Share

Noda Darah

Michel menatap tajam Diana dan kedua pelayan wanitanya yang ternyata sedang sibuk menjalankan tugas dari Tatang untuk membantu Diana mandi dan berganti pakaian tapi ditolak oleh Diana yang malu tubuhnya dilihat orang lain.

"Tuan, maaf. Pak Tatang meminta kami untuk membantu Nona Diana bersiap untuk melayani anda tapi Nona Diana menolak." Kedua pelayan wanita yang terkejut tersebut segera menunduk menghadap Michel.

Salah satu pelayan mengadu dan membuat Diana seketika terdiam ketakutan seraya menelan ludah kasar. Diana memegangi baju haramnya dan menutupnya dengan kedua tangannya.

"Kalian berdua boleh pergi." Michel mengusir kedua pelayannya dan maju selangkah ke arah Diana yang dengan spontan melangkah mundur.

"Kau menghindariku?" Michel mencengkram kasar pakaian Diana dan menariknya hingga robek yang membuat Diana terdiam ketakutan.

"Tidak, Tuan. Maaf," jawab Diana terdengar gemetaran.

Diana masih berusaha menutupi bagian sensitifnya dengan kedua tangannya.

"Tuan, apa anda ingin mandi?" Dalam keadaan takut, Diana berusaha mengalihkan tatapan tajam Michel dari wajahnya.

"Tidak perlu!" Michel melemah melihat wajah polos dan tubuh Diana dan Michel juga seketika melupakan kemarahannya pada Evellyn.

Di luar kamar Michel, Nyonya Kelly dan Vanessa dimarahi oleh Jake karena ingin menguping Michel dan Diana. Seperti biasa, Jake akan mulai mengancam kedua wanita ini jika mereka membantah.

"Dalam hitungan ketiga kalau kalian tidak masuk ke dalam kamar, maka jangan salahkan saya jika kalian tidak bisa memakai kartu besok."

Nyonya Kelly dan Vanessa saling tatap untuk mengambil keputusan. Karena bagi mereka uang lebih penting, maka....

"Van, ayo kita kembali ke kamar. Gak asik di sini. Ada mata elang yang bisa nyuri uang kita." Nyonya Kelly menyindir Jake dan pergi begitu saja.

"Iya, Ma. Padahal dia cuman asisten, tapi gayanya..." Vanessa berlalu setelah menghina Jake.

Jake memutuskan untuk tetap berada di dekat kamar Michel dan tetap siaga kalau Michel memanggilnya dan membutuhkan bantuannya.

Dari tempat Jake berdiri saat ini, Jake bisa mendengar suara menggelegar Michel dari dalam kamar yang terdengar seperti Michel memarahi Diana.

Jake tidak heran karena paham kondisi hati Michel sedang tidak baik karena masalah keanggotaannya.

"Duduk di sini! Tidak dengar? Mau aku memaksa dan bersikap kasar? Hah!" Michel ingin Diana duduk di atas pangkuannya tapi Diana tidak mau karena pakaian yang ia pakai transparan dan juga robek.

Tadinya Michel marah karena Evellyn, tapi sekarang sudah tidak. Kali ini Michel marah karena Diana membantah perintahnya padahal tubuh Michel sudah mulai bereaksi karena melihat tubuh Diana.

Tubuh Michel bereaksi terlalu cepat dan tidak seperti biasanya yang harus disentuh oleh wanita malam lain di club miliknya.

Diana berjalan lamban ke arah Michel yang sedang duduk di bibir ranjang dan menahan bajunya agar tidak terbuka padahal sudah robek akibat Michel menarik bajunya tadi.

"Aahh!" Pekik Diana terkejut saat Michel menarik tangannya dan membuatnya jatuh di atas pangkuan Michel.

"Maaf, Tuan."

Michel tidak menjawab dan mulai menatap fokus bibir lembab alami Diana saat Diana berbicara.

"Cium aku." Pinta Michel pada Diana.

"Maaf, Tuan. Saya tidak bisa. Saya tidak pernah melakukan hal semacam itu. Saya... Hmmppp...."

Sebelum Diana menyelesaikan ucapannya, Michel lebih dulu meraub rakus bibir perawan Diana yang terasa kenyal, hangat dan manis.

Sedang Diana yang disosor tanpa aba-aba hanya bisa membeku kaku dengan mata yang melotot.

Diana tidak bisa bernafas dan hampir kehabisan nafas.

"Relax," ujar Michel memberikan Diana waktu untuk mengambil nafas dan mulai mengabsen lembut mulut Diana.

Tanpa sadar, tangan Diana yang mulai terbawa suasana mulai bergerak mengalung di leher Michel dan Michel melilitkan tangannya di pinggang ramping Diana.

Michel senang menyadari kebenaran dari apa yang Diana katakan tentang dirinya yang tidak berpengalaman dalam hal semacam ini.

Diana hanya menikmati dan tidak membalas pancingan Michel sama sekali. Tapi anehnya Michel malah tidak marah dan membiarkan Diana menikmati permainan ranjang untuk pertama kalinya baginya.

Perlahan Michel membaringkan Diana di atas ranjang dan mengukungnya. Entah kenapa Diana merasa nyaman dengan Michel.

Michel membuat Diana merasa nyaman lebih dulu seperti Michel sudah pro dalam hal seperti ini. Baru perlahan setelahnya Michel mengeluarkan senjatanya yang sangat diinginkan banyak wanita malam dan mengarahkannya ke sebuah lubang sempit yang telah basah.

Diana tidak berteriak namun menangis menahan rasa sakit saat Michel memaksa masuk ke dalamnya.

Michel menyadari tangisan Diana walau Diana tidak bersuara. Michel membiarkan menenggelamkan senjatanya di bawah Diana sampai Diana merasa nyaman.

"Sakit?" tanya Michel dengan suara lembut namun serak sedang Diana hanya mengangguk sebagai jawaban.

Setelah beberapa saat, Michel mencoba bergerak perlahan dan memulai tempo.

Sudah 4 jam berlalu dan Diana hampir saja pingsan namun Michel masih terus memompanya.

"Tahan, sebentar lagi kita selesai." Michel menahan Diana agar tetap sadar.

Michel tidak pernah memakai benda pengaman yang seperti balon jika berhubungan badan karena Michel telah menjalani operasi vasektomi sejak dulu agar tetap aman.

Setelah selesai, Michel berbaring di samping Diana yang telah tertidur dan tidak lupa menarik selimut hingga menutupi tubuh Diana yang telah tak berbusana.

Pagi hari.

Michel tidur paling akhir namun sepertinya Michel juga bangun paling awal. Michel terlihat sedang memakai pakaian kerjanya seraya bercermin.

Michel tidak membangunkan Diana karena merasa kasihan.

Waktu menunjukkan jam 7 pagi dan petugas kebersihan mengetuk pintu kamar Michel untuk membersihkan kamar Michel.

Tokkk... Tokk... Tokk...

Michel membuka pintu kamarnya dan hanya mengeluarkan kepalanya saja.

"Lakukan nanti saat aku menyuruh. Sekarang katakan pada Tatang untuk datang ke sini." Pinta Michel yang mulai menjadi posesif hingga tidak ingin ada orang yang melihat Diana tidur.

"Baik, Tuan." Petugas kebersihan yang sudah datang dengan alat tempur mereka terpaksa kembali ke belakang rumah untuk menyimpan alat mereka.

Tak lama, Tatang datang dan mengetuk pintu.

"Tuan memanggil saya?" tanya Tatang yang juga sudah rapi dengan seragamnya.

"Iya. Apa Nyonya Kelly dan Vanessa sudah sarapan?" Michel keluar dari kamar dan menutup pintu.

"Mereka sedang sarapan, Tuan."

"Awasi terus mereka dan minta 2 pelayan wanita datang untuk mengawasi Diana saat aku pergi. Katakan pada Diana bahwa dia boleh keluar kamar tapi tidak boleh keluar dari rumah." Michel memberi aba-aba pada Tatang, sebagai kepala pelayan.

"Baik, Tuan. Ada lagi, Tuan?"

"Tidak," jawab Michel.

"Kalau gitu saya permisi, Tuan."

Setelah Tatang pergi, Michel kembali masuk ke dalam kamar namun tidak melihat Diana berada di atas ranjang lagi.

Dari arah dalam kamar mandi terdengar suara air yang tandanya Diana sedang mandi.

Michel menaruh 1 pasang baju untuk Diana pakai di atas ranjangnya yang masih berserakan. Dan tatapan Michel terfokus pada noda darah di atas sprei ranjangnya.

Michel tersenyum tipis lalu memutuskan untuk pergi ke ruang makan yang telah sepi. Nyonya Kelly dan Vanessa sudah tidak berada di sana lagi membuat Michel bertanya-tanya karena tidak biasanya mereka pergi sebelum dirinya selesai sarapan.

"Di mana mereka?"

"Tuan, maaf, mereka...."

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status