk diterkam. Dijadikan mangsa, dijadikan satapan pagi!Lidah-lidah mereka yang menjulur meneteskan liur menggambarkan nafsu makannya sangat tinggi. Pagi-pagi seperti sekarang, makhluk hidup apa pun butuh makanan untuk disantap. Sur

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status