Share

Bab 278

Author: Ayesha
Raka pulang ke rumah Keluarga Pramudita pukul 9 malam. Belakangan ini kondisi tubuh Emily memang agak lemah, jadi hampir setiap hari dia berusaha pulang.

Emily sedang duduk di sofa menonton TV. Beberapa hari lalu, dia sempat melihat Brielle bersama cucunya di TV. Hatinya pun tak bisa menahan munculnya sebuah harapan.

"Nenek, sudah malam begini, kenapa kamu belum masuk kamar untuk tidur?" tanya Raline pada neneknya.

"Aku lagi nunggu kakakmu!"

"Nenek nggak enak badan?" tanya Raline.

"Bukan, ada hal yang perlu Nenek ingatkan pada dia." Emily baru selesai berbicara ketika melihat cucunya masuk ke ruang tamu.

"Raka, kemari." Emily melambaikan tangan memanggilnya.

Raka melepaskan mantel panjangnya dan menyerahkannya kepada pembantu. Dengan sweter hitam kerah tinggi yang melekat di tubuhnya, sosoknya terlihat semakin tinggi dan tegap.

Raline menatap neneknya, ingin tahu apa yang akan dibicarakan dengan sang kakak.

Begitu Raka duduk, Emily bertanya, "Tanggal 1 Desember itu hari apa? Kamu tahu?
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (8)
goodnovel comment avatar
Hari Santiana
aku kesal thor knp mau lanjut bab masalah disuruh baca judul baru
goodnovel comment avatar
Felmi Denis
jangan sampe balikan lagi sama si Raka yg udah selingkuh dan hamilin davina. masih banyak cogan kaya Lambert , niro atau dokter davis
goodnovel comment avatar
Suryat
aduuh nenek...Raka itu cinta mati sm cinta pertamanya makanya lebih milih batu kali dan buang berlian..
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Bukan Mantan Biasa   Bab 302

    Brielle menatap tajam, malas menanggapi. "Provokasimu nggak ada gunanya untukku."Devina menyeringai meremehkan. "Brielle, kamu sok apa sih? Benar-benar mengira dirimu hebat sekali?"Brielle memilih diam.Wajah Devina sedikit kaku. "Kamu nggak mungkin masih berpikir bisa memengaruhi hubunganku dengan Raka, 'kan?"Devina tersenyum penuh kemenangan. "Sekarang, hubunganku dengan Raka bukan sesuatu yang bisa diganggu oleh seorang mantan istri sepertimu."Brielle sama sekali tidak ingin meladeni. Dia berusaha melewati Devina, bersiap untuk pergi.Namun, Devina tiba-tiba mengulurkan tangan, mengadang. "Brielle, di lingkaran ini nggak ada tempat untukmu. Kalau tahu diri, lebih baik menjauh sendiri."Brielle menarik napas dalam-dalam, memperingatkan dengan dingin, "Devina, kalau kamu terus bersikap nggak masuk akal, jangan salahkan aku kalau semua orang melihat siapa dirimu sebenarnya."Wajah Devina langsung berubah. "Maksudmu apa?""Artinya sesuai kata-kata," jawab Brielle dengan tenang.Devi

  • Bukan Mantan Biasa   Bab 301

    "Ada apa?""Minggu depan ada perayaan ulang tahun perusahaan Grup Seraphine. Aku ingin mengundangmu sebagai tamu. Boleh, 'kan?" Lambert sedikit mencondong ke depan, sorot matanya penuh harap.Brielle sempat tertegun. Belum sempat dia menjawab, tiba-tiba dari belakang terdengar suara pria. "Sepertinya aku datang di saat yang kurang tepat."Brielle menoleh, melihat Raka dalam setelan jas hitam yang rapi. Pria itu berdiri sambil menatap mereka dengan sorot mata yang dalam.Di sampingnya, Devina menyapa Lambert. "Lambert, sudah lama nggak ketemu."Malam ini Devina mengenakan gaun malam yang dirancang khusus. Riasannya anggun, sosoknya memancarkan aura bangsawan."Raka." Lambert berdiri, menyapanya dengan ekspresi tenang.Brielle menengadah, tepat bertemu tatapan Raka. Mata hitamnya dalam, menyimpan emosi yang tidak bisa ditebak.Namun, Brielle bisa merasakannya. Pria ini tampaknya marah. Brielle tahu betul apa yang membuatnya marah. Raka tidak suka dirinya terlalu dekat dengan Lambert, apa

  • Bukan Mantan Biasa   Bab 300

    Lambert sedang menelepon ketika melihat mereka datang. Dia mengakhiri panggilan, lalu berjalan mendekat. "Bibi, kalian sampai juga."Chiva menatap keponakannya, lalu melirik Brielle. "Ayo, temani aku naik."Brielle menyapa Lambert, "Pak Lambert, perjalanan dinas lancar?"Lambert tersenyum. "Sangat lancar."Tiga orang itu masuk ke lift, lalu sampai di aula pesta di lantai enam. Saat hanya beberapa langkah dari pintu aula, Chiva berhenti sejenak, lalu menggandeng Lambert dengan tangan kirinya dan menggandeng Brielle dengan tangan kanannya.Brielle sedikit tertegun. Lambert pun menoleh meliriknya, bibirnya terangkat membentuk senyuman samar.Pintu aula perlahan terbuka. Di bawah cahaya lampu kristal yang berkilauan, para tamu berdandan mewah, udara penuh aroma harum, dan bunyi gelas beradu tak henti terdengarSebagai tuan rumah, Chiva langsung menjadi pusat perhatian begitu masuk. Dengan anggun, dia mengangguk dan menyapa para tamu, sementara Brielle dan Lambert yang berada di sisinya iku

  • Bukan Mantan Biasa   Bab 299

    Kasus pencurian data eksperimen MD sudah berlalu satu minggu. Brielle beberapa kali bertemu Faye di laboratorium. Tatapan menghindar Faye jelas menunjukkan rasa bersalah di hatinya.Thoriq menggunakan karier akademisnya untuk menebus kesalahan Faye. Seharusnya masalah ini tidak berakhir begitu saja. Namun, karena Thoriq tidak memiliki kepentingan pribadi dengan Laboratorium Kasih, ditambah lagi kedua laboratorium memang punya hubungan kerja sama, maka kejadian ini hanya dianggap sebagai insiden kebocoran teknologi inti.Setelah pihak kampus mengeluarkan pengumuman resmi, Thoriq diberi sanksi dan dikeluarkan dari universitas. Adapun pihak MD, mereka memilih mempertahankan hak untuk menuntut tanggung jawabnya.Selama seminggu ini, Brielle merasa tertekan. Semua yang dilakukan Lambert untuknya membuatnya ingin sekali mencari kesempatan untuk mengucapkan terima kasih. Namun, Lambert sedang dinas luar negeri. Dia baru akan kembali saat tahun baru.Dua minggu berikutnya, laboratorium kembali

  • Bukan Mantan Biasa   Bab 298

    Brielle masih memikirkan masalah ini ketika ponselnya berdering lagi. Itu telepon dari Harvis."Halo! Kak Harvis.""Sudah ada hasilnya.""Siapa pelakunya?""Thoriq. Dia baru saja mengaku sendiri di depan kami.""Yakin dia sendirian? Nggak ada kaki tangan?" tanya Brielle."Thoriq sudah mengakui semua perbuatannya.""Lalu, gimana keputusan pihak Pak Jared?""Awalnya mau dilaporkan ke pengadilan, tapi mengingat jasanya di bidang riset, akhirnya diputuskan nggak menuntut. Dia hanya akan dilaporkan ke kampus. Status mahasiswanya dicabut dan dia akan dikeluarkan dari laboratorium."Setelah berbincang sebentar, waktu sudah menunjukkan pukul 9.30 malam. Brielle hendak tidur ketika pesan dari Raka masuk.[ Maaf, sikapku padamu hari ini terlalu keras. ]Brielle melihatnya, tetapi tidak memberi reaksi. Dia juga tidak berniat membalas.[ Anya sudah tidur? ]Brielle tetap tidak menanggapi.[ Ya sudah, aku nggak ganggu lagi. Selamat malam. ]Setelah itu, Raka tidak mengirim pesan lagi.Keesokan pagi

  • Bukan Mantan Biasa   Bab 297

    Brielle cukup terkejut. "Siapa yang memberi perintah?""Pak Raka yang langsung menyampaikannya ke kami."Raka ... ternyata memang tidak percaya padanya."Sudahlah, kita kembali dulu. Kita tunggu kabar dari Harvis dan yang lain!" kata Madeline.Brielle menggigit bibir merahnya, lalu mengangguk.Ketika kembali ke laboratorium, hatinya sedikit kacau. Saat itu, ponselnya berbunyi. Begitu dilihat, ternyata pesan dari Lambert.[ Brielle, kamu baik-baik saja? ][ Tenang saja, aku lagi periksa data laboratorium kami. Begitu ada hasil, aku pasti langsung kabari kamu. ]Brielle membalas dengan singkat.[ Baik. ]Sore hari, Brielle menjemput putrinya. Dia melihat pengasuh yang menjemput Vivian. Sepertinya Lambert sedang sibuk menyelidiki masalah.Tak lama kemudian, Chiva menelepon Brielle, menegaskan bahwa laboratorium akan menyelidiki sampai tuntas. Jelas bahwa Lambert dan Chiva sama-sama tahu kalau masalah ini ikut menyeret namanya.Sesaat kemudian, Harvis menelepon. Dia sudah memastikan bahwa

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status