Share

Bab 13 Syndrome Bucin Akut

 Aku tersenyum mendengar obrolan Ibu dan putrinya.

 Setelah sholat magrib, kami lanjut bercengkrama di ruang tamu merangkap ruang Tv.

 "Assalamualaikum," ucapan salam dari pintu depan membuat mata kami sontak beralih ke pemilik suara bariton di ambang pintu.

"Waalikumussalam." Serempak kami menjawab salam lelaki satu-satunya di rumah ini.

 Wajah teduhnya sungguh membuat siapa saja yang menatap wajahnya merasa damai.

 Lelaki impian banyak wanita. Aku wanita beruntung yang mendapatkan lelaki sholeh dan penyayang sepertinya.

 Meskipun belum pernah merasakan indahnya malam pengantin bersamanya. Duhh kesitu lagi kan?

 "Mbak! Melamun mulu dari tadi," suara panggilan Amira membuatku langsung tersentak dari lamunanku.

 Tangan kekar itu sudah menjukur di depan wajahku. Lelaki bermata sayu itu tersenyum ke arahku. Jantungku berdetak cepat seperti akan lepas dari tempatnya.


Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status