Share

85 — Satu ... Dua ... Tiga!

Mendengar istrinya mual, Ansel segera membatalkan niatnya untuk memberi perhitungan pada Marina. "Tuh kan, kamu pasti banyak pikiran sampai kamu mual begini. Ayo istirahat saja di kamar."

Adara bersyukur karena dia mengeluarkan suara perutnya di saat yang tepat. Dia berhasil menghentikan suaminya untuk melabrak Marina dan juga Mimi. "Makanya kamu jangan pergi."

Sedikit ucapan manja berhasil membuat Ansel meredam amarahnya. "Maaf ya. Aku temani. Apa perlu kita panggil dokter?"

Adara tidak merasakan sesuatu yang berlebihan. "Nggak perlu sepertinya. Aku hanya butuh istirahat."

"Ya udah."

Dengan telaten Ansel menggiring istrinya untuk naik ke lantai dua. Dia sangat berhati-hati pada setiap langkah istrinya agar istrinya tidak terjatuh. Padahal Adara merasa tubuhnya baik-baik saja kecuali perutnya yang tiba-tiba memberontak.

"Tidurlah! Aku ambilkan susu hangat," ucap Ansel setelah membaringkan istrinya ke tempat tidur.

"Jangan!" cegah Adara.

"Maksudnya jangan ambilkan susu?"

"Iya. Aku m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status