"Siapa kau, jangan ikut campur!"
Seseorang membentak seraya mendekat pada Hart, langkahnya angkuh dan tatapannya melotot.
Hart tidak mengatakan apa pun, pukulan dari tangan kanannya ia berikan sebagai jawaban. Korbannya seketika tumbang tak sadarkan diri, pukulan keras menghantam sisi kiri wajahnya.
"Wah! Kau hebat, Hart," decak kagum Zein, tertawa dan bertepuk tangan layaknya seorang gadis kecil.
Teman-temannya tidak ketakutan karena aksi Hart, mereka justru semakin geram, melompat untuk menyerang Hart dan Zein.
Hart berdiri di Hadapan Zein, mencegah siapa pun mendekat dan menyakiti pemuda itu. Namun, lawannya terlalu banyak, Hart tak bisa menghalangi semuanya.
"Zein, larilah! Menjauh dari mereka!" seru Hart tanpa menoleh, ia sibuk bertarung.
Zein mundur sedikit menjauh, kebanyakan dari orang-orang itu mengikuti Zein, mencegahnya lari lagi dari mereka. Di hadapan Hart masih ada lima orang yang mesti ia kalahkan sebelum membantu Zein.
"Hei! kalian mencari gadis yang tinggal di kamar ini?" Hart menunjuk ke samping dengan ibu jari.Tiga orang yang berdiri di depan pintu kamar Vi menoleh ke arah Hart, memindai lelaki itu dari ujung kaki hingga kepala. Salah satu dari mereka mendekat beberapa langkah."Ya, kau kenalannya?"Hart menggelengkan kepala sebelum menjawab, "Tidak juga, tapi yang aku tahu gadis itu telah pindah beberapa hari yang lalu," ungkapnya dengan raut yang meyakinkan.Lelaki yang sebelumnya bertanya semakin mendekat, tiba-tiba menggayungkan tangan dan mencengkeram kerah jaket Hart. "Jangan main-main dengan kami!" pekiknya berbisik di depan wajah Hart.Seketika Hart mengangkat tangan, melontarkan sebuah pertimbangan. "Dobrak saja pintunya, tapi kalian tidak akan menemukan siapa-siapa di dalam sana," sarannya mengingatkan, meski sebenarnya Hart sedang bertaruh.Pria yang berdiri tepat di hadapan Hart menatapnya tajam. Tidak sulit bagi Hart meyakinkan orang itu d
"Anu ... kalau soal itu aku tidak bisa cerita, Om." Dengan sopan, Vi menolak permintaan Hart. Namun, tampak jelas dari wajahnya yang cemas kalau ia begitu ingin menceritakan segalanya, berbagi beban yang ia pikul sendirian pada seseorang."Tidak masalah, itu hak kamu. Mungkin untuk sementara mereka tidak akan ke sini lagi mencarimu, tapi berhati-hatilah saat ke sekolah, kelihatannya mereka orang-orang yang berbahaya.""Maaf, Om. Bukannya aku tidak percaya sama Om, hanya saja aku tidak ingin melibatkanmu dalam masalahku," tutur Vi menjelaskan alasannya.Meski Vi bilang begitu, pada dasarnya Hart sudah terlibat. Hart tidak tahu dengan siapa ia telah berurusan saat ini. Orang-orang ini begitu menginginkan Vi."Kau mau tetap di sini atau kembali ke kamarmu? Hmmm, aku akan senang kalau kau mau menemaniku malam ini," tanya Hart dan sedikit menggoda."Om mesum, ihh. Aku akan keluar sekarang," pamit Vi seraya berbalik ke arah pintu."Namaku Hart, ja
Bukannya panik, Abi justru tersenyum kala Betha melepaskan pukulan ke arahnya. Sejak awal ia sudah yakin akan menang, sengaja terus menghindar untuk menguras stamina Betha hingga ia mampu menepis pukulan raksasa itu.Sebelum pukulan Betha mengenai wajahnya, Abi melepaskan satu tendangan pada kaki Betha. Lelaki besar itu tak mampu menahan keseimbangan tubuhnya, terjatuh ke depan dan dagunya disambut dengan sudut lutut Abi yang menghantam kuat.Sebelum kepala Betha menyentuh lantai, pemuda itu telah kehilangan kesadarannya.Hart yang berniat membantu menghentikan larinya, berganti dengan langkah pelan mendekati Abi."Kau mengalahkannya," kata Hart seakan tak percaya."Jangan meremehkanku, Hart," balas Abi menyombongkan diri.Betha yang kalah tergeletak tak berdaya di atas lapangan. Anggota Hollow yang mulai sadar seakan tidak percaya dengan apa yang mereka lihat. Betha, orang terkuat kedua di Hollow, raksasa omega dikalahkan Abi dalam pertarun
"Abi, malam ini ajak aku bertemu dengan pemimpin Capsule," pinta Hart."Huh? Kenapa tiba-tiba mau ketemu sama dia?""Aku cuma ingin mengatakan beberapa hal padanya. Kau bisa kan mempertemukan kami?" Hart berharap Abi bisa membantunya."Kalau gitu kau tidak usah pulang. Lagi pula, sudah lama aku mau mempertemukan kalian." Abi berdiri dan mengajak Hart ke dalam rumah.Keduanya menghabiskan waktu berbincang tentang masa lalau. Mereka berangkat menuju markas Capsule tepat jam sepuluh malam.Mereka tiba di depan bangunan yang cukup luas. Dari bentuknya, sepertinya itu bekas toko kendaraan."Ini markas Capsule," kata Abi, masih di atas motornya. Lalu melaju pelan masuk ke dalam bangunan.Di dalam markas Capsule berkumpul begitu banyak anggota geng dengan kendaraan mereka."Mereka semua Member Capsule," terang Abi turun dari motor setelah Hart turun lebih dulu.Jumlah mereka sangat banyak. Yang ditemui Hart di gedung boling han
Di atas motor dalam perjalanan pulang, Abi terus bertanya rentang rencana Hart, tapi Hart hanya meminta Abi agar percaya padanya.Abi tahu kalau Hart berniat membentuk sebuah geng sebelum menantang Zein. Abi mendukung sepenuhnya apa yang akan dilakukan Hart, tapi di sisi lain ia juga tidak mau kalau posisi Zein digeser oleh Hart."Entah aku harus bilang apa, Hart. Aku berada di pihak kalian berdua," ungkap Abi sesaat setelah Hart turun dari motornya."Aku juga berada di pihak kalian. Aku akan memberitahumu saat semuanya sudah siap.""Apa sebenarnya yang kau rencanakan, Hart?"Hart hanya tersenyum menahan jawabannya. Abi harus bersabar, melaju dengan motornya meninggalkan Hart di pinggir jalan depan gedung kontrakannya.Tepat saat Hart baru saja membuka pintu kamar, Vi juga keluar dari kamarnya."Kakak!" Panggil Violet"Kakak dari mana saja. Aku menunggumu dari tari," kata gadis itu berdiri di depan pintu."Menungguku?"
"Aku butuh posisi sebagai pemimpin Hollow."Tanpa basa-basi lagi, Hart langsung menegaskan apa yang ia inginkan."Huh! Apa itu harus. Tidak mudah bagi kami untuk sampai ke posisi ini, kami telah mengotori tangan kami demi semua ini," tutur Betha.Memang sulit menyerahkan kepemimpinan Hollow begitu saja pada seseorang yang baru mereka kenal. Apalagi Betha pernah melihat Hart bersama Abi."Sebelum itu, bisa kau katakan apa rencanamu?" tuntut Alpha."Kakak ...! Kau yakin dengan ini." Betha berseru.Carlie yang berdiri di belakang sofa di mana Hart dan Betha duduk berucap, "kakak, apa kau lupa pesan yang dititipkan ayah? Beliau meminta kita mencari putra Sherlock, pewaris kerajaan yang sah," lirihnya mengingatkan."Dan kita tidak pernah mencarinya. Kita percaya kita bisa melakukannya sendiri. Sekarang dia datang, memang sudah seharusnya dia yang menjadi pemimpin kita," sambung Alpha menambahkan.Kakak beradik itu berusaha meyakinka
Hart mengutus beberapa orang menyampaikan pesan pada Dorador dan Valhalla, mengajak mereka untuk bergabung. Hart tidak ingin menempuh jalan kekerasan jika masih bisa merekrut mereka dengan cara halus.Joker tidak memberikan jawaban apa pun dengan tawaran Hart, begitu juga empat pemimpin Valhalla. Mereka ingin mendengar alasan Hart merekrut mereka, juga ingin tahu apa sebenarnya yang direncanakan Hart.Karena permintaan itu, Hart memanggil petinggi empat kelompok yang mengusai Neo Olympus. Di lantai tiga markas Hollow, di dalam satu ruangan yang luas, mereka semua berkumpul.Hart mengungkapkan siapa dirinya dan tujuannya mengajak empat kelompok itu bergabung. Semuanya terkejut mendengar pernyataan Hart, kecuali petinggi Hollow yang sebelumnya sudah tahu."Kau setius dengan ini, Hart?" Di antara mereka, Abi adalah yang paling tidak menyangka status Hart."Sejak awal tujuanku ke tempat ini adalah kalian.""Orang-orang kerajaan itu sudah tidak t
Britavia merupakan negara kerajaan di benua selatan dengan wilayah yang tidak terlalu luas. Namun, Britavia adalah negara paling maju di dunia dari bidang teknologi dan ilmu pengetahuan. Raja sebelumnya, yakni kakek Hart menjalankan sebuah proyek pengembangan teknologi tinggi. Para ilmuan dan mekanik dari Britavia menciptakan pasukan robot yang dapat dikendalikan seorang pilot layaknya pesawat. Tujuan pesawat robot itu diciptakan hanya untuk pertahanan, sebab desas-desus akan pecahnya perang dunia mulai terdengar. Namun, belum cukup setahun Argus berkuasa, perang dunia langsung pecah. Britavia dengan pasukan robotnya mendominasi setiap pertempuran. Britavia mengusai seluruh benua selatan, menyatukan benua paling kecil itu dalam satu negara kerajaan di bawah bendera Britavia Raya, menjadikan Britavia sebagai negara paling luas Argus belum puas dengan itu, invasinya terus berlanjut hingga menguasai satu benua di utara Britavia. Tersisa tiga benua besar