Share

Bab 94 (Muniroh)

Rumah orangtua Muniroh di kampung penuh dengan tamu-tamu, baik dari kalangan kerabat maupun tetangga. Meskipun tidak mewah, keluarga Muniroh mengadakan acara selamatan. Di dapur, ibu-ibu bekerja sama memasak. Para lelaki tengah memasang tenda di halaman rumah. Acara selamatan akan diadakan sore nanti.

"Bu, cabainya jangan kebanyakan."

"Oke. Perlu pakai tambahin toge nggak?"

"Boleh, tambahi garam juga."

Suasana dapur cukup ramai ketika Muniroh baru masuk untuk menyeduh air teh.

"Ssst. Perempuan kok nikah tiga kali, kagak umum." Tiba-tiba terdengar bisik-bisik dari orang yang mungkin tidak menyadari kehadiran Muniroh di sekitar mereka.

"Iya, tapi gimana lagi. Namanya juga nasib," sahut ibu-ibu yang tak jauh dari ibu tadi.

"Kalau gue mah, mending nggak usah nikah-nikahan lagi. Malu."

"Lakinya kaya mungkin."

"Mungkin ya."

Muniroh pura-pura tidak mendengar pembicaraan barusan, ia sudah biasa mend
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status