Share

Bab 18

Penulis: Anana-chan
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-02 08:35:37

Aku berangkat ke rumah sakit bersama Bibi Sari. Sesampai di sana, aku melihat ibu Wati dengan beberapa sanak saudara dari Maya berkumpul di ruang ICU.

Hanya ada dua orang yang bisa masuk ke dalam ruangan.

Dari jauh, aku melihat Mas Husein duduk di samping Mbak Maya. Sesekali dia mengusap wajahnya. Sepertinya Mas Husein menangis.

“Asma, kamu di sini juga?”

Suara ibu Wati mengagetkanku. Aku spontan menatapnya.

“Kata Bibi Sari, Asma harus ke rumah sakit. Alhamdulillah yah Bu, Mbak Maya sudah sadar,” seruku.

Ibu Wati memelukku dari samping. Dia lalu menatap wajahku lebih dekat.

“Ayo ikut dengan ibu,” pintanya.

Aku mengikutinya. Kami menuju taman rumah sakit. Di sana, aku dan ibu Wati duduk di kursi panjang. Aku dan dirinya terdiam beberapa saat.

“Saat Maya dan Husein bersama, ibu harap kamu tidak melihatnya. Ibu tahu ini berat, Asma. Apalagi menjadi istri kedua. Tapi, ibu juga nggak bisa kalo kamu nggak sama Husein.”

“Kenapa bu?” tanyaku. Aku penasaran.

Ibu menarik napas dalam-dala
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Bukan Aku yang Diinginkan   Bab 39

    Tidak ada yang bisa aku lakukan saat ini. Ibuku sama sekali tidak ingin berbicara kepadaku. Dia memblokir nomor teleponku. Dia tidak ingin mendengarkan suaraku. Aku dicap sebagai anak durhaka. Ya, itu lah yang dipikirkan ibuku.Ibuku mengatakan jika setelah kematian Maya, maka aku akan bahagia karena seluruh uang Mas Husein akan berada di sisiku.Aku tidak membutuhkan semua itu. Mas Husein tidak mencintaiku. Dia sama sekali tidak peduli kepadaku. Lalu, apa aku harus menunggu dia?“Asma? Kamu baik-baik saja kan?”Hana tiba-tiba berada di sampingku. Dia membawah secangkir teh hangat. Hari ini, aku dan Hana akan mengadatakn meeting zoom dengan Miss Rebecca. Salah satu supervisor yang akan memberikan aku beasiswa.“Hmm.”“Hmm, maksudnya apa sih?” gumamnya tidak mengerti. Aku bisa melihat kerutan di kedua wajahnya yang cantik itu.“Kamu serius kan, mau ke Turkey? Miss Rebecca mau ajak kita ke sana. Ya, ku pikir kalo ke spanyol, kamu malah ketemu sama Galih. Ah, aku malahan kesal sama laki-

  • Bukan Aku yang Diinginkan   Bab 38

    “Saya ingin rujuk sama kamu lagi, saya tidak bisa tanpa kamu, Asma,” ucapnya. Aku tidak menjawab pertanyaan Mas Husein. Aku terdiam seribu bahasa. Saat ini, hatiku pilu. Bahkan ucapannya pun seakan tidak aku pahami.Aku tidak menatap wajah Mas Husein meskipun aku tahu, sejak tadi dia mencoba memandangiku. Mungkin dia berharap aku menatapnya.“Aku tidak akan memaksamu,” ucapnya sekali lagi. Dia menyerah? Apa dia tidak ingin membujukku? Bukankah hatinya tidak siap menerimaku sehingga aku bimbang. Aku ingin dia membujukku, aku ingin dia merasa bersalah dan terus berjuang untuk mendapatkan hatiku lagi.Tapi apa? Apa yang terjadi? Mengapa dia menyerah? Apa hanya seperti itu usahannya?Perlahan bola mataku memanas. Tidak, tidak, aku tidak boleh menangis di hadapannya. Aku tidak lemah.Aku segera meletakan makanan di hadapan mas Husein lalu duduk dan menundukan wajahku. Aku tidak ingin dia melihatku menangis.“Mengapa masih peduli kepadaku?” tanyanya. Kali ini, aku berharap dia tidak menatap

  • Bukan Aku yang Diinginkan   Bab 37

    Sudah seminggu ini aku memutuskan untuk menginap di kediaman Hana. Mas Aldo menyarankan kepadaku untuk fokus mengurus pendidikanku. Aku sudah mengirimkan proposalku kepada Madam Rebecca dan berharap dia ingin menerimaku sebagai salah satu mahasiswanya.Madam Rebecca sampai sekarang belum membalas pesanku. Aku sedikit cemas, takut jika dia tidak peduli lagi karena aku lama membalas pesannya.Aku tidak punya pilihan lain selain pergi dari rumah. Ibu mengusirku dan menganggapku sebagai anak yang durhaka. Dia terus membujukku untuk kembali kepada Mas Husein.Sudah seminggu ini, Mas Husein tidak menghubungiku. Sekedar mengirimkan pesan pun, dia sepertinya tidak ingin.Entahlah, apa secepat itu dia melupakanku.“Nggak mau bertemu Galih?”Hana tiba-tiba datang dari belakang dan menepuk pundakku dengan lembut. Aku spontan menoleh dan menatapnya.“Gimana? Kalo kamu mau, Mas Aldo akan mengantarmu ke sana.”Aku menggeleng.“Nggak usah!” jawabku.Aku duduk di depan jendela. Kepalaku masih dipenuh

  • Bukan Aku yang Diinginkan   Bab 36

    Husein Sandewa Pov“Mas Husein, Mbak Asma nggak ada di kampus. Saya sudah nunggu di depan parkiran, eh nggak muncul, biasanya dia ke kampus karena saya dengar, Mbak Asma ada urusan di sana,” ucap Pak Soni.Aku menghela napas panjang. Sudah beberapa hari Asma tidak membalas pesanku. Biasanya dia cepat membalas pesanku. Ada apa? Apa dia sangat marah kepadaku?“Kalo ruangan Mas Aldo, kamu sudah lihat?” tanyaku sambil memandangi Pak Soni. Pak Soni tampak bingung.“Mas Husein, sebenarnya ada yang ingin saya katakan sama Mas Husein, tapi saya sedikit ragu. Saya takut Mas kalo ini ….,”“Apa?” potongku dengan cepat. Aku tidak suka basa-basi. Aku ingin Pak Soni berbicara dengan cepat kepadaku. Lelaki paruh baya itu sesekali menghela napas panjang. Wajahnya tampak cemas dan membuatku semakin penasaran.“Apa? Apa yang kamu mau katakan?” tanyaku lagi.“Katanya, Mas Aldo dan Mbak Asma itu pernah ada hubungan Mas. Saya juga kurang tahu, tapi sepertinya Mas Aldo suka sama Mbak Asma,” ucap Pak Soni.

  • Bukan Aku yang Diinginkan   Bab 36

    POV Husein SandewaAku sangat mencintai Maya Anjani dan tidak ada satu pun yang bisa membuatku berpaling darinya. Dia istriku yang sangat cantik. Cinta pertamaku dan belahan jiwaku. Lalu Tuhan menguji cinta kami berdua. Malam itu, ibu menangis di hadapanku. Dia memohon agar aku mau menikah lagi. Rencana gila yang dua bulan lalu sudah disusunnya dengan rapih. Kata ibu, dia mengenal seorang gadis yang rajin bernama Asma Hanifa. Ibu sangat menyukainya. Pernah sekali ibu melihatnya di rumah sakit sebagai tenaga kesehatan di bidang farmasi. Karena itu lah ibu menginginkannya.Alasan tepatnya adalah, ibu melihat Asma sebagai wanita yang sabar dan penurut dan tentu saja dia ingin menjadi istri keduaku.Aku menolak perjodohan gila ini namun ibu terus memaksaku. Maya Anjani, perempuan yang aku cintai kecelakaan. Sehari sebelum berangkat ke Bandung, dia mengatakan bahwa aku harus memikirkan dengan baik rencana ibu. Dia tidak menolak, dia juga tidak menerima. Namun di hatiku yang paling dal

  • Bukan Aku yang Diinginkan   Bab 35

    Kami memutuskan untuk berpisah. Malam itu juga, Mas Husein mengantarku ke rumah. Sejujurnya dia tidak ingin membawahku pulang ke rumah malam-malam. Namun aku memaksanya. Mas Husein belum mengucapkan kata talak kepadaku karena dia menyuruhku untuk menimbang setiap keputusan ini. Selama di perjalanan, kami saling diam. Sesekali dia menatapku dari balik kaca spion dan menghela napas panjang. “Jangan menangis, takutnya ibumu berpikir buruk sama saya.”“Nggak, aku nggak nangis kok, Mas,” jawabku. Aku menyeka air mataku dengan cepat. Aku tidak ingin dia melihatku. Demi Allah, aku tidak ingin Mas Husein beranggapan jika aku lemah. Tidak ada yang boleh menganggapku lemah. Sesampai di rumah ibu, aku berjalan masuk ke dalam kamar. Ibu yang berdiri di depan pintu terkejut menatapku. “Asma, Asma!” panggilnya. Dia mengikuti dari belakang. “Asma, apa yang terjadi? Kamu dan Husein beneran pisah? Gila yah kamu!” Aku tidak mengubris ucapan ibu. Aku dengan cepat menutup pintu. Mas Husein sepert

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status