Gu Lichen mengambil tisu dan menyeka air mata di wajahnya. "Aku benar-benar tidak tahu Kau akan memiliki reaksi yang begitu besar. Sepertinya aku terlalu berpendirian dan menonjolkan diri. Biarkan aku membawamu kembali sekarang."Ucap Gu Lichen sambil menghapus air matanya. Dia kemudian menghidupkan kembali mobilnya untuk berbalik arah."Jangan." Zhong Keke menekankan tangannya di punggung tangan Gu Lichen pada tongkat persneling dan menarik napas dalam-dalam saat dia menatap lurus ke depan. "Aku... aku ingin pergi ke ngarai." Dia ingin menyelesaikan perjalanan yang belum selesai.Dia belum pernah ke sana, tapi... apakah itu juga berarti dia tidak pernah membiarkan dirinya berjalan ke depan?Dia tahu Gu Lichen ingin dia melanjutkan perjalanannya, dan dia juga ingin melakukannya.Orang tuanya juga akan lebih bahagia jika dia lebih bahagia.Gu Lichen menatap mata merah dan bengkak Zhong Keke. "Kau yakin mau pergi?"“Ya, Aku ingin melihat ngarai untuk diriku sendiri dan juga
Keluarga itu berjalan ke arah lain. Itu adalah pemandangan yang manis.Zhong Keke memperhatikan mereka dengan bingung. Ayahnya juga biasa memberinya tumpangan di pundaknya seperti itu ketika dia masih kecil. Dia merasa sangat tinggi setiap saat!Tiba-tiba, seekor ikan kecil berenang melewati kaki Zhong Keke. Zhong Keke tanpa sadar membungkuk untuk menangkapnya, tetapi dia tidak berharap dirinya kehilangan pijakan dan jatuh ke depan. Dia akan terjun ke air.Tiba-tiba, sebuah lengan yang kuat melingkari pinggangnya dan mengangkatnya.Kemudian, suara panik Gu Lichen terdengar di atas kepala Zhong Keke. "Apa yang sedang kau lakukan?"Zhong Keke membeku dan menoleh untuk melihat wajah pucat Gu Lichen. "Aku... aku hanya ingin... menangkap ikan.""Menangkap ikan?" Gu Lichen membeku sedikit sebelum melihat ke bawah untuk melihat beberapa ikan kecil berenang di sungai. Kemudian, dia melihat sekeliling untuk melihat orang lain mencondongkan tubuh ke depan untuk menangkap ikan kecil i
Gu Lichen basah kuyup, jadi dia menginap di kamar hotel dekat ngarai.Kamar yang diminta Gu Lichen adalah yang terbaik, tentu saja. Itu memiliki segalanya dan elegan namun mewah. Bahkan memiliki beberapa kamar dan dua kamar mandi."Jubah mandi ada di kamar mandi. Sepatu dan pakaianmu akan dicuci dan dikeringkan oleh staf hotel. Kita seharusnya bisa kembali ke kota pada malam hari," ucap Gu Lichen.Zhong Keke menjawab, "Oh, baiklah. Maaf kau menjadi basah kuyup saat menemaniku ke sini."Gu Lichen berkata, "Itu bukan salahmu. Kau sama sekali tidak perlu meminta maaf kepadaku. Baiklah, cepat mandi, atau kau akan mudah masuk angin."Zhong Keke lalu masuk ke salah satu kamar mandi.Rambut Gu Lichen basah, dan keraguan muncul di matanya yang dingin.'Apa yang salah denganku? Ketika Aku melihat Zhong Keke hampir jatuh ke sungai tadi, Aku langsung pergi ke air untuk menangkapnya tanpa berpikir.'Dia tahu bahwa sungai itu dangkal. Zhong Keke akan baik-baik saja bahkan jika dia j
"Ini hanya luka ringan. Jangan khawatir," ucap Gu Lichen.Namun, kata-katanya tidak membuat Zhong Keke merasa nyaman. "Bagaimana dengan tubuhmu? Apakah ada luka lain?""Kurasa tidak," ucap Gu Lichen.Zhong Keke dengan cemas berkata, "Kau tidak berpikir begitu? Apakah kau tidak memeriksa dirimu sendiri ketika kau mandi? Tidak, mari kita periksa lagi kalau-kalau ada cedera yang terlewatkan.""Periksa? Bagaimana kau akan memeriksanya?" Gu Lichen bertanya."Tentu saja kau harus melepas jubah mandimu. Coba aku lihat apakah kau telah..." Zhong Keke terdiam di tengah kalimat, wajahnya sudah merah.'Apa yang aku bicarakan? Aku sebenarnya meminta Gu Lichen untuk melepas jubah mandinya. Aku tidak berpikir dia mengenakan apa pun di bawah jubah mandinya ... ' Mengingat hal itu, dia tidak bisa menahan diri untuk tidak melirik dada Gu Lichen yang samar-samar tertutup oleh jubah mandinya."Apakah kau ingin aku melepas jubah mandiku?" Dibandingkan dengan Zhong Keke yang tersipu, Gu Liche
Kukunya dicabut menggunakan penjepit besi yang dingin, dia merasakan sakit yang sangat hebat, seperti seekor binatang buas yang mengigitnya dengan mulut terbuka lebar dan dipenuhi dengan darah.Beberapa wanita berseragam penjara tengah menindih seorang wanita kurus dengan menggunakan seragam yang sama tengah berusaha untuk melepaskan diri.Ling Yiran hanya bisa menyaksikan saat kuku jarinya dicabut satu per satu. Bau tengik di dalam sel bercampur dengan bau darah yang keluar dari ujung jarinya sangatlah menjijikkan."Mantan pengacara pendatang baru terbaik di masa lalu saat ini tidak lebih baik dari gundukan lumpur." Suaranya yang dingin dan kasar terdengar dari atas kepala Ling Yiran.Dia mengangkat kepalanya dengan perasaan putus asa dan melihat sosok wajah yang sangat menarik berada di depannya. Siapa yang menyangka bahwa seorang artis terkenal, yang dipercaya oleh orang-orang yang berada di lingkungan industry film dan televisi lebih polos daripada bunga teratai, ternyata begitu k
“Sial! Pria di hadapanku ini hanyalah seorang pejalan kaki biasa yang mengenakan pakaian butut, jadi kenapa aku harus takut padanya?”Sun Tengyang meludah dan ingin langsung melayangkan tinjunya ke pejalan kaki tersebut.Namun, di saat berikutnya, pejalan kaki itu telah menginjak Sun Tengyang, wajah Sun Tengyang tersungkur dekat sekali dengan tanah, betapa malang nasib Sun Tengyang.Dua pria lainnya yang melihat kejadian itu segera bergegas untuk menghajar pejalan kaki yang secara tiba-tiba muncul entah darimana.Segera setelah itu, Ling Yiran hanya bisa melihat si pejalan kaki telah mengalahkan ketiga pria itu. Dan itu adalah sebuah adegan yang sangat brutal.Tidak jauh dari sana, ada sebuah mobil yang terparkir di sudut terpencil di persimpangan jalan. Duduk di dalam mobil, Gao Congming melihat apa yang terjadi di hadapannya dan kemudian berdoa, sambil bergumam, “Sebaiknya Tuan Muda Yi bisa mengontrol dirinya!”Jika Tuan Muda Yi melakukan sesuatu hal yang gila, hasilnya tentu s
“Apakah kau lapar? Aku akan membuatkanmu sesuatu untuk dimakan,” Ucap Ling Yiran. Hari ini dia tidak melihat Yi Jinli makan apa pun ketika dia sedang membersihkan jalanan.Ling Yiran memasukan beberapa bungkus mie dan telur ke dalam panci untuk membuatkan semangkuk mie untuk Yi Jinli.“Ini, makanlah, tapi jangan makan terlalu cepat. Makanan ini masih panas,” ucap Ling Yiran.Yi Jinli menundukan kepalanya dan memakan mienya dengan tenang. Ling Yiran juga menatapnya dalam diam. Entah kenapa, kesepian yang dia rasakan setiap kali dia kembali ke apartemennya setelah pulang kerja sepertinya telah sirna. Apakah mungkin karena kehadiran pria ini?Setelah dia selesai makan, Ling Yiran membersihkan piringnya. “Aku biasa tertidur dengan lampu menyala, jika kau tidak keberatan,” ucap Ling Yiran. Sejak dia dibebaskan dari penjara, dia memiliki kebiasaan menyalakan lampu saat tidur.“Baiklah.” Ling Yiran berbaring di tempat tidur, sementara Yi Jinli terbaring di atas tikar yang sudah di bent
Ekspresi wajah Ling Luoyin berubah saat melihat Ling Guozhi menampar wajah Ling Yiran.“Apa yang kau bicarakan! Kau telah menabrak seseorang dan berakhir di penjara karena kejadian itu. Seluruh keluarga telah dipermalukan karena perbuatan yang kau lakukan. Kau sudah tidak memiliki masa depan. Apakah kau ingin merusak masa depan adikmu juga?” Ling Guozhi memarahi Ling Yiran.Mata Ling Guozhi di penuhi dengan rasa kebencian ketika ia melihat Putri sulungnya. Dia memikirkan kembali masa lalu ketika saat itu keluarganya mempunyai hubungan yang baik dengan keluarga Xiao, kerabat dan teman-temannya sangat menghormatinya dan tidak memandang rendah pada keluarganya.Pipi Ling Yiran terasa sangat sakit dan rasanya seperti terbakar, tetapi ekspresinya tetap tenang, seolah-olah dia tidak peduli dengan semua hal ini.“Awalnya aku hanya ingin mempersembahkan dupa untuk ibuku, tapi sekarang sepertinya aku tidak perlu melakukannya lagi di sini. Aku tidak akan menginjakkan kaki di rumah ini lagi.”