Share

33. Murka Ibu

Sebuah tangan menyentuh bahuku. Aku menoleh dan tersenyum ke arah Joko.

“Kalau rindu, diangkat dong teleponnya. Bales juga chatnya. Kamu gak kasihan sama suami kamu.”

Aku hanya diam malas menanggapi. Kepalaku terlalu pusing soalnya.

“Kalau sayang ya ngomong. Gengsi kok digedein.”

“Apaan sih, Jok.”

“Kamu yang kenapa? Wajahmu pucet banget? Nangis terus kamu?”

“Gak.”

“Halah, bohong dia Jok. Dari kemarin dia nangis terus.”

Aku menatap sinis Tuti yang baru datang bersama Yuyun.

“Apa? Emang gitu kok.”

Aku memilih menarik selimutku hingga menutup dada. Ya Allah rasa mual itu datang lagi. 

“Kamu kok gak mau dengerin Syafiq ngomong? Denger ya Ambar, pola pikir laki-laki itu beda sama perempuan. Kita itu mikir pakai otak bukan pakai perasaan apalagi berandai-andai.”

“Udah ngomongnya? Berisik tahu!”

Joko terlihat membu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status