Home / Romansa / Bukan Istri Bayaran / Bab 13 Cinta tak Bersyarat

Share

Bab 13 Cinta tak Bersyarat

Author: Liliput
last update Last Updated: 2024-09-12 14:13:43

"Mas.. Mas Dipta!" tangan kanan Lana memegang lengan Dipta.

Sementara Dipta masih terpaku, terdiam dengan permintaan Lana yang diluar prediksinya.

"Tolong saya mas. Bebaskan saya!" Lana mengiba.

Wajah Lana terlihat sendu. Entah apa yang Lana rasakan terhadap Dipta,

Apakah Lana merasa tidak bahagia dengan semua fasilitas mewah yang Dipta berikan saat ini?

Ataukah Lana meminta sesuatu yang lain? Yang lebih dari itu.

"Kenapa? Apakah uang dan semua yang aku berikan selama ini kurang?" nada bicara Dipta meninggi.

Lana tidak berani memandang wajah Dipta. Ia hanya terdiam.

"Apa kurangku? Bukankah kamu sudah hidup enak dengan kemilau harta-harta itu..."

Dipta terus berbicara panjang lebar mengungkit semua pemberian yang ia berikan dan juga pemberian Juragan Sabri, ayahnya.

"Bukan begitu mas, Lana hanya ingin..."

Jari-jemari Dipta memegang dagu Lana. Ia menghadapkan wajah Lana beradu pandang dengan kedua matanya.

"Apa? Apa lagi yang kamu inginkan?" Ancam Dipta

"Saya ingin menikah dengan orang
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Bukan Istri Bayaran   Bab 54 Ibu Tiri

    "TOLOOOONG!" Istrinya menjerit.Dipta yang masih belum jauh dari lokasi segera kembali."AYAH?"Lelaki itu berlari menghampiri tubuh ayahnya yang terjungkal di atas tanah. Lalu dengan hati-hati membalikkannya.Tanpa pikir panjang, dia menyuruh istri muda sang ayah untuk membantunya.Untunglah tubuh itu sudah bisa dipapah dan dibawa ke dalam pavilion kecil tempat di mana Juragan Sabri biasanya beristirahat."Ayah istirahat dulu sebaiknya. Aku akan menelpon dokter keluarga biar nanti diperiksa ya, Ayah..." Bisik Dipta.Tangan Juragan Sabri mencegah anaknya agar tidak pergi dulu menjauhinya"Kenapa? Ada istrimu di sini. Itu sudah cukup." Kata Dipta. "Aku harus melihat Alina di depan. Dia baru saja sampai..."Juragan Sabri menggeleng lemah. Dia tak ingin jauh-jauh dari Dipta."Baiklah. Aku akan menjaga Ayah di sini." Meski hatinya penuh kemarahan, Dipta tapi tak tega pada ayahnya.Tak mungkin dia meninggalkannya seorang diri di sini. Walau bagaimanapun, Juragan Sabri adalah ayah kandungny

  • Bukan Istri Bayaran   Bab 53 Hentakan Malam

    "Lalu, apa Tuan Dipta tahu?" Tanya Mbok Mirah pada Sapto yang sedang menyeruput kopi."Tuan Dipta belum tahu soal ini..." "Tahu soal apa, Sap?" Terdengar jelas suara yang muncul dari balik pintu belakang garasi. Mbok Mirah dan Sapto saling pandang, semua merasa ketakutan."Ini... aduh, anu... Tuan Dipta!" Sapto buru-buru menjawab agar Mbok Mirah tidak semakin terlihat gelagapan.Pertanyaan beginilah yang membuat para pembantu dan sopir kebingungan.Di sisi lain, mereka ingin menjadi abdi yang setia. Namun, kadang sulit karena para majikan yang tidak seiya sekata."Sebenarnya, apa yang kalian ingin katakan?" Tatapan Dipta sejak kecil memang terkenal maut.Siapa saja yang melihatnya, tak mungkin bisa berbohong."Anu, Tuan... Tadi Juragan Sabri menjemput Arjuna pulang!" Sapto tak mau berbelit lagi. Ini sudah saatnya dia jujur dan menceritakan yang sebenarnya.Di mana-mana sudah resiko menjadi pembantu, sewaktu-waktu bisa kena semprot dan marah majikan."Oh ya?" Dipta sempat akan marah,

  • Bukan Istri Bayaran   Bab 52 Sekarat

    "Jangan? Lantas aku harus menunggu sampai Lana beruban di sini sampai dia mau buka pintu?" Tubuh Juragan Sabri dan Sapto sudah mulai dicondongkan ke pintu.Siap untuk menggerebek."Satu, dua... Ti..." Juragan Sabri mulai hitung dan memberi aba-aba untuk mendobrak.Tanpa banyak suara, tiba-tiba saja pintu kamar terbuka dari dalam."LANA?" Teriak Bibinya.Dipikirnya tadi hentakan pintu yang jatuh mengenai tubuh keponakanya. Nyatanya dia baik-baik saja dan tak terkena apapun."Juragan..." Sapa Lana saat matanya bertatapan dengan sang mertua. Jemarinya hanya bisa menggamit Arjuna yang masih terlelap."SINI!" Tangan Juragan Sabri merengkuh batita yang ada di pelukan Lana.Tanpa melawan dan tanpa banyak pembelaan, Lana hanya bisa pasrah memberikan anaknya."Bagaimana ini?" Bibinya berbisik pada angin.Dia tak juga punya kuasa untuk membela keponakan serta cucunya itu.Apa daya di rumah tak ada lelaki lain. Jadi, mereka lemah secara kekuatan dan tak ada pelindung."Sapto! Nyalakan mobilnya!"

  • Bukan Istri Bayaran   Bab 51 Mencuri Waktu

    "Kamu kenapa dari tadi ruwet? Ayo, antarkan aku! Aku sudah rindu sama cucuku!" Sosok tua itu malah masuk ke dalam mobil dan menutup pihtunya dengan keras."AYOOO!"Sang sopir kini keringat dingin, bingung harus membawa ke mana juragannya sekarang...Ah, entahlah. Dia tak kuat jika harus memikirkan masalah ini sendiri."Kita harus segera ke sana!" Juragan Sabri asal saja bicara."Baik, Juragan!" Di tengah perjalanan, sengaja Sapto mencari rute yang agak panjang sambil berharap ada keajaiban.Tak terasa saking lelahnya, Juragan Sabri tertidur. Tak tahunya dia dibawa oleh sopirnya menuju rumah Lana. Dia masih ingat kalau rumah itu berlokasi di tempat pemukiman padat penduduk."Gila, kamu!" Sesampainya di rumah Lana, Juragan terbangun."Kenapa Juragan?" Tanya Sapto kebingungan.Bukannya tadi minta diantarkan ke tempat Arjuna? Apa dia salah lagi! Sapto serba salah dan tak tahu harus bagaimana. Semoga saja Tuan Dipta mengampuninya."Kamu kan tadi aku suruh antar ke tempat cucuku, bukan mala

  • Bukan Istri Bayaran   Bab 50 Fokus Kerja

    "Iya, sering-seringlah datang ke sini, Nak Dipta! Biar Arjuna tidak kesepian..." Bibinya berkata."Boleh, Bi. Biar saya bisa sering makan masakan Bibi sekaligus... siapa tahu nanti Arjuna bisa punya adik lagi!" Celetuk Dipta."Pak Dipta!" Lana mencubit lengan suaminya karena kaget!"Lha ya nggak apa-apa toh!" Bibinya mengamini kalimat Dipta. "Itu bagus, kamu mumpung masih muda, bikin anak sebanyak-banyaknya. Nanti kalau sudah berumur nyesel..""Boleh, Bi. Asalkan Lana mau, saya siap kapan saja!"Lama-lama Dipta sudah mulai berani bicara yang tidak-tidak. Tangan Lana menarik dan mendorongnya keluar."Permisi dulu, Bi!"Saat di teras depan, Lana memprotes."Pak, lain kali jangan bicara yang seperti itu di rumah." Pesannya seakan melarangnya untuk datang lagi. Sudah cukup Lana dipermalukan seperti ini."Kenapa? Aku hanya bercanda, Lan. Bibimu sepertinya lebih ramah dari kamu." Sahut Dipta tahu kalau dia dipersalahkan terus."Ya, tapi jangan membuat orang lain berharap. Pak Dipta kan tah

  • Bukan Istri Bayaran   Bab 49 Lemah

    "Aku sudah menyampaikan apa yang akan aku sampaikan. Jika kamu menolak untuk melakukan permintaanku, maka... aku tak bisa lagi melindungimu jika sewaktu-waktu orang suruhan Ayahku mengambil Arjuna darimu!"Bagi Lana, itu adalah sebuah ultimatum yang sifatnya bukan candaan.Tapi Lana sudah menyiapkan sebuah rencana untuk menghadapi semuanya..."Lana?""Iya, Pak. Saya hanya bisa menunggu saja..."Meski akan keluar pergi dari rumah Lana, tetap saja Dipta ingin mencoba peluang keberuntungannya.Siapa tahu..."Nak Dipta?" Bibi Lana baru saja muncul dari belakang.Rupanya tadi menyelesaikan memasak dan mendengar ada suara tamu, langsung dilihatnya."Iya, Bibi..""Katanya baru kena musibah? Apa sudah baikan sekarang?" Bibi Lana bertanya dengan nada penuh perhatian.Dari sorot matanya yang tulus, kadang Dipta iri karena Lana rasanya lebih dihargai oleh keluarganya meski tidak sekaya dirinya."Iya, Bi.. tapi sudah membaik, kok." Jawabnya ramah."Lha, kok tidak disuguhin apa-apa to Lan? Ambil m

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status