Share

24 — Jangan Macam-macam!

"Bisa nggak sih kalau nggak bikin panik?" teriak Ansel frustasi. Dia hampir tidak bisa bernapas karena melihat Adara terbaring tidak berdaya mirip orang yang usianya sudah mencapai batas maksimal.

Ansel berlarian seperti orang gila ke rumah sakit, memaki perawat karena lama membawa brankar sementara kedua kelopak mata istrinya menutup sempurna. Ada yang harus dia pertanggungjawabkan di dunia ini yaitu Adara. Dianti tidak akan suka kalau dia menelantarkan istrinya.

Adara mendesah berat, "Di depan orang sakit nggak boleh teriak."

"Karena kamu batu. Kondisi begini nyetir sendiri, pulang-pulang pingsan. Siapa coba yang nggak panik?" elak Ansel. Dia memegang jemari Adara, memastikan apa selang infus itu terpasang dengan benar.

Ansel memesan satu kamar VVIP karena permintaan Dianti. Setelah diperiksa oleh dokter dan dokter berkata Adara hanya mengalami serangan yang biasanya terjadi ketika masa datang bulan tiba, Dianti dipaksa pulang oleh Ansel.

Adara memijit pelipisnya, "Berisik! Aku bi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status