Share

Bab 15

Bab 15

Hari pernikahan

Pernikahan yang digelar cukup meriah, tentu saja Bu Halimah dan Salima yang sibuk mengurus segala persiapannya. Sedangkan Fahri menyerahkan kebebasan pada calon istri dan Ibunya untuk mengatur semua persiapan.

“Senyum dikit dong, Mas,” pinta Salima pada Fahri yang daritadi menekuk wajah. Bibirnya seolah terkunci dan hanya menyapa tamu sekedarnya. Tidak ada kebahagiaan yang terpancar dari wajah Fahri.

Fahri memang sedikit menyesali keputusannya. Namun apa boleh buat, nasi telah menjadi bubur, dan ia tak bisa mundur. Hampir saja ia salah menyebut nama saat akad tadi. Ia hampir menyebut nama Adinda alih-alih Salima. Untung saja Ayah Salima tidak menaruh curiga dan memilih untuk mengulangi ijab qabul setelah menyuruh Fahri untuk tetap fokus.

Berbeda dengan Fahri, wajah Salima justru sangat sumringah. Ia seperti sedang menikmati hari paling bahagia dalam hidupnya. Tak terhitung sudah berapa tahun ia memendam rasa pada Fahri, sejak sekolah dulu. Namun ia hanya bisa me
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status