Share

Hadiah dan Perceraian

Ben memberikanku sweater tebal saat ia melihatku menggigil kedinginan di tepi danau dekat pondok yang kudatangi sejak satu jam yang lalu.

“Maaf hanya ini tempat yang bisa kuberikan padamu sebagai tanda malam pertama pernikahan kita,” ucap Ben membuka obrolan.

“Aku suka tempatnya,” ujarku.

Ben menghela napas dan tersenyum, “Nggak perlu berpura-pura untuk menyenangkan hatiku,” sahutnya.

“Siapa yang menyenangkan hatimu?”

“Barusan kamu memuji tempat ini bagus.”

“Aku memang menyukainya. Karena di sini hening dan aku bisa melihat langit dengan luas.”

Ben mengangguk. Sepertinya ia ragu kalau ucapanku barusan benar-benar terus terang apa adanya.

“Pondok ini kamu yang bangun sendiri?” Aku mencoba mencari topik.

“Iya. Papa dan Mama pun nggak tahu.”

“Kenapa kamu rahasiakan?”

“Aku butuh ruang dan w

Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status