Share

Bab 36

Penulis: Ayesha
Rasa benci yang sudah lama tertanam dalam hati Brielle membuat gigitannya kali ini penuh dengan amarah dan dendam. Seketika, dia bisa mencium rasa darah di mulutnya.

Raka mengernyit kesakitan dan melepaskan cengkeramannya. Brielle segera memanfaatkan kesempatan itu untuk berlari kembali ke kamarnya, menutup pintu, dan menguncinya rapat-rapat.

Di bawah cahaya lampu, Raka menatap punggung tangannya yang kini dipenuhi jejak gigitan berdarah. Wajah tampannya seketika mengeras, sorot matanya tampak begitu dingin.

Brielle terengah di balik pintu yang terkunci. Dia tahu betul, meski Raka sudah punya Devina, itu tidak menghentikan Raka untuk tetap menyentuh dirinya di rumah. Mungkin itu memang kelainan dalam diri Raka yang ingin melihat dua wanita saling terobsesi karena dirinya.

Saat ini, dalam hati Brielle hanya ada satu pikiran. Dia ingin segera bercerai.

....

Keesokan paginya, Brielle menggandeng Anya turun ke bawah. Di ambang pintu, Raka sedang menerima telepon. Begitu melihat Anya berlar
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Jihan Dwi Annisa
Davina sengaja tuh nyari huru hara..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Bukan Mantan Biasa   Bab 178

    'Ya ampun! Pak Raka benar-benar minum dari botol air yang sudah diminum Brielle?'Saat Brielle mengangkat kepala, dari ujung matanya dia melihat botol kosong yang baru saja ditaruh Raka. Dia menoleh dan mendapati botol air yang tadi diminumnya ternyata sudah dihabiskan oleh Raka.Raka mengira Brielle masih ingin minum. Dia pun mengambil satu botol air baru di meja yang masih tersegel, bahkan dengan hati-hati membukanya dan menyodorkannya ke arah Brielle.Brielle menoleh ke samping dengan ekspresi enggan, tidak menerima sodoran itu.Adegan ini sekali lagi tertangkap oleh pandangan si asisten. Dalam hati, dia terkejut. Sebenarnya apa hubungan antara Raka dan Brielle?Di seluruh ruang rapat, sosok yang ditakuti semua orang adalah Raka, tetapi Brielle malah berani memperlihatkan sikap dingin padanya.Sayangnya, kejadian ini tidak disadari Declan dan rombongannya, karena mereka sedang sibuk berdiskusi dengan Lukas tentang cara penyelesaian.Rapat itu berlangsung hingga pukul 7.30 malam. Akh

  • Bukan Mantan Biasa   Bab 177

    Namun, saat ini perhatian semua orang tertuju pada Raka. Tak seorang pun memperhatikan gerakan Brielle.Kehadiran Raka membuat pihak Declan menjadi kelabakan, bahkan ekspresi Declan yang tadinya masih tenang dan stabil, kini tampak canggung dan tegang.Meskipun Raka masih muda, kekayaannya, ditambah aura tegas dan kuat yang terpancar darinya, membuat wibawa seorang pemimpin tampak jelas secara alami.Hari ini Lukas menahan amarah yang terpendam di dalam hatinya. Meskipun emosinya bergejolak, dia tetap menjaga ketenangannya. Dia lalu menoleh pada Declan dan bertanya, "Pak Declan, mengenai masalah yang kusebutkan sore tadi, apa pendapat dan saranmu?"Declan menghela napas. Wajahnya pun menunjukkan kekesalan sekaligus penyesalan. "Aku benar-benar merasa menyesal dan bersalah karena terjadi keadaan seperti itu. Aku selalu mengingatkan orang-orang di bawahku agar pemeriksaan produk dilakukan dengan teliti, tapi tetap saja terjadi kelalaian di tengah kesibukan, hingga menimbulkan masalah bag

  • Bukan Mantan Biasa   Bab 176

    Setelah marah, Lukas pun akhirnya kembali tenang. Ekspresinya tampak sedikit frustrasi saat berkata, "Ini semua salahku yang terlalu ceroboh, nggak bisa menemukan masalah ini tepat waktu. Aku harus berterima kasih pada Brielle. Kalau nggak, nanti kalau benar-benar terjadi masalah, aku yang akan jadi penanggung jawab utama.""Itu bukan salahmu." Brielle menenangkannya."Aku tetap punya tanggung jawab karena kurang teliti." Lukas menghela napas. Tiba-tiba teringat sesuatu, ekspresinya menjadi lebih serius. "Declan adalah kepala perusahaan peralatan yang direkomendasikan langsung oleh Pak Raka, takutnya masalah ini akan melibatkannya.""Kak Lukas, kalau ada masalah, langsung saja sampaikan padanya. Kalau dia nggak turun tangan menyelesaikan, kita bisa melaporkan ke tingkatan lebih atas lagi. Bagaimanapun, masalah ini memang harus diselesaikan," ucap Brielle dengan tenang.Dalam hal seperti ini, Raka seharusnya tidak akan melindungi Declan. Kalaupun masalah ditujukan pada Declan, dia pun t

  • Bukan Mantan Biasa   Bab 175

    Brielle tidak langsung mempermasalahkan soal itu. Dia memeriksa peralatan lain di laboratorium dengan teliti dan kembali menemukan beberapa mesin yang jelas merupakan hasil perbaikan ulang.Dari detail-detail kecil, sangat mudah dikenali mana yang baru dan mana yang bekas.Keluar dari ruang laboratorium, dia melihat Harvis sedang dikejar oleh Faye. Begitu melihat Brielle, tatapan Harvis langsung beralih padanya."Faye, kita lanjutkan lain kali saja," katanya singkat."Eh? Kak Harvis, apa saranku ada yang salah?" tanya Faye dengan kaget. Namun saat dia menoleh, pandangannya langsung jatuh pada Brielle.Benar saja, selama Brielle ada, perhatian Harvis padanya langsung hilang. Kesabarannya pun seakan musnah begitu saja."Kak Harvis, kamu lihat Kak Lukas?" tanya Brielle."Dia ada di kantor besar sebelah sana. Ada urusan dengannya?""Ya, ada hal yang ingin kubicarakan," jawab Brielle sambil mengangguk.Saat itu ponsel Faye berdering. Dia melirik layar, lalu menundukkan suara ketika menjawab

  • Bukan Mantan Biasa   Bab 174

    "Ya, rangkumanmu sangat bagus. Nanti sore, luangkan waktu untuk melihat laboratorium baru. Kurang lebih bulan depan kita sudah akan pindah ke sana untuk bekerja," kata Madeline.Rapat berakhir dan Faye langsung menjadi orang pertama yang mengetuk pintu kantor Madeline."Bu, ada sesuatu yang ingin saya laporkan.""Apa itu?""Ini tentang perilaku Brielle yang tidak bermoral. Dia melakukan perselingkuhan saat masih berumah tangga," kata Faye dengan marah.Madeline tertegun, lalu menatapnya. "Faye, hal seperti ini nggak boleh diucapkan sembarangan.""Aku punya buktinya. Orang yang dia goda tak lain adalah Harvis. Orang seperti dia sama sekali nggak pantas berada di laboratorium, apalagi menjadi seorang ilmuwan." Setelah berkata demikian, Faye menyerahkan video hasil foto diam-diam yang pernah dia ambil. "Bu, lihatlah sendiri. Apa ini pantas?"Madeline menonton video itu dan terdiam beberapa detik. "Hal ini ... sudah kamu sebarkan keluar?" tanyanya hati-hati.Faye menggigit bibir. "Kalau Ib

  • Bukan Mantan Biasa   Bab 173

    [ Brielle: Dia teman suamiku. ][ Oke deh, nggak ganggu kamu lagi ya! ]Balasan ibu Gempi sarat dengan maksud yang jelas. Jawaban Brielle membuatnya merasa lega.Jelas sekali, dia sudah menargetkan Lambert sebagai calon yang ingin dia dekati. Kalau tidak, dia tidak mungkin repot-repot menuliskan status "jomlo" di belakang namanya. Dari sikapnya, mudah terlihat dia adalah tipe wanita yang hangat, pandai bersosialisasi, dan berani mengambil inisiatif.Brielle hanya bisa merasa geli. Dia tidak tahu apakah tipe seperti ibu Gempi itu adalah tipe yang disukai Lambert atau bukan.Keesokan paginya, Brielle tidak mengantar Anya ke sekolah. Sekitar pukul delapan, bel rumah berbunyi. Ternyata Raka yang datang.Pintu dibuka oleh Lastri."Tuan, Anda datang ya," sapanya dengan riang."Anya sudah bangun?" tanya Raka."Sudah. Dia memang sedang menunggu Anda menjemput," jawab Lastri, lalu mempersilakan Raka masuk ke ruang tamu.Kebetulan, Brielle sedang menuruni tangga. Menyadari itu, Lastri segera men

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status