Share

Bab 277

Penulis: Ayesha
"Aku ada waktu," kata Lambert dengan sangat yakin.

"Baiklah," balas Brielle, lalu menoleh pada putrinya. "Kamu ngobrol dulu sama Vivian ya, Mama mau kerja sebentar."

"Ya, Mama kerja saja!" Anya mulai menunjukkan kotak musiknya kepada Vivian dengan gembira.

Brielle masuk ke ruang kerja, tenggelam dalam tulisannya.

Beberapa hari berikutnya, Brielle sibuk dengan penelitian di laboratorium. Akhir pekan, dia membawa Anya ikut lembur di lab. Untuk pertama kalinya Anya melihat tempat kerja ibunya. Melihat Brielle mengenakan jas lab putih, dia merasa ibunya sangat mulia dan keren.

"Jadi Mama itu ilmuwan ya!" Anya menatap Brielle dengan mata berbinar, wajahnya dipenuhi rasa kagum.

Prestasi Brielle sekarang sebenarnya sudah jauh melampaui banyak orang, tetapi di depan putrinya, dia tidak pernah menyebutkan tentang pekerjaannya.

Hari itu Harvis sedang senggang, jadi Brielle meminta tolong padanya untuk menemani Anya.

Faye juga datang lembur. Saat melihat Harvis menggandeng seorang anak kecil, dia
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Mommy Lily
mantab Brielle aku suka gayamu...mantan tak perlu diundang yes
goodnovel comment avatar
Suryat
Raka..emang enak gak di anggap........
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Bukan Mantan Biasa   Bab 302

    Brielle menatap tajam, malas menanggapi. "Provokasimu nggak ada gunanya untukku."Devina menyeringai meremehkan. "Brielle, kamu sok apa sih? Benar-benar mengira dirimu hebat sekali?"Brielle memilih diam.Wajah Devina sedikit kaku. "Kamu nggak mungkin masih berpikir bisa memengaruhi hubunganku dengan Raka, 'kan?"Devina tersenyum penuh kemenangan. "Sekarang, hubunganku dengan Raka bukan sesuatu yang bisa diganggu oleh seorang mantan istri sepertimu."Brielle sama sekali tidak ingin meladeni. Dia berusaha melewati Devina, bersiap untuk pergi.Namun, Devina tiba-tiba mengulurkan tangan, mengadang. "Brielle, di lingkaran ini nggak ada tempat untukmu. Kalau tahu diri, lebih baik menjauh sendiri."Brielle menarik napas dalam-dalam, memperingatkan dengan dingin, "Devina, kalau kamu terus bersikap nggak masuk akal, jangan salahkan aku kalau semua orang melihat siapa dirimu sebenarnya."Wajah Devina langsung berubah. "Maksudmu apa?""Artinya sesuai kata-kata," jawab Brielle dengan tenang.Devi

  • Bukan Mantan Biasa   Bab 301

    "Ada apa?""Minggu depan ada perayaan ulang tahun perusahaan Grup Seraphine. Aku ingin mengundangmu sebagai tamu. Boleh, 'kan?" Lambert sedikit mencondong ke depan, sorot matanya penuh harap.Brielle sempat tertegun. Belum sempat dia menjawab, tiba-tiba dari belakang terdengar suara pria. "Sepertinya aku datang di saat yang kurang tepat."Brielle menoleh, melihat Raka dalam setelan jas hitam yang rapi. Pria itu berdiri sambil menatap mereka dengan sorot mata yang dalam.Di sampingnya, Devina menyapa Lambert. "Lambert, sudah lama nggak ketemu."Malam ini Devina mengenakan gaun malam yang dirancang khusus. Riasannya anggun, sosoknya memancarkan aura bangsawan."Raka." Lambert berdiri, menyapanya dengan ekspresi tenang.Brielle menengadah, tepat bertemu tatapan Raka. Mata hitamnya dalam, menyimpan emosi yang tidak bisa ditebak.Namun, Brielle bisa merasakannya. Pria ini tampaknya marah. Brielle tahu betul apa yang membuatnya marah. Raka tidak suka dirinya terlalu dekat dengan Lambert, apa

  • Bukan Mantan Biasa   Bab 300

    Lambert sedang menelepon ketika melihat mereka datang. Dia mengakhiri panggilan, lalu berjalan mendekat. "Bibi, kalian sampai juga."Chiva menatap keponakannya, lalu melirik Brielle. "Ayo, temani aku naik."Brielle menyapa Lambert, "Pak Lambert, perjalanan dinas lancar?"Lambert tersenyum. "Sangat lancar."Tiga orang itu masuk ke lift, lalu sampai di aula pesta di lantai enam. Saat hanya beberapa langkah dari pintu aula, Chiva berhenti sejenak, lalu menggandeng Lambert dengan tangan kirinya dan menggandeng Brielle dengan tangan kanannya.Brielle sedikit tertegun. Lambert pun menoleh meliriknya, bibirnya terangkat membentuk senyuman samar.Pintu aula perlahan terbuka. Di bawah cahaya lampu kristal yang berkilauan, para tamu berdandan mewah, udara penuh aroma harum, dan bunyi gelas beradu tak henti terdengarSebagai tuan rumah, Chiva langsung menjadi pusat perhatian begitu masuk. Dengan anggun, dia mengangguk dan menyapa para tamu, sementara Brielle dan Lambert yang berada di sisinya iku

  • Bukan Mantan Biasa   Bab 299

    Kasus pencurian data eksperimen MD sudah berlalu satu minggu. Brielle beberapa kali bertemu Faye di laboratorium. Tatapan menghindar Faye jelas menunjukkan rasa bersalah di hatinya.Thoriq menggunakan karier akademisnya untuk menebus kesalahan Faye. Seharusnya masalah ini tidak berakhir begitu saja. Namun, karena Thoriq tidak memiliki kepentingan pribadi dengan Laboratorium Kasih, ditambah lagi kedua laboratorium memang punya hubungan kerja sama, maka kejadian ini hanya dianggap sebagai insiden kebocoran teknologi inti.Setelah pihak kampus mengeluarkan pengumuman resmi, Thoriq diberi sanksi dan dikeluarkan dari universitas. Adapun pihak MD, mereka memilih mempertahankan hak untuk menuntut tanggung jawabnya.Selama seminggu ini, Brielle merasa tertekan. Semua yang dilakukan Lambert untuknya membuatnya ingin sekali mencari kesempatan untuk mengucapkan terima kasih. Namun, Lambert sedang dinas luar negeri. Dia baru akan kembali saat tahun baru.Dua minggu berikutnya, laboratorium kembali

  • Bukan Mantan Biasa   Bab 298

    Brielle masih memikirkan masalah ini ketika ponselnya berdering lagi. Itu telepon dari Harvis."Halo! Kak Harvis.""Sudah ada hasilnya.""Siapa pelakunya?""Thoriq. Dia baru saja mengaku sendiri di depan kami.""Yakin dia sendirian? Nggak ada kaki tangan?" tanya Brielle."Thoriq sudah mengakui semua perbuatannya.""Lalu, gimana keputusan pihak Pak Jared?""Awalnya mau dilaporkan ke pengadilan, tapi mengingat jasanya di bidang riset, akhirnya diputuskan nggak menuntut. Dia hanya akan dilaporkan ke kampus. Status mahasiswanya dicabut dan dia akan dikeluarkan dari laboratorium."Setelah berbincang sebentar, waktu sudah menunjukkan pukul 9.30 malam. Brielle hendak tidur ketika pesan dari Raka masuk.[ Maaf, sikapku padamu hari ini terlalu keras. ]Brielle melihatnya, tetapi tidak memberi reaksi. Dia juga tidak berniat membalas.[ Anya sudah tidur? ]Brielle tetap tidak menanggapi.[ Ya sudah, aku nggak ganggu lagi. Selamat malam. ]Setelah itu, Raka tidak mengirim pesan lagi.Keesokan pagi

  • Bukan Mantan Biasa   Bab 297

    Brielle cukup terkejut. "Siapa yang memberi perintah?""Pak Raka yang langsung menyampaikannya ke kami."Raka ... ternyata memang tidak percaya padanya."Sudahlah, kita kembali dulu. Kita tunggu kabar dari Harvis dan yang lain!" kata Madeline.Brielle menggigit bibir merahnya, lalu mengangguk.Ketika kembali ke laboratorium, hatinya sedikit kacau. Saat itu, ponselnya berbunyi. Begitu dilihat, ternyata pesan dari Lambert.[ Brielle, kamu baik-baik saja? ][ Tenang saja, aku lagi periksa data laboratorium kami. Begitu ada hasil, aku pasti langsung kabari kamu. ]Brielle membalas dengan singkat.[ Baik. ]Sore hari, Brielle menjemput putrinya. Dia melihat pengasuh yang menjemput Vivian. Sepertinya Lambert sedang sibuk menyelidiki masalah.Tak lama kemudian, Chiva menelepon Brielle, menegaskan bahwa laboratorium akan menyelidiki sampai tuntas. Jelas bahwa Lambert dan Chiva sama-sama tahu kalau masalah ini ikut menyeret namanya.Sesaat kemudian, Harvis menelepon. Dia sudah memastikan bahwa

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status