Bukan Aku yang Diinginkan

Bukan Aku yang Diinginkan

last updateLast Updated : 2025-01-17
By:  Anana-chanOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
2
1 rating. 1 review
40Chapters
1.6Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Ibuku menjodohkanku kepada pria kaya sebesar 200 juta untuk menjadi istri kedua. Lelaki itu bernama Husein Sandewa, seorang lelaki tampan, pengusaha dan juga selebgram reliji yang memiliki istri sholeha bernama Maya. Sayangnya, sang istri mengalami kecelakaan dan telah koma selama 10 bulan. Aku harus menerima pernikahan ini demi ibuku. Dia mengancam akan bunuh diri jika aku tidak menerima perjodohan ini. Apa yang harus aku lakukan, apakah aku mampu menghadapi semua ini? Mas Husein sama sekali tidak menginginkanku.

View More

Chapter 1

Bab 1

Ibuku menjodohkanku kepada lelaki kaya raya untuk menjadi istri kedua. Uang yang diberikan kepada Ibuku sebesar 200 juta. Aku terkejut melihat tumpukan rupiah itu berada di satu koper kecil sejak pagi. 

Senyuman mengembang di wajah ibuku. Namun, aku merana. Aku tidak menyangka jika hidupku akan menyedihkan seperti ini. 

Kemarin malam, aku bertengkar dengan ibuku. Aku mengatakan bahwa aku tidak ingin menjadi istri kedua. Ini mimpi buruk. Namun ibu mengancam akan bunuh diri. 

Hutang pinjaman online ayahku sebesar 200 juta dan harus segera dibayar. Jika tidak, rumah kami akan disita. Aku tidak menyangka jika almarhum ayahku memiliki hutang sebanyak itu. 

Di dalam kamar, aku menangis. Hanya itu yang bisa aku lakukan. 

“Asma, cepat ganti pakaianmu, kita akan ke rumah sakit. Ada yang mau bertemu,” ucap ibu. Dia membuka pintu kamarku dan tersenyum hangat. 

“Asma, kamu masih marah? Ibu nggak ada pilihan lain, Nak. Kalo kita tidak membayar biaya pinjaman online itu, rumah akan disita. Kamu tahu kan, kita nggak punya apa-apa,” seru ibu. 

Aku menarik napas dalam-dalam dan menghembuskan dengan pelan saat mendengarkannya. Aku kemudian beranjak dari tempat dudukku dengan perasaan malas dan berjalan menuju lemari pakaian. Di sana, aku memilih beberapa pakaian.

“Ayo lah, Asma. Berbakti sama ibu!”

“Istrinya koma, Asma. Dia sudah tidak sadarkan diri selama 10 bulan. Sepertinya dia akan mati. Jadi, penderitaanmu hanya sebentar saja. Dia tampan, kaya, hidupmu akan bahagia. Ibunya sendiri yang meminta ibu untuk menjadikanmu pendampingnya. Ibunya menyukaimu, Asma,”

Ibu terus bercerita. Namun jujur, aku sudah tidak berselera mendengarkan rayuannya. 

“Ini tidak seperti di novel-novel, Asma. Lelaki itu bernama Husein. Dia lelaki kaya, sholeh dan baik hatinya. Kamu tidak akan kekurangan sedikit pun,” sambung ibu lagi. 

Setelah berpakaian, aku merias wajahku. Setelah itu, aku bersiap keluar dari dalam kamar. Ibu mengengam tanganku dan menuntunku menuju mobil. 

Mobil yang digunakan ibu adalah satu-satunya barang mewah milik kami. Besok, mobil ini bukan milik kami lagi. Ibu akan menjualnya. 

Di perjalanan menuju rumah sakit, ibu terus bercerita mengenai Husein. Dia mengatakan jika Husien bekerja sebagai pengusaha property. Dia memiliki perusahaan sendiri. 

Ibunya sakit-sakitan dan dia membutuhkan teman untuk menemaninya di rumah. Istri Husein kecelakaan dan dia sudah tidak sadarkan diri selama 10 bulan. Dokter sudah menyerah untuk menangganinya. 

Ajal begitu dekat dengan perempuan itu. Melihat Husein yang semakin kurus dan tak terurus, ibunya berinisiatif untuk mencarikan pendamping untuk putranya. 

Aku hanya diam saja mendengarkan penjelasan ibu. Jujur, aku merasa jika lelaki bernama Husein sudah gila. Dia tidak punya hati. 

Aku tidak punya energi untuk membalas ucapan ibu. Aku pasrah. Aku tidak bisa memberontak. Ibu mengatakan jika dia akan bunuh diri jika aku menolak keinginannya. 

Duniaku benar-benar sudah gila. 

Sesampai di parkiran rumah sakit, ibu menuntunku ke sebuah ruang perawatan VVIP. Di sana kami menunggu cukup lama. 

Seorang wanita paruh baya menyambutku dengan senyuman menawan. Dia memelukku dan mengelus pipiku dengan lembut.

“Ini Asma yah, cantik sekali,” ucapnya. 

Aku membalas senyumannya. Aku bersikap sopan kepadanya meskipun hatiku merontah. Aku tidak suka pernikahan seperti ini. 

Ibu masuk ke dalam ruang perawatan sedangkan aku di suruh menunggu sendiri di luar. Dari jendela kecil rumah sakit, aku bisa melihat seorang lelaki bertubuh tinggi sedang mengengam jemari seorang perempuan yang terbaring lemah di atas tempat tidur. 

Tatapannya sangat dalam. Sesekali dia menghela napas panjang. Seakan ada beban berat di dalam hatinya. 

Lelaki itu kemudian berdiri dan bertemu dengan ibu. Tidak ada senyuman di wajahnya. Dia tampak lemah. 

Aku terus memperhatikannya dari jauh. Aku bisa menebak jika dia adalah Husein. Seharusnya lelaki itu menolak dengan keras. 

Namun rupanya dia begitu tunduk dengan ibunya sendiri. Menjengkelkan!

Husein kembali duduk di kursi di samping tempat tidur. Dia mengecup kening istrinya sebanyak dua kali. Lalu perlahan, dia mengusap wajahnya. Sepertinya dia sedang menangis. Namun aku tidak begitu yakin. 

Ibu keluar dari ruangan bersama wanita paruh baya itu. 

“Saya Wati, ibunya Husein. Bagaimana Sisca, apa kita bisa lanjut ke tahap selanjutnya?” tanyanya. 

Aku menatap Ibu. 

“Insyallah pernikahan akan terlaksana. Asma sudah setuju. Mengenai perjanjian itu, nanti saya jelaskan di rumah,” ucap Ibu. 

Wanita bernama Wati menganggukan kepala. Dia kemudian menatapku. 

“Asma, ibu mau kamu mendampingi Husein. Ibu tidak ingin dia menangis terus menerus. Ibu takut jika dia …,”

Wanita itu menghentikan ucapannya. 

“Kami permisi dulu,” ucap ibu. 

Ibu menarik tanganku untuk mengikutinya dengan cepat. Aku berjalan di samping ibu dan terus menatapnya. 

Ada banyak pertanyaan di dalam pikiranku saat ini. Mengapa ibu harus setuju? Mengapa wanita itu juga setuju jika putranya menikah lagi?

Aku kembali ke rumah dengan perasaan bimbang. Apalagi saat ibu mengatakan jika penikahanku akan dilaksanakan tiga hari lagi. 

Gila! Ini benar-benar gila. Aku butuh waktu sebulan untuk yakin dengan pilihan ini. Namun ibu tidak memberiku waktu untuk berpikir. Kata ibu, dia sudah menerima uang jadi aku harus segera menjadi istri lelaki itu. 

Tuhan, aku butuh petunjukmu. 

***

Di dalam kamar, aku fokus mencari nama Husein Sandewa. Namun tidak ada informasi mengenai lelaki itu. Satu-satunya petunjuk adalah, dia merupakan salah satu pengusaha sukses di bidang property dan juga seorang selebgram yang sempat hits di I*******m. Umurnya 34 tahun dan memiliki istri berumur 28 tahun bernama Maya Anjani.

Mereka hidup bahagia sebelum kecelakaan itu. Mereka belum memiliki anak. Pernikahan Husein dan Maya baru beranjak dua tahun lamanya. 

Aku menutup laptopku setelah menyadari jika Husein dan Maya baru menikah 2 tahun. Ini gila! Cinta baru saja mekar diantara mereka dan aku dipaksa berada di tengah-tengah Husein dan Maya. 

Bagaimana jika Maya tidak jadi mati? Bagaimana jika pada akhirnya aku yang harus pergi? Menjadi janda, apa aku sudah siap?

Pikiran buruk itu memenuhi seluruh kepalaku. Aku duduk termenung di depan laptop sambil mempertimbangkan keputusanku. 

Tidak, ini terlalu beresiko jika aku menolak pernikahan ini. Ibu benar-benar bisa bunuh diri. Ibu adalah orang yang nekad. Dia sangat frustasi dengan kelakuan ayah. 

Dring!

Ponselku bergetar. Aku melihat nama Hana di layar ponselku. Dia adalah sahabatku dan sedang bekerja di apotek. 

“Hana?” seruku dengan cepat. 

“Sudah dapat pinjaman Asma?” tanyanya. Aku kemarin curhat dengan Hana masalah perjodohan ini. Dia menyarankan kepadaku untuk meminjam uang 200 juta agar menutupi hutan pinjaman online ayahku. 

Namun aku merasa jika itu pilihan buruk. Aku hanya membuka pintu hutang selanjutnya. 

“Aku terima, Han.”

“APA?”

“Jadi, kamu mau jadi istri kedua lelaki kaya itu, gila! Asma yang ku kenal pintar, kritis dan cantik terpaksa menjadi istri kedua hanya untuk membayar hutang?”

Hana menekan setiap ucapannya dan membuatku benar-benar frustasi. Aku gagal menyusun mimpiku. Mimpi kuliah ke luar negeri dan menjadi seorang akademisi. 

Semua menjadi berantakan. Aku orang gagal saat ini!

Air mata perlahan terjatuh di pipiku. Aku kecewa dengan hidupku. Aku benar-benar kecewa dengan semua ini. 

“Asma, apa nggak ada jalan lain?” tanya Hana. Suaranya lemah. Sepertinya dia ikut frustasi dengan semua ini. 

“Nggak Han, ibu mengancam akan bunuh diri. Aku pasrah. Aku …,”

Aku bahkan tidak bisa melanjutkan kata-kataku lagi. Aku hanya bisa menangis. Oh Tuhan, apa yang harus aku lakukan?

“Pernikahannya kapan, Asma?”

“Tiga hari lagi, Han,” jawabku. Suaraku bergetar. Hana terdiam cukup lama. Aku dan dia sama pusingnya. *** 

Hai guys, perkenalkan aku Anana-chan. Terus ikuti novelku yah. 

Jangan lupa lovenya. Terima kasih ^^

(Semua novel Anana-chan dilindungi hukum. Barang siapa dengan sengaja melakukan plagiasi maka akan mendapatkan sanksi)

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Aidil Adzriel
lnjut dong
2024-12-13 01:18:55
0
40 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status