Share

Noda Darah

Author: Putri Tidur
last update Last Updated: 2023-09-21 14:08:13

Michel menatap tajam Diana dan kedua pelayan wanitanya yang ternyata sedang sibuk menjalankan tugas dari Tatang untuk membantu Diana mandi dan berganti pakaian tapi ditolak oleh Diana yang malu tubuhnya dilihat orang lain.

"Tuan, maaf. Pak Tatang meminta kami untuk membantu Nona Diana bersiap untuk melayani anda tapi Nona Diana menolak." Kedua pelayan wanita yang terkejut tersebut segera menunduk menghadap Michel.

Salah satu pelayan mengadu dan membuat Diana seketika terdiam ketakutan seraya menelan ludah kasar. Diana memegangi baju haramnya dan menutupnya dengan kedua tangannya.

"Kalian berdua boleh pergi." Michel mengusir kedua pelayannya dan maju selangkah ke arah Diana yang dengan spontan melangkah mundur.

"Kau menghindariku?" Michel mencengkram kasar pakaian Diana dan menariknya hingga robek yang membuat Diana terdiam ketakutan.

"Tidak, Tuan. Maaf," jawab Diana terdengar gemetaran.

Diana masih berusaha menutupi bagian sensitifnya dengan kedua tangannya.

"Tuan, apa anda ingin mandi?" Dalam keadaan takut, Diana berusaha mengalihkan tatapan tajam Michel dari wajahnya.

"Tidak perlu!" Michel melemah melihat wajah polos dan tubuh Diana dan Michel juga seketika melupakan kemarahannya pada Evellyn.

Di luar kamar Michel, Nyonya Kelly dan Vanessa dimarahi oleh Jake karena ingin menguping Michel dan Diana. Seperti biasa, Jake akan mulai mengancam kedua wanita ini jika mereka membantah.

"Dalam hitungan ketiga kalau kalian tidak masuk ke dalam kamar, maka jangan salahkan saya jika kalian tidak bisa memakai kartu besok."

Nyonya Kelly dan Vanessa saling tatap untuk mengambil keputusan. Karena bagi mereka uang lebih penting, maka....

"Van, ayo kita kembali ke kamar. Gak asik di sini. Ada mata elang yang bisa nyuri uang kita." Nyonya Kelly menyindir Jake dan pergi begitu saja.

"Iya, Ma. Padahal dia cuman asisten, tapi gayanya..." Vanessa berlalu setelah menghina Jake.

Jake memutuskan untuk tetap berada di dekat kamar Michel dan tetap siaga kalau Michel memanggilnya dan membutuhkan bantuannya.

Dari tempat Jake berdiri saat ini, Jake bisa mendengar suara menggelegar Michel dari dalam kamar yang terdengar seperti Michel memarahi Diana.

Jake tidak heran karena paham kondisi hati Michel sedang tidak baik karena masalah keanggotaannya.

"Duduk di sini! Tidak dengar? Mau aku memaksa dan bersikap kasar? Hah!" Michel ingin Diana duduk di atas pangkuannya tapi Diana tidak mau karena pakaian yang ia pakai transparan dan juga robek.

Tadinya Michel marah karena Evellyn, tapi sekarang sudah tidak. Kali ini Michel marah karena Diana membantah perintahnya padahal tubuh Michel sudah mulai bereaksi karena melihat tubuh Diana.

Tubuh Michel bereaksi terlalu cepat dan tidak seperti biasanya yang harus disentuh oleh wanita malam lain di club miliknya.

Diana berjalan lamban ke arah Michel yang sedang duduk di bibir ranjang dan menahan bajunya agar tidak terbuka padahal sudah robek akibat Michel menarik bajunya tadi.

"Aahh!" Pekik Diana terkejut saat Michel menarik tangannya dan membuatnya jatuh di atas pangkuan Michel.

"Maaf, Tuan."

Michel tidak menjawab dan mulai menatap fokus bibir lembab alami Diana saat Diana berbicara.

"Cium aku." Pinta Michel pada Diana.

"Maaf, Tuan. Saya tidak bisa. Saya tidak pernah melakukan hal semacam itu. Saya... Hmmppp...."

Sebelum Diana menyelesaikan ucapannya, Michel lebih dulu meraub rakus bibir perawan Diana yang terasa kenyal, hangat dan manis.

Sedang Diana yang disosor tanpa aba-aba hanya bisa membeku kaku dengan mata yang melotot.

Diana tidak bisa bernafas dan hampir kehabisan nafas.

"Relax," ujar Michel memberikan Diana waktu untuk mengambil nafas dan mulai mengabsen lembut mulut Diana.

Tanpa sadar, tangan Diana yang mulai terbawa suasana mulai bergerak mengalung di leher Michel dan Michel melilitkan tangannya di pinggang ramping Diana.

Michel senang menyadari kebenaran dari apa yang Diana katakan tentang dirinya yang tidak berpengalaman dalam hal semacam ini.

Diana hanya menikmati dan tidak membalas pancingan Michel sama sekali. Tapi anehnya Michel malah tidak marah dan membiarkan Diana menikmati permainan ranjang untuk pertama kalinya baginya.

Perlahan Michel membaringkan Diana di atas ranjang dan mengukungnya. Entah kenapa Diana merasa nyaman dengan Michel.

Michel membuat Diana merasa nyaman lebih dulu seperti Michel sudah pro dalam hal seperti ini. Baru perlahan setelahnya Michel mengeluarkan senjatanya yang sangat diinginkan banyak wanita malam dan mengarahkannya ke sebuah lubang sempit yang telah basah.

Diana tidak berteriak namun menangis menahan rasa sakit saat Michel memaksa masuk ke dalamnya.

Michel menyadari tangisan Diana walau Diana tidak bersuara. Michel membiarkan menenggelamkan senjatanya di bawah Diana sampai Diana merasa nyaman.

"Sakit?" tanya Michel dengan suara lembut namun serak sedang Diana hanya mengangguk sebagai jawaban.

Setelah beberapa saat, Michel mencoba bergerak perlahan dan memulai tempo.

Sudah 4 jam berlalu dan Diana hampir saja pingsan namun Michel masih terus memompanya.

"Tahan, sebentar lagi kita selesai." Michel menahan Diana agar tetap sadar.

Michel tidak pernah memakai benda pengaman yang seperti balon jika berhubungan badan karena Michel telah menjalani operasi vasektomi sejak dulu agar tetap aman.

Setelah selesai, Michel berbaring di samping Diana yang telah tertidur dan tidak lupa menarik selimut hingga menutupi tubuh Diana yang telah tak berbusana.

Pagi hari.

Michel tidur paling akhir namun sepertinya Michel juga bangun paling awal. Michel terlihat sedang memakai pakaian kerjanya seraya bercermin.

Michel tidak membangunkan Diana karena merasa kasihan.

Waktu menunjukkan jam 7 pagi dan petugas kebersihan mengetuk pintu kamar Michel untuk membersihkan kamar Michel.

Tokkk... Tokk... Tokk...

Michel membuka pintu kamarnya dan hanya mengeluarkan kepalanya saja.

"Lakukan nanti saat aku menyuruh. Sekarang katakan pada Tatang untuk datang ke sini." Pinta Michel yang mulai menjadi posesif hingga tidak ingin ada orang yang melihat Diana tidur.

"Baik, Tuan." Petugas kebersihan yang sudah datang dengan alat tempur mereka terpaksa kembali ke belakang rumah untuk menyimpan alat mereka.

Tak lama, Tatang datang dan mengetuk pintu.

"Tuan memanggil saya?" tanya Tatang yang juga sudah rapi dengan seragamnya.

"Iya. Apa Nyonya Kelly dan Vanessa sudah sarapan?" Michel keluar dari kamar dan menutup pintu.

"Mereka sedang sarapan, Tuan."

"Awasi terus mereka dan minta 2 pelayan wanita datang untuk mengawasi Diana saat aku pergi. Katakan pada Diana bahwa dia boleh keluar kamar tapi tidak boleh keluar dari rumah." Michel memberi aba-aba pada Tatang, sebagai kepala pelayan.

"Baik, Tuan. Ada lagi, Tuan?"

"Tidak," jawab Michel.

"Kalau gitu saya permisi, Tuan."

Setelah Tatang pergi, Michel kembali masuk ke dalam kamar namun tidak melihat Diana berada di atas ranjang lagi.

Dari arah dalam kamar mandi terdengar suara air yang tandanya Diana sedang mandi.

Michel menaruh 1 pasang baju untuk Diana pakai di atas ranjangnya yang masih berserakan. Dan tatapan Michel terfokus pada noda darah di atas sprei ranjangnya.

Michel tersenyum tipis lalu memutuskan untuk pergi ke ruang makan yang telah sepi. Nyonya Kelly dan Vanessa sudah tidak berada di sana lagi membuat Michel bertanya-tanya karena tidak biasanya mereka pergi sebelum dirinya selesai sarapan.

"Di mana mereka?"

"Tuan, maaf, mereka...."

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Budak Malam CEO Arogan    End?

    "Mama akan coba wujudkan." ucap Diana setelah beberapa saat menimang jawaban yang paling benar. Sementara itu, Michel masuk ke dalam kamar dengan membawa banyak makanan. Terutama makanan-makanan yang Nathan, Oesama, dan Talia sukai. Tak lupa juga makanan kesukaan Diana. "Papa pulang." ucapnya. "Papa habis darimana?" tanya Oesama. "Papa habis dari pengadilan, papa habis menghadiri sidang. Kenapa, Oesama?" tanya Michel. "Gapapa sih, Pa, Oesama cuma nanya, soalnya tumben papa selarut ini baru kembali." ucap Oesama. Oesama, Nathan, Talia, Diana, dan Michel kembali mengobrol, hingga hari semakin larut malam. Kemudian saat Oesama tertangkap menguap beberapa kali, Diana menyuruh mereka kembali ke kamar masing-masing untuk segera beristirahat. Sementara itu, Diana memegang tangan Michel. Diana akan mengutarakan kembali keinginan Nathan pada suaminya itu, Michel. Sekaligus, Diana ingin melihat, apakah Michel mendukung keputusannya atau tidak. "Kenapa, Diana?" tanya Michel. "Sini, aku

  • Budak Malam CEO Arogan    Kejadian Sebenarnya

    Michel akan menghadiri persidangan untuk menjebloskan pelaku kejahatan kecelakaan yang direncanakan itu. Michel sudah bersiap dengan kemeja hitam polos yang ia kenakan. Michel pun tak mengajak Diana, sebab Diana masih harus banyak beristirahat. Michel pun berpamitan dan pergi menuju persidangan dengan menggunakan mobil. Diana pun melepas kepergian Michel begitu saja. Meskipun sih, Diana ingin tahu apa yang Michel lakukan di sana, siapa pelakunya, dan akhir dari persidangan. Namun, dengan kondisi yang tak memungkinkan, Diana pun tak mungkin memaksa. Namun, karena Diana pun tak ingin bosan, Diana meminta Nathan, Talia, dan Oesama pulang, karena kebetulan ini hari jumat, dsn sudah jam pulang sekolah, jadi sudah pasti diperbolehkan dari pihak asrama. "Oh iya, nanti kamu pulang jam berapa kira-kira Michel?" tanya Diana. "Seselesainya, mungkin sih malem ya, kenapa?" tanya Michel. "Kan nanti ada Nathan, Talia, dan Oesama, tolong kamu beliin makanan-makanan kesukaan mereka ya, biar merek

  • Budak Malam CEO Arogan    Foto Apa?

    "Foto-foto apa ini?" Tanya Michel melihat sebuah lembaran foto.Sebab, apa yang Michel lihat sekarang adalah foto Andrian dan Talia yang sedang berpeluk mesra. Michel sangat ingin marah melihat hal ini, tetapi Michel tak bisa berbuat apapun lagi. Namun, Michel pun sudah mengetahui kebenaran mengenai anaknya itu. Michel tak ingin mengungkit-ungkit lagi yang malah membuat keluarganya berantakan. Michel menghembuskan napas sebanyak-banyaknya. Ia harus mengatur emosi dengan benar. Michel tak ingin emosi yang ia keluarkan malah membuat dirinya ceroboh. Michel harus pintar-pintar, ia tak boleh mengulangi kesalahan yang sama dalam kurun waktu yang berdekatan, bahkan berjauhan saja tak boleh.Muka Michel terlihat semakin kusut, terlebih dengan masalah-masalah yang dihadapinya akhir-akhir ini. Michel tak ingin, tapi ia harus melakukan. Michel tak mau, tapi ia harus mau. Michel pun kembali terngiang-ngiang dengan ucapan Aldo yang menyatakan ia tak memiliki hubungan apa-apa dengan Diana. Namu

  • Budak Malam CEO Arogan    Penyelidikan

    "Kamu bisa bantu aku, kan?" tanya Michel lagi. "Bisa kok bisa. Kamu mau minta bantuan apalagi, Michel?" tanya Ferdi. Ya, setelah Michel pergi dari rumah sakit, Michel menuju kediaman Ferdi. Michel merasa membutuhkan Ferdi kembali untuk masalahnya kali ini. Karena diapun sedang banyak yang dipikirkan. "Mau minta tolong selidiki mengenai istriku, kamu bisa untuk selidiki ga? Atau kamu punya kenalan ga?" tanya Michel."Aku ada kenalan sih, nanti aku kontak ya. Kamu butuh apa?" tanya Ferdi. "Paling rekaman CCTV di kantor Diana aja, soalnya aku curiga mereka selingkuh, dan aku butuh pembuktian yang menjelaskan mereka ga selingkuh. Gimana, kamu bisa kan?" tanya Michel. "Bisa, kok. Nanti, ya. Aku susun jadi satu file dulu." ujar Ferdi. "Kamu bisa kirim kapan?" tanya Michel. "Sore ini, atau mungkin besok pagi." ujar Ferdi. Michel mengangguk-angguk mengerti, saat di waktu yang bersamaan ponselnya berdering. Michel pun izin mengangkat telepon tersebut. Dan ternyata telepon itu berasal da

  • Budak Malam CEO Arogan    Pebinor?

    Setelah suster tersebut pergi, wajah Michel tampak lebih ceria daripada sebelumnya. Michel tampak berbinar seri. Sementara Aldo murung. "Bahkan suster saja membelaku, harusnya kamu tahu mana yang salah mana yang benar. Selingkuhan aja kok belagu." ucap Michel. "Selingkuhan? Coba kamu ngomong sekali lagi? Berani nggak kamu?" tanya Aldo balik. "Berani. Aldo, si pebinor. Suka kok sama istri orang, ga laku ya?" tuding Michel menyebalkan. "Mohon maaf Pak, tapi saya masuk perusahaan saja, semuanya langsung menatap saya kagum. Bahkan para perempuan rela mengantre berjam-jam hanya demi ketemu saya. Bapak nggak tahu ya? Atau nggak pernah ngerasain?" ucap Aldo balik yang malah membuat Michel kesal. "Oh, gitu ya. Tapi kamu nggak mau sama mereka, pasti cabe-cabean ya?" ujar Michel lagi. "Iya lah, makanya aku gamau." sementara Michel hanya tertawa terbahak-bahak. "Maksudnya, nggak ada yang lebih baik daripada cabe-cabean untuk menyukaimu? Kok murahan banget sih." ucap Michel tergelak. "Bos

  • Budak Malam CEO Arogan    Masalah Baru?

    "Apa? Jadi anak saya melakukan hal seperti itu?" tanya salah seorang orang tua. "Iya, Pak, benar. Maka dari itu, kami pihak sekolah memilih untuk memulangkan siswa ini untuk introspeksi diri di rumah. Meskipun resikonya adalah jadi tertinggal pelajaran." ucap Bu Linda. Setelahnya mereka pun membawa anak mereka pulang ke rumahnya masing-masing. Dan Ibu Linda selaku Ibu Asrama ini merasa sangat bersyukur, karena Nathan dan Oesama benar-benar menyelesaikan masalahnya. Bukan hanya janji atau perkataan manis yang tak membuahkan hasil, tapi ternyata ada wujud nyata dari mereka, hal ini menambahkan penilaian Ibu Linda terhadap mereka. Selain baik hati, ternyata mereka juga tanggung jawab. "Terima kasih ya, Nathan, Oesama. Berkat kalian, ibu sudah tidak sepusing sebelumnya. Semoga kalian bisa bertanggung jawab atas diri kalian juga." ucap Ibu Linda. "Iya, Bu. Tapi inipun bukan sepenuhnya kita berdua, kita dibantu Talia untuk mencari buk

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status