Share

6 - Dia Harga Diriku

Author: Qeqe Sunarya
last update Huling Na-update: 2023-01-24 19:53:46

‘Ya Tuhan, ada dia.’

Tak tahu harus berbuat apa, Raya hanya diam berdiri di depan pintu ruang ganti karena terkejut melihat Andro sudah berada dalam kamar mereka, sampai Andro memanggilnya untuk mendekat dengan menepuk sofa di sampingnya.

“Kemarilah.”

Meski ragu, Raya tetap berjalan mendekat sambil meremas-remas tangannya di depan perutnya. Kemudian duduk dengan patuh di sofa yang baru saja di tepuk oleh Andro.

Beberapa detik awal. Andro hanya diam mengawasi Raya dari ujung kepala hingga kaki, yang diawasi, hatinya sudah mulai berlarian tak karuan. Antara takut, malu dan bingung. Membuat Raya serba salah.

Tatapan Andro berakhir pada paras polos tanpa riasan Raya, tapi menurut Andro ini justru sangat menarik, terlihat cantik natural dan imut. 

Namun setelah mengamati, hal terbesar yang ada dalam benak Andro adalah rasa penasaran karena sepertinya, wajah Raya tidak asing baginya.

“Apa sebelumnya kita pernah bertemu?” nada suara Andro diselimuti aura dingin.

“Ah?” Raya terkejut dengan pertanyaan Andro yang tiba-tiba. Dia bingung. “Bertemu?”

Setelah sejenak berpikir apakah benar mereka pernah bertemu, Raya lalu menggelengkan kepalanya dengan ragu, merasa tidak pernah bertemu Andro.

Raya tahu, pria setampan dan sekaya Andro, meskipun keadaannya kurang sempurna, pasti banyak wanita diluar sana yang mengantri untuk sekedar jadi pemanis ranjang baginya. Jadi wajar kalau salah satu wanita Andro ada yang mirip dengan dirinya.

“Tunggu!” 

Andro menginstruksi dengan tegas seperti menemukan sesuatu, mengagetkan Raya lagi dan semakin membuat Raya takut karena Andro mulai mendekat, sambil melebarkan matanya menatap wajah Raya.

“Coba mendekat lagi!” Andro berkata sambil meraih bahu Raya, merasa kurang dekat.

“Akh,” tarikan Andro pada bahunya membuat Raya meringis kesakitan, rupanya Raya baru menyadari kalau bekas sodokan Yarina pada bahunya masih terasa sakit ketika dipegang.

“Ada apa?” Tanya Andro bingung, melihat Raya kesakitan.

“Tidak,” Raya menggelengkan kepalanya sambil memegangi bahunya.

Krek!

Tanpa berkata dan aba-aba, andro merobek bagian bahu baju pengantin yang masih melekat di tubuh Raya.

“Ah? Apa yang kamu lakukan?” Raya bereaksi, segera menutupi bahu telan*angnya.

Andro segera menyingkirkan tangan Raya. Dari depan, Andro tak melihat apa-apa. Namun tak putus asa, Andro segera mengecek ke belakang bahu Raya. 

Benar saja, ada bekas memar yang hitam menguning di belakang bahunya.

“Memar yang sama dengan di kedua pipimu.” Ucap Andro.

Setelah Andro menyinggung pipi, barulah Raya sadar kalau dia sudah menghapus riasannya dan membuat memar bekas cengkraman Yarina di pipinya terlihat meski sudah memudar dari warna ungu menjadi coklat kekuningan. Tapi apa pentingnya itu semua bagi Andro? Itu yang menjadi pertanyaan di hati Raya.

“Istirahatlah lebih dulu, ganti bajumu, pilih pakaian di lemari. Aku akan kembali nanti.” Tegas Andro pada Raya.

***



Di ruang kerjanya, tepatnya di sebelah kamar mereka. Andro sudah memanggil Hans untuk menghadapnya.

Di balik meja kerja tanpa kursi, Andro diatas kursi rodanya menatap ke arah Hans yang berdiri di depannya.

“Sekretaris Hans.”

“Ya Tuan Muda,” jawab sekretaris Hans dengan sikap tegap.

“Tolong carikan aku data masa lalu istriku, pastikan tidak ada yang terlewat. Detail, sampai hal terkecil termasuk makanan dan minuman kesukaannya, tempat favoritnya, riwayat kesehatannya, juga siapa saja laki-laki yang pernah dekat dengannya.”

“Baik Tuan Muda.”



Kemudian, Andro terdiam cukup lama.

Sekretaris Hans sudah paham luar dalam pada sifat tuan mudanya ini, jeda saat memberi perintah satu dengan perintah lainnya selalu lumayan lama, jadi dirinya harus berdiri cukup lama untuk sabar menunggu sampai tuan mudanya berkata “selesai”.

Banyak orang mengira itu kerena tuan mudanya lambat berpikir. Padahal sekretaris Hans tau betul jika semua itu merupakan sebab dari sifat kehati-hatian dan perfeksionis Andro, ia tak mau bertindak gegabah maupun melakukan sedikit saja kesalahan dalam memutuskan apapun. Tenang, tegas dan penuh integritas.

Andro mengambil pena yang tertancap di atas meja pada tempatnya lalu memainkannya, memutarnya dengan jari-jarinya. Menatap kosong pada satu sudut. Ia berpikir, ‘Aku benar-benar penasaran, apa benar aku pernah bertemu dengannya sebelum ini. Wajah itu sangat familiar, bahkan ada rasa haru saat aku menatapnya. Rayana Lazuardi. Siapa dia…’

“Oh ya. Satu lagi hal yang terpenting.” Imbuh Andro pada sekretaris Hans.

Sekretaris Hans mengangguk.

Masih sambil memainkan pena dengan jari-jarinya, Andro berdiri dari kursi rodanya. Melangkah ke depan mejanya dan mendudukkan sebagian pantatnya di meja tersebut.

“Aku melihat bekas memar di pipi juga di bahu istriku. Selidiki apa yang terjadi padanya!”

“Siap Tuan.” Sekretaris Hans mengangguk lagi.

“Sepertinya itu semua dilakukan seseorang dengan sengaja.” Ucap Andro lagi, “usut sampai tuntas, siapa yang berani-beraninya menyakiti istriku.” Andro menancapkan pena pada tempatnya dengan kasar. “Dia adalah harga diriku, menghinanya sama artinya dengan menghinaku, sakit hatinya adalah amarahku.”

Sekretaris Hans mengangguk tegas. Namun dalam hatinya, ia memiliki keheranan tersendiri pada sikap tuannya. Akankah tuan muda sudah benar-benar jatuh cinta pada gadis ini?

Apa gunung es yang bisa mengaramkan kapal Titanic di hati tuan muda sudah meleleh karena gadis yang baru beberapa jam lalu dinikahinya?

Pasalnya, selama ini antipati Andro pada wanita hampir menyebabkan rumor penyuka sesama jenis menempel padanya, itu salah satu sebab keluarga Prakarsa mendesak Andro untuk segera menikah dengan menagih hutang perjodohan pada keluarga Lazuardi. Meskipun Andro juga memiliki alasannya sendiri kenapa mau menerima pernikahan ini.







Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (12)
goodnovel comment avatar
Indriyani Chatarina
jg shnxhagng:)jtnshmgkshg?
goodnovel comment avatar
Cut Rosi Dyanti
Mahal batt koin atau bonus kenapa gak 5 poin aja sih :(
goodnovel comment avatar
Marcos
ih kenapalah pas seru harus pake koin
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • (Bukan) Istri Pilihan Sang Pewaris Lumpuh   TAMAT

    Arin dan juga Samuel bergegas menuju rumah Cantika begitu pulang sekolah. Suasananya jauh berbeda dari sebelumnya, semua orang di sana terlihat sangat berduka."Nek, Cantika mana ya?" tanya Arin sambil memberi salam."Ada di dalam, sana ke kamarnya ya."Arin langsung menarik tangan Samuel untuk mengikuti langkahnya, mereka memasuki kamar Cantika dimana sosok itu terlihat sedang bersiap. mereka akan pergi ke gereja untuk Misa Arwah."Cantika?"Sosok itu langsung menoleh seketika, air matanya langsung turun begitu dia melihat Arin. Sosok yang lebih kecil itu langsung menangis dengan kuat saat Arin memeluknya. Mengungkapkan perasaanya yang sebenarnya. Cantika benar benar merasa tersakiti, kehilangan sosok yang selalu bersamanya, membesarkannya, dia kehilangannya saat itu juga.Dunianya terasa runtuh, bahkan Cantika tidak yakin dirinya bisa bertahan tanpa sosok itu."Hei, udah.... Inget loh, Mama kamu ada di tempat terbaik bersama dengan Tuhan," ucap Arin mencoba untuk menenagkan sahabatn

  • (Bukan) Istri Pilihan Sang Pewaris Lumpuh   328 - Pacar Hebat

    Gala kembali ke rumah setelah mengantarkan sang Pujaan Hati. Dia terdiam sejenak di ambang pintu, rasanya sangat sepi tanpa kedua orang tua dan juga adik adiknya yang selalu ribut."Hiks... Aku merindukan kalian," ucapnya dengan Satu Tetes air mata yang tidak sempat jatuh; Gala lebih dulu menyukainya. "Tapi... Rasanya tenang sekali, hehehe."BUK!"Astaga naga!" teriak Gala dengan spontan saat sebuah sendal melayang dan mengenai kepalanya, akan membuatnya kini tengah tertunduk di atas lantai.Belum juga memarahi sosok yang membuatnya terjatuh dia terlebih dulu melihat dua orang yang sedang kejar-kejaran. "Kembali ke sini, Alden, kau harus mandi," teriak Mentari sambil membawa ember dan gayung yang berisi air.Di belakang sana ada pelayan yang berusaha mengeringkan lantai supaya tidak ada yang terjatuh. Gala mengerjapkan matanya. "Apa yang terjadi?" tanya Gala pada sang pelayan."Mari saya bantu Anda berdiri, Tuan muda.""Berapa lama mereka seperti itu?""Sejak Tuan Alden pulang ke ruma

  • (Bukan) Istri Pilihan Sang Pewaris Lumpuh   327 - Si Ular

    Galuh berjalan begitu saja melewati Gala dan gerombolannya, membuat Mentari menghela napas kemudian mengikuti sosok itu."Heh, kau mau kemana?!" teriak Gala pada sang adik."Masuk kelas.""Kenapa bersama dengannya?!""Kami sekelas!""Iya juga," gumam Gala baru mengingat.Yang mana membuat Cantika speechless dengan. Gala, tapi hal itu tidak mengurangi kekaguman Cantika terhadap sosok di depannya itu."Kapten, bisa kami Kembali ke kelas sekarang?""Ya, kembalilah ke kelas kalian, dan belajarlah dengan giat. Sudah sana.”Mereka yang ikut menghadang Galuh adalah pasukan basket, dimana Samuel yang memanggil mereka semua lewat Group Chat atas perintah Gala. Saat semuanya mulai bubar, di sana mulai tertinggal Gala yang masih menggenggam tangan Cantika, bersama dengan Samuel yang masih menatap heran pada pasangan baru itu."Lu ngapain masih di sana?" tanya Gala menyadari keberadaan Samuel."Lu jangan lupa, Gal, ada PR yang belum kelar. Cantika, bilang sama Gala buat berhenti nyontek sama gue

  • (Bukan) Istri Pilihan Sang Pewaris Lumpuh   326 - Pangeran Kuda Besi

    "Mommy dan Daddy akan ke Amerika sebentar, untuk menemani Oma sambil mengurus beberapa hal. Jaga baik baik adikmu ya. Dan jika butuh sesuatu, minta saja pada Samuel.""What the....," ucapan Gala terhenti tatkala dia mendapatkan tatapan tajam dari sang Mommy. "Kenapa Samuel?""Dia temanmu 'kan? Daddy tau dia bisa diandalkan, jadi Daddy memberinya upah untuk menjagamu." Andro bicara sambil memakai jasnya."Eoohh, dia itu lelet, Dad. Lagipula aku bisa sendiri.""Jangan seperti itu," ucap Raya dengan lembut, yang sontak membuat Gala bungkam. Mana bisa dia melawan bidadari kesayangannya. Jadi dia merentangkan tangannya dan memeluk sang Mommy. "Apa ini? nanti parfume Mommy menempel.""Hati hati dijalan ya, Mom. Jangan khawatirkan yang lain, adik adik akan aman bersama denganku."PLETAK! Andro melayangkan jitakan di kepala anaknya, membuat Gala mengaduh sambil melepaskan pelukannya. "Daddy ini kenapa?!""Pamitannya nanti, jangan lebay. Kau ini habis nonton apa semalam?""Film India," gumam G

  • (Bukan) Istri Pilihan Sang Pewaris Lumpuh   325 - Calon CEO

    Kenyataannya, mereka berdua hanya makan saat pulang sekolah saja. Selebihnya Gala kembali mengantarkan Cantika karena dirinya tiba-tiba ditelpon oleh sang pelatih untuk ke sekolah dan melakukan persiapan untuk pertandingan."Maaf ya, aku akan mengajakmu main lagi lain kali.""Jangan khawatir, aku baik baik saja," ucap Cantika yang masih berada di bangku belakang kuda besi tersebut.Sementara Gala tidak bisa menahan kekecewaannya terhadap diri sendiri. "Nanti malam aku akan menghubungimu, mengirimimu pesan. Oke?""Oke," ucap Cantika yang masih sedikit kikuk karena status diantara mereka kini tengah berubah.Yang mana pria yang sedang dia peluk saat ini adalah pacarnya. Astaga, rasanya Cantika ingin mati saja ketika mengingat Gala adalah pacaranya."Dan masalah Laura, jangan biarkan dia menggertakmu oke? Aku akan meminta pengacaraku untuk membereskannya.""Apa yang akan kau lakukan, Gala?" tanya Cantika khawatir."Tidak banyak, hanya membuatnya jera.""Jangan keterlaluan ya, dia bersika

  • (Bukan) Istri Pilihan Sang Pewaris Lumpuh   324 - Pacar Gala

    Sesuai perkataannya, Cantika tidak bisa berangkat bersama dengan Gala, dia berangkat bersama sang Kakek dimana dia diajak terlebih dahulu untuk makan bubur di tempat kesukaan kakeknya sebelum mereka pergi ke sekolah."Apa kau menyukai Gala?" tanya sang Kakek tiba tiba."Hmm? Ya, aku menyukainya, Kakek.""Jangan setengah-setengah jika suka, gas terus jika memang benar benar suka padanya," ucap sang Kakek saat Cantika sedang memakan bubur.Membuatnya tersedak dan batuk beberapa kali. Cantika menatap ponselnya, dimana Gala terakhir menghubunginya tadi malam, dimana dia mengatakan akan menagih jawaban sepulang sekolah. Dia juga berkata akan terlambat datang ke sekolah karena ada urusan dengan Daddy nya."Sudah makannya?""Sudah, Kek.""Ayo berangkat, anak cantik harus rajin," ucap sang Kakek membayar makanannya sebelum kembali menaiki motor bebek. "Kakek pulangnya nanti agak malam, sampaikan sama Nenek ya. Kakek harus memilah barang barang untuk di museum.""Iya, Kek.""Lumayan, Pak Praka

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status