Share

58.

Pagi-pagi sekali, Alana sudah bangun, duduk di depan meja makan dengan susu hangat di depannya. Matanya bengkak karena nangis semalaman. Hamiz memasak omelette sambil memandangi istrinya yang nampak kacau. Ia tidak ingin ikut-ikutan dalam masalah istrinya dengan Sandra karena berpikir itu masalah seorang wanita.

"Kenapa Sandra tiba-tiba kayak gitu ya, Yang?"

Hamiz berdeham, tangannya menggoyangkan teflon berisi telur. "Dia cemburu, Honey. Kamu kan deket banget sama Niko, sedangkan aku liat semalam kamu biarin Sandra sendirian di belakang kamu."

Mengingat hari kemarin, Alana mengusap wajahnya. "Tapi kan aku sama Niko emang sedekat itu, Yang. Kita nggak ada hubungan apa-apa yang harus dicurigai. Niko pun tau itu."

Hamiz pun cemburu, tapi ia tidak bisa berbuat banyak karena Alana selalu berlindung di kata yang sama. Hamiz memilih mengedikkan bahu dan melanjutkan membuat omelette. Tidak ada apa-apa di kulkas selain susu dan telur, karena sepulangnya kemarin tidak membawa apa-apa atau bah
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status