Share

Tamu Hina

Happy rading.

"Liana, aku ingin mengatakan satu hal lagi." Wajah Riana terlihat lebih serius, apa yang ingin ia katakan mungkin merupakan sesuatu yang amat penting.

Liana yang masih tertunduk malu, kini mulai mengangkat kepalanya untuk menyimak baik-baik apa yang akan dikatakan Riana-tantenya.

"Tadi aku membicarakan tentang permintaanmu untuk tinggal di rumah lama itu dengan Oma kamu," ungkap Riana sembari melambai memanggil pelayan.

"Soal itu? Ya, beliau melarangku tinggal di sana," keluh Liana.

"Hart, kau mau minum apa?" tanya Riana pada pemuda yang telah menarik perhatiannya.

"Beri dia secangkir kopi, dia tidak akan menolak," sela Liana menjawab pertanyaan untuk Hart.

"Jadi kau sudah tahu minuman kesukaannya." Riana tersenyum merayu.

"Tante," rintih Liana dengan wajah cemberut manja.

"Hahaha, wajahmu memerah," goda Hart meledek, meskipun tanpa menatap ke arah Liana.

"Ini karena aku terlal

Vazio Nove Doiz

Baba-bab selanjutnya akan menceritakan konflik dalam keluarga Veronica mulai bermunculan hingga memakan korban jiwa. Masa lalu kelam keluarga kelurga Liana mulai terungkap. Watak asli Liana, tujuan Ali, kehebatan seorang Hart, serta moen-momen romantis hubungan asmara atara Liana dan Hart. Makasih buat semua pembaca, sampai jumpa dalam bab selanjutnya. :)

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status