Diana memalingkan wajahnya, setelah ia bisa merasakan bahwa handuk dari pinggang Michel terlepas."Kenapa kau tidak mau melihatnya?" Diana kini memejamkan matanya. Ia takut ketika membuka matanya, Diana harus melihat sesuatu yang tidak ingin dilihatnya."Sudah, hentikan," Michel menghentikan Diana dan berjalan melaluinya."Mau saya pijet, Tuan?" Diana menawarkan yang lain setelah beberapa saat. "Hmm, pundakku." Michel sedikit penasaran dengan sikap inisiatif Diana yang biasanya harus disuruh dulu namun kali ini Diana yang lebih dulu menawarkan.Michel mengambil posisi duduk di bibir ranjang sedang Diana duduk di belakang Michel."Tuan, aku tidak melihat Nyonya dan Nona di rumah. Apa mereka pergi dan menginap?" Baru saja Diana memulai tugasnya untuk memijit Michel tapi mulut Diana juga tidak henti-hentinya berkata dan bertanya hal yang membuat Michel kesal."Bukankah kamu senang jika mereka tidak di rumah?" Kesal Michel berusaha menoleh ke arah Diana namun Diana memegang kepala Miche
Dave menunggu balasan pesan dari Diana cukup lama sampai tanpa sadar, Dave tertidur setelah berpikir dirinya akan datang ke kantor Michel besok untuk membawakan Diana bunga dan berusaha agar Dave mendapatkan alamat rumah Diana.Pagi hari.Diana sangat terkejut saat dirinya turun ke ruang makan dan melihat Nyonya Kelly dan Vanessa berada di sana.Nyonya Kelly dan Vanessa terlihat sedikit menghitam namun tatapan mereka padanya terlihat sama. Nyonya Kelly dan Vanessa tidak bisa melakukan apapun sekarang walau mereka sangat membenci Diana.Sudah cukup beberapa hari ini Michel membuang mereka ke Laos tanpa uang karena bertengkar dengan Diana.Jika sudah saatnya nanti, mereka akan menendang Diana keluar dari rumah Michel dan mempermalukannya.Tadi pagi, dengan bersusah payah Diana menutupi tanda merah disekitar leher dan dadanya dengan alat makeup. Syukurnya tanda merah itu sudah tidak terlalu terlihat sekarang sehingga Diana tidak perlu memakai syal."Diana, duduk di sini." Michel memberi
"Michel, aku tertarik dengan Diana, tolong lepaskan dia dan aku akan membayar ganti rugimu." Bukannya pergi, Dave malah menantang Michel."Diana menolakmu, Dave." Michel bersikeras."Itu karena dia takut padamu, Michel." "Kalau gitu tanya saja pada Diana, kalau dia mau, kamu bisa membawanya pergi tanpa ganti rugi," ujar Michel menantang Dave dan lalu menatap Diana yang saat ini semakin bingung karena merasa diperebutkan.Tentu saja Diana ingin bebas, tapi jika Diana menerima tawaran Dave, Michel pasti akan menyiksa Doni. Diana tidak bisa menerima kalau Doni harus menderita karena dirinya.Di sisi lain, Michel sudah sangat yakin jika pasti Diana akan memihaknya."Bagaimana, Diana?" Dave menunggu jawaban Diana."Maaf, Pak. Tolong jangan ganggu saya. Saya senang bekerja dengan Tuan Michel. Saya tidak akan merespon anda kedepannya jika bukan masalah pekerjaan." Diana menghela nafas panjang dan menjawab Dave."Kamu dengar, Dave? Kamu bisa pergi sekarang," usir Michel merasa menang."Oke,
"Tuan, jangan..." Diana berusaha mengambil kembali ponselnya dari tangan Michel, namun Michel menahan tangan Dianq hanya dengan satu tangan."Jake, tahan dia sebentar." Jake berdiri di belakang Diana dan Diana terpaksa diam agar Jake tidak menahannya."Aku diam." Michel membaca pesan terakhir Doni di ponsel Diana dan menatap Diana bingung."Kenapa kamu tidak membalasnya? Balas saja, katakan kamu tinggal di rumahku," ujar Michel pada Diana."Tidak bisa, Tuan. Bagaimana kalau tiba-tiba dia datang?" Tolak Diana dengan nada sedikit lebih tinggi."Tidak masalah, aku akan memperlakukannya dengan baik jika kamu juga bersikap baik dan patuh padaku," ujar Michel ringan.Diana tidak menjawab ucapan Michel lagi dan lebih memilih untuk menyimpan ponselnya ke dalam tas.Diana tetap makan seperti biasa saat makanannya datang seraya terus berpikir bagaimana cara Diana menyikapi Doni.Diana tidak ingin Doni tau soal Dody yang menjualnya atau tau perihal pekerjaannya. Diana tidak ingin Doni sedih, ke
Malam hari.Diana sedikit lebih lega sekarang setelah sebelumnya menemui Doni dan memberi Doni penjelasan walau dengan kebohongan."Bagaimana? Kamu sudah lega?" Michel yang baru saja keluar dari kamar mandi bertanya pada Diana dan Diana menoleh ke arah Michel dengan wajah yang biasa saja walau Diana melihat Michel hanya mengenakan handuk saja.Tampaknya Diana sudah terbiasa dan tidak tertarik pada tubuh sempurna Michel."Sudah lebih baik, Tuan. Terima kasih untuk bantuannya," ujar Diana mengambilkan Michel baju tidur untuk Michel pakai. "Diana, besok kamu tidak perlu datang ke kantor," ujar Michel tiba-tiba seraya memakai pakaiannya."Kenapa, Tuan?" Diana terkejut dan juga penasaran kenapa tiba-tiba Michel melarangnya ke kantor."Pokoknya tidak boleh," ujar Michel bersikeras.Michel punya firasat bahwa Dave akan datang lagi ke kantornya besok untuk menemui Diana, itu sebabnya Michel melarang Diana ke kantor.
Jake menegur Diana namun Michel bukannya memarahi Diana namun malah memarahi Jake karena teriakan Jake membuat Michel yang berada di sampingnya terkejut dan tersedak.Uhukk... Uhukkk....Michel tersedak dan Diana dengan cepat memberi Michel air minum padahal itu bukanlah cara yang tepat untuk menolong orang yang tersedak makanan.Jake bergerak seperti hendak memeluk Michel dari belakang namun ternyata Jake membantu Michel mengeluarkan makanan yang membuat Michel tersedak dengan cara menekan rongga perut Michel dengan kedua tangannya."Kenapa kamu mengagetkanku, Jake?" Dengan wajah memerah Michel memarahi Jake dan membuat semua orang harus mati-matian menahan tawa."Maaf, Tuan." Jake merasa bersalah.Pemandangan ini sangat langka dan Diana merasa menang karena berhasil membuat Jake dimarahi Michel dan Jake sudah tau kalau Diana memang sengaja mencari aman dan membuat dirinya dimarahin Michel."Sudahlah, siapkan mobil. Kit
Dave menunggu Doni pulang sekolah dari dalam mobilnya yang ia parkirkan di depan gerbang sekolah Doni. Dave sengaja membuka sedikit pintu mobilnya agar Doni lebih mudah menemukannya.Dan setelah banyak siswa berjalan melewati mobil Dave, akhirnya salah seorang anak berhenti di samping pintu mobil Dave."Kak Dave," panggil Doni menatap Dave yang sibuk dengan ponselnya fokus."Oh, Doni. Sini masuk, kita makan sambil ngobrol ya. Gak apa-apa kan?" Dave meminta ijin Doni lebih dulu untuk membawa Doni pergi makan ke restauran."Iya, Kak." Doni sedikit takut."Ini nomor ponsel kakak kamu? Benarkan? Kami sering berbalas pesan," ujar Dave menunjukkan ponselnya pada Doni agar Doni percaya."Eh, iya, Kak. Benar," jawab Doni tersenyum canggung setelah melihat ke layar ponsel Dave yang menunjukkan isi pesan Dave dengan Diana.Sesampainya di restauran langganan Dave. Doni terlihat malu dan juga canggung. Sepertinya ini kali pertama Do
"Diana, aku akan pergi dan mungkin akan kembali 2 hari lagi. Bersikap baiklah. Jake akan mengawasimu," ujar Michel pada Diana dan Diana menatap curiga Michel."Tuan, anda tidak akan menyakiti adik saya kan?" Diana memastikan."Itu tergantung dengan sikapmu selama di rumah. Yang perlu kamu tau, aku selalu mengawasimu," ujar Michel yang kemudian pergi hanya dengan membawa ponsel.Michel pergi menemui Jake lebih dulu untuk meminta Jake mengawasi Diana. Michel juga mengatakan rencananya pada Jake. "Aku percaya denganmu, Jake. Tolong jaga kepercayaanku itu sampai aku kembali." Michel berlalu meninggalkan rumah dan pergi dengan mobilnya menuju rumah sakit tempat Michel dulu melakukan operasi vasektomi.Keesokan harinya.Seperti biasa, Dave dan Doni bertemu namun kali ini Dave akan sedikit tega untuk memanfaatkan Doni."Doni, apa kamu sebelumnya pernah mendengar kalau ayah kamu menjual kakak kamu? Maaf, buka maksud saya seperti itu. Jika kamu percaya hal itu, saya akan buktikan bahwa itu be