Share

Gara-Gara Semalam?

Hal yang membuat kebencian Yasmine memuncak adalah malam sebelumnya ....

"Buka, Yasmine!" teriak suara pria di luar sana, menggedor pintu sekuat tenaga, sebentar lagi dia pasti akan merobohkan pintu yang terbuat dari kayu jati, jika terus menggunakan tenaga hanya untuk membuat Yasmine turun dari kamar tidur dan membuka pintu sialan itu.

Yasmine membuka pintu mansion, diperhatikan ada seorang wanita berpakaian minim tengah memapah Aston.

Yasmine hanya bisa mendengus kesal setiap kali Aston pulang dalam keadaan mabuk, belum lagi pria itu akan datang membawa wanita bersama, tidak hanya satu, terkadang dua. Hal yang paling menyebalkan, dia harus menjadi penjaga pintu mansion, membukakan untuk pria itu dan gundiknya.

Sama seperti tadi malam....

"Kau pembantunya? Bisa tolong bukakan lebih cepat, kekasihku baru saja memuntahkan isi perutnya. Yasmine tidak menjawab, hanya satu anggukkan yang menjadi jawaban bagi wanita berpakaian seksi tersebut. Entah jalang mana yang kali ini didapatkan Aston.

"Di mana kamarnya?" tanya wanita itu.

"Naik saja ke lantai dua, kamar ka ... ehm, kamar Tuan Aston berada di sebelah kiri, di deretan pertama," jawab Yasmine.

Tanpa basa-basi, wanita itu masuk begitu saja seraya memapah tubuh lunglai Aston, begitu melewati Yasmine, kedua mata Aston sayu menatap wanita itu.

"Jalang," ucap Aston tanpa bersuara, lalu berdecih, dan terkekeh. Yasmine memutar bola matanya dengan malas. Kalau bukan karena kesepakatan dua keluarga, selamanya dia tidak akan pernah mau bersama Aston!

Tiga tahun menikah dengannya, Yasmine tidak pernah disentuh oleh Aston. Telanjang bulat pun di hadapan Yasmine, pernah dilakukan Aston, tapi tidak ada gejolak apa pun di dalam hati Yasmine, meski dia harus mengakui tubuh pria sinting itu kelewat sempurna bagi mata perempuan mana pun.

"Bajingan," balas Yasmine lalu mendelik dan menyeringai, membuat Aston geram padanya. Wanita itu mengacungkan jari tengahnya ke arah Aston saat pria itu berusaha menoleh ke belakang.

Mereka menikah bukan karena cinta yang sebenarnya, tapi lebih pada balas budi keluarga Aston pada keluarga Yasmine, bahkan sampai hari ini pun, Aston tidak sekalipun menyentuh Yasmine.

"Pria sinting, kau pikir kau bisa berbuat semaunya padaku? Kalau bukan karena nenekmu yang begitu baik dan sakit-sakitan, aku pasti sudah membongkar semua kebusukanmu. Membawa wanita yang berlainan setiap malam, tanpa memedulikan perasaanku, ya ... walaupun aku tidak pernah mencintaimu, Aston sialan!" geram Yasmine.

Aston mengajak wanita yang mengantarnya pulang, untuk ikut ke dalam kamar, sudah pasti meminta wanita itu bermalam bersamanya.

“Aston, aku harus pergi, aku tidak ingin kehadiranku di sini menjadi skandal pemberitaan, karena semua tahu siapa dirimu. Seorang pengusaha sukses putra mahkota kerajaan bisnis Keluarga Jones. Apa jadinya jika ada yang melihat kau bersama seorang pelacur?”

Aston tertawa, lalu menjawab, “Peduli setan, aku tidak memikirkannya. Kau di sini hanya menemaniku dan lakukan apa yang aku perintahkan!”

Dia ingin segera bercerai dari Yasmine, rasanya muak berlama-lama dengan seorang wanita yang sama sekali tidak dicintainya!

“Istrimu cantik, lalu apa yang kurang?”

“Yang kurang? Aku tidak pernah mencintainya sedikit pun, tidak seujung kuku kakiku. Aku tersiksa dengan pernikahan ini, kalau bukan karena uang, dan balas budi, aku tidak akan berakhir bersamanya!”

Wanita yang berada di hadapan Aston menjadi semakin bingung, dia tidak bisa melakukan apa pun. Beberapa jam lalu dia  sudah bersenang-senang dengan Aston di dalam ruang VIP sebuah bar. Mereka bercumbu di dalam ruangan itu, dan melakukan hal-hal menyenangkan lainnya.

Di luar ruangan, Yasmine sedang menempelkan telinganya, ingin mendengar apa saja yang dilakukan pria brengsek itu di dalam sana.

"Pasti dia sedang bercumbu dan bersenang-senang dengan pelacur yang selalu saja berbeda setiap malam, lihat saja ... aku akan segera mengurus perceraian ini!" berang Yasmine. Yasmine tidak pernah merasakan sedikit pun sakit hati, karena sampai hari ini pun dia terus berusaha menekan perasaannya, untuk tidak bertumbuh sedikit pun, jikalau pun dia tidak bisa menceraikan pria sialan itu, Yasmine ... akan tetap menghalangi perasaan apa pun yang bisa membobol pertahanannya.

Di dalam sana, Aston hanya berbincang-bincang dengan wanita malam yang sudah mulai jengah mendengar racauannya.

"Kau sebaiknya beristirahat," ucap wanita malam itu lagi.

"Ya, temani saja aku di sini. Aku ... benar-benar tidak bisa menahan perasaan mual ini terlalu lama," kata Aston dengan perasaan yang bercampur aduk tidak jelas, membuat seisi perutnya menjadi sangat mual. Wanita itu akhirnya menemani Aston di dalam kamar, tanpa keduanya melakukan apa pun.

Sementara Yasmine masih berada di luar ruangan dengan telinganya yang masih menempel di badan pintu, jujur saja dia tidak bisa mendengarkan apa pun saat ini. Apa mungkin kedua manusia berbeda kelamin itu sudah tertidur, atau sedang bercinta sembari meredam suara mereka?

Di dalam, Aston baru saja memuntahkan seisi perutnya, membuat wanita itu merasa jengkel. Seharusnya merawat pria mabuk itu bukan bagian dari pekerjaannya sebagai seorang pelacur kelas atas yang selalu memanjakan pria-pria kaya raya, dan juga para pejabat kota.

"Oh come on, Aston. Aku tidak bisa terlalu lama bersama denganmu di sini. Kau benar-benar membuatku merasa jengkel, aku bukan pembantu yang harus mengurus masalah muntahanmu, bodoh!" seru Lana--nama wanita malam--dengan nada kesal.

Hubungan suami istri macam apa, suaminya mabuk lalu membawa pelacur masuk ke dalam kamar mereka berdua, tapi sang istri hanya diam saja, seolah tidak peduli apa yang akan dilakukan suami bersama perempuan sialan itu.

Aston berjalan sempoyongan dari depan pintu kamar mandi lalu mendekati Lana, satu tangannya terulur ke arah leher jenjang milik wanita malam itu. Dia pun berbisik, "Jika aku menyuruhmu mendesah, maka lakukan."

"Apa, kau ingin aku mendesah?"

"Uhm, lakukan saja, aku akan memberimu uang," jawab Aston. Dia tahu istri sialannya itu pasti sedang menguping dari luar, seperti yang biasa dilakukan oleh Yasmine, acapkali dia membawa wanita masuk ke dalam rumah.

Dia sudah pernah menangkap basah Yasmine satu kali, dengan polosnya Yasmine justru menyuruh Aston meneruskan kegiatannya bersama wanita yang sedang bersamanya ketika itu.

"Kenapa mereka diam saja?" gumam Yasmine, kupingnya semakin menempel pada tubuh pintu, baru lah saat itu dia mendengar samar suara rintihan kenikmatan dari wanita yang sedang bersama Aston. Dia mendesah pelan, sudah bisa dipastikan, pada akhirnya kedua manusia itu akan bergumul di atas ranjang. Dan dia hanya menjadi pendengar sejati.

Yasmine sama sekali tidak tertarik untuk bercinta dengan Aston, karena tidak ada perasaan cinta di dalam hati Yasmine untuk pria itu, tetapi bagaimana caranya untuk berpisah, sedangkan ... Aston di balik sikap brengseknya itu sangat mematuhi kedua orang tuanya.

Tidak lama kemudian pintu kamar terbuka, wajah kedua orang itu terlihat lelah, belum lagi berkeringat, Aston menatap Yasmine dari ujung kaki hingga ujung kepala, lalu berkacak pinggang,

"Menguping lagi? Kau tidak sakit telinga hampir setiap hari melakukannya seperti itu?" sindir Aston.

"Oh, tentu saja tidak. Aku tadinya ingin tahu, apakah kau tiba-tiba mati atau tidak saat bercinta dengan wanita itu!"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status