Karena kesal dengan Michel yang lebih mementingkan Diana, Nyonya Kelly mengajak Vanessa untuk pergi menyegarkan diri dan pikiran dengan cara berbelanja. Namun karena saat ini mall belum buka, akhirnya Nyonya Kelly dan Vanessa memilih untuk sarapan di sebuah mini cafe yang tak jauh dari mall yang akan mereka kunjungi.
Sedang di sisi lain, Michel terlihat sedang sibuk menghubungi Vanessa dan juga Nyonya Kelly yang dengan sengaja mematikan ponsel mereka membuat Michel kesal dan juga khawatir karena banyak bahaya yang bisa terjadi pada mereka karena status Michel."Jake, cepat cari mereka dan seret mereka pulang." pinta Michel dengan wajah kesal."Baik, Tuan." Sahut Jake seperti biasa.***Di dalam kamar Michel.Diana duduk termenung di atas ranjang yang masih berserakan."Ahh! Ssshhhttt... Sakit sekali," gumam Diana yang masih merasakan perih di bagian sensitifnya lalu menangis menyadari dirinya sudah tidak suci lagi."Apa setiap hari dan setiap malam aku harus hidup seperti ini? Hanya menjadi budak malam dari seorang yang membeliku. Dia punya istri, tapi kenapa harus aku yang ia sentuh? Ini gara-gara Broto! Pria tua itu, awas saja. Aku akan membuat kamu membayar semua yang aku alami!"Diana hanya duduk diam di dalam kamar dan tidak berani keluar karena Michel tidak mengatakan pada Diana jika Diana boleh keluar kamar namun harus dikawal karena takut ibu dan istrinya berbuat jahat pada Diana sampai Tatang mengetuk pintu kamar Michel dan masuk setelah mendapat ijin."Nona, saya boleh masuk?""Silakan," jawab Diana menarik selimut hingga ke atas pinggangnya."Nona, mari sarapan di bawah." Tatang mempersilakan dengan sopan dan hormat."Atau apakah Nona mau saya membawa makanan ke kamar Tuan?" Tatang menawarkan lagi."Saya boleh keluar, Pak?" Diana berbinar."Boleh, Nona. Hanya saja Nona tidak boleh keluar dari rumah.""Kalau gitu saya akan segera ke bawah setelah saya bereskan tempat ini," jawab Diana tersenyum ramah."Tidak perlu, Nona. Ada petugas yang akan bersihkan. Kita keluar aja sekarang, ya?"Diana malu karena sprei yang ia tutupi selimut itu ada noda darahnya. Namun karena Tatang menunggu dirinya, akhirnya..."Baik, ayo."Tatang tersenyum melihat wajah malu Diana dan segera membuka pintu kamar dan menunjukkan jalan pada Diana."Lewat sini, Nona. Hati-hati," ujar Tatang saat Diana berjalan menuruni anak tangga. Sembari berjalan, Diana memberanikan diri bertanya pada Tatang."Pak, maaf, kenapa Nona Vanessa tidak tidur di kamar Tuan, ya?""Itu karena Nona Vanessa hanyalah istri pura-pura, Tuan. Nona Vanessa hanya akan pergi dengan Tuan jika ada acara formal yang mengharuskan membawa pasangan." Tatang menjelaskan."Maaf, Nona. Nona hanya boleh tau itu saja. Saya tidak berani menjelaskan lebih. Atau kalau Nona penasaran, Nona bisa tanya sama Tuan," ujar Tatang pada Diana seraya memberi pelayan kode untuk melayani Diana."Tidak usah repot-repot, saya bisa. Biar saya saja," ujar Diana menolak dilayani namun pelayan memaksa.Di meja makan, terlihat Michel sedang menyuap makanannya ke dalam mulutnya sehingga Diana segan untuk makan di meja yang sama dengan Michel.Diana terlihat tidak nyaman, namun Michel malah terlihat acuh tak acuh pada Diana. Namun sesekali Michel tertangkap sedang memperhatikan Diana.Ketika Diana baru akan mulai menyantap makanannya, suara keributan mulai terdengar dari arah depan yang hal itu memancing Michel dan juga Diana untuk segera berdiri dan mencari tahu sumber keributan.Bedanya, Michel sudah tahu sebab masalah itu sedang Diana tidak tahu apapun. Diana hanya bisa diam dan melihat apa yang terjadi."Apa kalian sudah menganggap aku tidak ada di rumah ini? Kemana kalian pergi? Kenapa tanpa ijin dariku? Apa kalian sedang menantang ku?!" Bentak Michel ketika Nyonya Kelly dan Vanessa muncul yang hal itu tentu membuat Diana dan lainnya kaget."Jangan berlebihan Michel! Ingat, walau bagaimanapun, mama ini mama kamu. Mama yang lahirin kamu dan besarin kamu. Biar kamu tau, mama sengaja mengajak Vanessa pergi tadi karena mama kasihan dengan Vanessa. Kamu lebih mementingkan perempuan ini dari pada istri kamu sendiri. Lagian kami juga hanya pergi ke mall saja. Ntah apa yang salah di otak kamu," cerca Nyonya Kelly menunjuk kesal Diana yang berdiri lebih berjarak dari mereka.Diana yang ditunjuk merasa terkejut, sedih dan merasa bersalah. Namun Diana tidak bisa melakukan apapun selain menunduk sedih."Oke. Lalu, kenapa kalian pergi tanpa pengawal? Tidakkah kalian tau, apa saja bisa terjadi pada kalian? Kalian bahkan tidak meminta ijin dariku." Michel menatap tajam Nyonya Kelly dan Vanessa."Michel, sudahlah. Buktinya kami baik-baik aja kan sekarang? Aku tau, kamu mengkhawatirkan kami, dan kami berterimakasih untuk itu. Mama benar, tidak seharusnya kamu melakukan hal ini pada kami hanya karena wanita itu," sahut Vanessa menyela seraya menatap tak suka Diana yang hampir saja menangis.Michel melirik sekejap Diana lalu menarik nafas panjang."Tampaknya kalian melupakan peraturan di rumah ini dan karena kalian berani menantangku, mulai besok kalian tidak diperbolehkan pergi dari rumah ini. Dan fasilitas keuangan kalian juga, aku bekukan!" Ancam Michel yang kemudian menyuruh Jake untuk menarik akses.Diana tertegun tidak menyangka bahwa Michel juga bahkan berani dan tega menghukum ibu dan istrinya, apalagi dirinya yang bukan siapa-siapa.Diana menelan ludah kasar saat Michel menatapnya. Pikir Diana mulai kacau karena berpikir bahwa Michel juga akan memarahinya."Michel, kamu tidak bisa melakukan itu!" Vanessa tidak terima dan segera meraih lengan Michel."Jika kalian tidak bisa bersikap baik di rumah, hukuman kalian akan aku tambah. Berani membantah?"Kali ini semua orang terdiam dan tidak ada yang berani bersuara sedikitpun."Kau lihat Diana, bahkan mereka saja yang merupakan keluargaku, aku hukum jika berbuat salah. Kalau kamu pernah berpikir untuk membuat kesalahan, lebih baik menyerah. Kau akan selamat jika mengikuti perintahku." Michel memberi peringatan pada Diana sebelum akhirnya Michel pergi membawa kemarahan bersama Jake.Michel tidak langsung pergi ke kantor, Michel mengumpulkan semua anak buahnya di halaman depan rumah dan memarahi mereka karena mereka membiarkan Nyonya Kelly dan Vanessa pergi apalagi tanpa pengawalan.Dan semua itu, disaksikan oleh Diana dan hal itu semakin membuat Diana takut dan juga ragu untuk pergi meninggalkan tempat itu tanpa ijin dari Michel."Bagaimana caranya aku bisa pergi darj sini dengan selamat jika bahkan keluarganya saja tidak bisa? Pria ini benar-benar sangat menakutkan." Pikir Diana dalam lamunannya tanpa Diana sadari, Michel sudah berdiri tepat di hadapannya dan memperhatikannya."Apa yang kamu lakukan di sini?" Tanya Michel mengagetkan Diana sedang Diana yang terkejut, entah kenapa mendadak gugup seperti Diana ketahuan mencuri."Maaf, Tuan. Aku hanya....""Tuan, bolehkah saya meminjam telepon sebentar? Saya ingin menelpon adik saya. Pasti saat ini dia sedang mencari saya," pinta Diana setengah memohon pada Michel."Tidak. Itu urusan kamu. Kenapa saya harus perduli?" Tolak Michel berlalu masuk ke dalam rumah dan diikuti oleh Diana yang masih tetap berusaha untuk meminjam telepon karena ponselnya hilang ketika Diana masih berada di club malam waktu itu namun usaha Diana gagal.Sebenarnya ponsel Diana tidak hilang, tapi disimpan oleh Michel. Namun Michel memilih untuk merahasiakan hal itu dari Diana karena Michel tidak ingin Diana memegang ponsel."Tuan, sebentar saja ..." Tanpa sadar Diana mulai merengek menghentikan langkah Michel."5 menit," jawab singkat Michel seraya meminjamkan ponselnya pada Diana padahal sebelumnya ponsel Michel tidak pernah dipegang oleh orang lain kecuali Jake.Diana sedikit terkejut menerima ponsel Michel. Padahal tadinya Diana ingin memakai telepon rumah saja, tapi tanpa terduga, Michel malah memberikan ponsel
"Hentikan!" Bentak Michel menarik Diana yang terlihat sedang menyerang Nyonya Kelly ke sampingnya.Ternyata tadi Tatang adalah orang yang menelpon Jake untuk memberitahu bahwa pertengkaran terjadi diantara Nyonya Kelly dan Diana. Itulah yang menyebabkan ruang makan menjadi kacau dan Tatang harus segera melapor.Nafas Nyonya Kelly dan Diana masih terlihat terengah-engah. Entah bagaimana Diana bisa bertengkar dengan Nyonya Kelly dan berani menyerang Nyonya Kelly.Michel masih memegangi tangan Diana dan Diana berusaha untuk cepat tenang karena takut dimarahi Michel."Apa yang kalian lakukan? Apa kalian anak kecil? Mama, bicara duluan!" Michel memberi Nyonya Kelly kesempatan untuk bicara lebih dulu."Wanita ini berbicara kasar sama Mama, Michel," jawab Nyonya Kelly menyudutkan Diana.Michel menatap Diana dan Diana menggeleng sebagai respon penolakan."Tatang, jelaskan!""Jadi, Tuan. Awalnya semuanya baik-baik saja. Tapi Nyonya memulai lebih dulu dan menghina Nona. Jadi Nona membalas samp
Nyonya Kelly dan Vanessa saling menatap dan kembali ke tempat asal mereka duduk tadi sambil memikirkan ucapan Diana.Benar, seharusnya mereka bukan bicara dengan Diana jika ingin Diana pergi dari rumah Michel, tapi mereka harus bicara pada Michel. Michel yang membawa Diana masuk ke rumahnya.Tapi tetap saja, mereka masih membenci Diana karena mereka iri Michel lebih sering bersama Diana dan lebih perhatian pada Diana dari pada mereka.Padahal, Nyonya Kelly adalah ibunya dan Vanessa adalah istrinya. Michel memang tidak adil. Tapi mungkin Michel punya alasan lain.Di tempat lain.Michel menonton vidio yang Tatang kirimkan dengan amat serius. Vidio tersebut menampilkan perkelahian yang terjadi antara Diana, Vanessa dan Nyonya Kelly yang saling berdebat.Dari dalam vidio juga terlihat siapa yang memulai lebih dulu, tapi sekarang Michel malah marah pada Diana.Bukan tanpa sebab, Michel tadinya marah pada Vanessa yang memancing keributan tapi setelah mendengar ucapan Diana yang malah menyin
Michel dan Jake bergerak cepat menggendong Diana masuk ke dalam mobil dan membawa Diana menuju rumah sakit. Jalanan kota terlihat lebih sepi dari biasanya. Jadi Michel dan Jake akan lebih cepat menuju rumah sakit.Sesampainya di rumah sakit terdekat, petugas menyiapkan tandu darurat dan memindahkan tubuh Diana ke atasnya.Para petugas bergerak cepat membawa Diana ke ruang UGD dan memanggil dokter untuk segera memeriksa Diana.Dokter mengambil beberapa tindakan pemeriksaan dan memastikan jika Diana mengalami hipotermia dan suhu tubuh Diana hanya mencapai 31°C.Michel dan Jake masih menunggu Diana dari luar ruangan dengan perasaan khawatir. Michel tidak pernah bersikap begitu perhatian seperti ini sebelumnya kepada siapapun.Michel diam-diam merasa bersalah pada Diana karena hampir membunuh orang yang tidak bersalah. Dalam dunia gelap yang ia pimpin pun Michel tidak pernah membunuh orang yang tidak bersalah.Kalau Diana mati, ini kali pertama bagi Michel membunuh orang yang tidak bersa
Diana keluar dari kamar mandi ruangan Diana sudah dengan pakaian yang baru. Michel menatap kesal ke arah Jake dan Jake hanya diam saja."Jake, tanyakan pada dokter yang menangani wanita ini kapan wanita ini bisa pulang," pinta Michel yang tidak betah berada di rumah sakit."Baik, Tuan." Jake berlalu mencari kamar dokter yang menangani Diana.Hanya ada keheningan diantara Michel dan Diana yang hanya berdua saja di dalam ruangan sampai salah satu perawat masuk dan membawakan Diana bubur."Mohon dihabiskan makanannya ya, Kak. Setelah itu minum obat ini," ujar perawat wanita tersebut seraya memeriksa cairan infus Diana."Suster, apa makanan di rumah sakit ini semua hanya ada bubur?" tanya Diana tak berselera melihat makanannya."Rumah sakit hanya menyediakan bubur ya, Kak. Tapi kalau kakak mau makan yang lain boleh, tapi harus beli di kantin." Perawat tersebut menjelaskan lagi dengan sabar dan ramah."Oh gitu. Yaudah deh. Terima kasih, Sus. Terus kalau infus, uda bisa dibuka kan ya?" Dian
Pagi hari.Semua orang berkumpul di meja makan tanpa terkecuali. Ada sesuatu yang aneh karena Diana memakai setelan jas wanita dan sedikit berdandan.Nyonya Kelly dan Vanessa juga menatap aneh ke arah Diana."Michel, kartu Mama sama Vanessa gimana? Ini uda 2 hari loh." Nyonya Kelly memulai obrolan lebih dulu."Kalau Mama dan Vanessa tau apa kesalahan kalian dan kalau kalian mengakuinya, aku akan mengembalikan akses kalian," jawab Michel dingin dan membuat Diana sedikit terkejut menyadari bahkan Michel bersikap arogan pada keluarganya.Nyonya Kelly dan Vanessa kali ini saling menatap seperti mereka bisa bicara dari tatapan mata mereka."Michel, Mama gak salah. Kenapa kamu menyalahkan Mama? Kalau kamu gak kembalikan uang Mama, Mama gak mau makan. Biar aja Mama mati biar kamu senang," ujar Nyonya Kelly mengancam."Mama!" Michel memarahi Nyonya Kelly.Rasanya Michel sangat benci dengan kata-kata seperti itu. Michel tidak ingin orang-orang yang ia sayang mati sebelum dirinya."Apa uang leb
Diana baru kembali ke dalam ruangan setelah berdiam diri di toilet dalam waktu yang cukup lama berharap Dave dan Evellyn sudah pergi, ternyata pikiran Diana salah. Dave masih tinggal sedang Evellyn sudah pergi.Evellyn mendukung Dave yang ingin mengejar Diana agar Michel tidak sampai menyukai Diana. Jadi dirinya punya kesempatan untuk mengejar Michel, bosnya."Kenapa ke toilet lama sekali, Diana? Apa kau tertidur di sana?" Michel yang kesal dengan Dave melampiaskannya pada Diana."Maaf, Tuan. Saya tadi sedikit nyasar," jawab Diana gugup saat tidak sengaja bertatapan dengan Dave."Minggir, Dave. Biarkan asistenku bekerja. Kau juga pergilah. Seperti tidak ada pekerjaan lain saja," ujar Michel menggerutu."Aku akan pergi sebentar lagi tapi kalau aku sudah mendapat nomor ponsel asistenmu," jawab Dave yang terus terpanah pada Dianq."Dia tidak punya ponsel," tolak Michel."Tidak mungkin. Kau kenapa? Apa kau cemburu?" Dave membungkam Michel."Tidak. Dengan siapa aku cemburu? Kenapa aku haru
Tidak senang dengan respon Diana dan Doni yang menganggapnya hanya angin lalu yang melewati tempat sampah yang bau, Mika dan Riana mulai mendengus kesal.Mika hendak menyiram air pada Diana namun Doni dengan cepat menyiram Mika lebih dulu dengan air minumnya yang dingin."Kau, dasar anak kurang ajar! Beraninya kau!" Riana yang tidak terima dengan perlakuan Doni yang menyiram Mika dengan air dingin langsung menampar Doni di depan umum sampai semua orang yang berada di sana melihat mereka.Plakkk!Doni mengalah karena tidak tega untuk membalas ibu tirinya itu. Sekarang mereka sudah terlanjur menjadi tontonan publik."Bu, kenapa kamu menampar adikku? Apakah kami salah jika kami ingin makan di sini? Kami sudah lebih dulu duduk di sini. Semua yang ada di sini juga tau itu," ujar Diana dengan cerdik memainkan drama sehingga para pengunjung akan menyalahkan ibu dan adik tirinya itu."Apa yang kamu katakan? Jangan asal bicara ya, Diana!" Riana kembali memaki Diana berniat membela diri. Semua