Bukan Menantu Biasa

Bukan Menantu Biasa

Oleh:  Ayzha  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel12goodnovel
10
20 Peringkat
53Bab
61.1KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Jika biasanya menantu jarang dekat dengan mertua, maka, Zafirah jelas berbeda. Zafirah tak pernah menyangka, bahwa dirinya akan jatuh cinta dengan pria dari desa. Ketika Zafirah pikir hidup di desa akan lebih nyaman, Zafira justru disambut dengan orang-orang yang memperlakukannya dan mertuanya bagaikan sampah! Tak ingin harga dirinya diinjak-injak, Zafirah pun bertekad, bahwa dia akan membungkam semua yang menghinanya dan juga mertuanya!

Lihat lebih banyak
Bukan Menantu Biasa Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Kirani Rani
aku suka ceritanya, bagus banget
2024-04-20 19:38:05
0
user avatar
Suhaiyanto Channel
keren banget ini mah..
2024-03-30 22:59:21
0
user avatar
Astri Priamsari
semangat berkarya kk
2024-02-12 15:31:21
1
user avatar
Istianatun Nafiah
ceritanya bagus, keren
2024-02-10 16:25:20
1
user avatar
Nusaibah Afra
bagusnya,sangat suka
2024-02-09 10:30:37
1
user avatar
Santi Puspita Sari
ceritanya bagus sekali
2024-01-18 23:30:38
0
user avatar
Jam Jas
aku suka cerita kayak seperti ini. superb
2024-01-18 00:06:40
0
user avatar
Maria Raleen
cerita yang sangat2 terbaik. kudos to author. 5 bintang. continue with the good work
2024-01-16 09:53:14
0
user avatar
Tri Jumiati
ya allah novelnya seru banget terasa ikut jad tokoh didlm ceritanya, terus bacanya bisa cengar cengir sndiri.... mantap....manta....
2024-01-13 17:41:21
0
default avatar
Leon Hdi
novel asik dan seru dibaca
2024-01-11 14:52:11
0
user avatar
Rinaldi Naldi
ceritanya seru dan mendebarkan
2023-12-31 13:30:20
0
user avatar
KAORI ASUKA
best novel
2023-12-27 18:55:36
0
user avatar
Iswanto
bagus alur ceritanya
2023-12-17 15:10:28
0
user avatar
Viiviie Naya Nasya
cerita nya bagus banget kk
2023-12-14 11:01:04
1
default avatar
Yanti Yulia Azizah
sangat bagus alur ceritanya
2023-12-05 14:23:09
1
  • 1
  • 2
53 Bab
Bab 1. Rewang
"Ning banyak kerjaan di belakang!"Seru Budhe Siti ketus diiringi dengan tatapan sinis kepada Ibu Mertua. "I--iya mbak, maaf terlambat," jawab ibu mertua sambil menatapku dengan tatapan tak enak.Tanganku yang terulur untuk bersaliman dengan budhe mengambang di udara karena Budhe menarik tangan nya dan menatapku dengan tatapan jijik. Oh jadi ini sebabnya tadi Ibu tidak mau mengajakku rewang di sini. Ibu langsung menggenggam tanganku erat seakan menyalurkan emosinya dengan meremas kuat tanganku. "Ayo nduk kita ke belakang." Ibu mertua menarik tanganku lembut sambil mengusap sudut matanya dengan ujung jilbab. sepertinya Ibu menangis."Dasar! Kacang lupa kulit!" Masih terdengar umpatan Budhe Siti meskipun kami sudah berlalu ke dapur."Ibuk kenapa diam saja di perlakukan seperti itu?" Aku menelisik jawaban dari mata Ibu sambil membantu membuang bekas makanan di piring yang hendak dicuci."Begitulah Nduk, Ibu hanya orang miskin. budhe sudah banyak bantuin keluarga kita jadi ibu harus b
Baca selengkapnya
Bab 2. Siapa yang datang?
"Buk Zafira, kok disini?" Kami berpapasan dengan seorang lelaki yang berpakaian Formal."Kamu siapa ya?" tanyaku dengan kening berkerut karena aku merasa tidak mengenalnya."Saya Jeffry Buk staff di Pt Zhafi Sejahtera. Semoga Ibu berkenan hadir di acara pernikahan saya nanti." Kata Jefry. Ternyata dia salah satu staff di perusahaan papa."Oh iya kebetulan saya ada urusan di sekitar sini. Insyaa Allah kalau ada waktu saya sempatkan hadir," jawabku basa basi. Ternyata ini calon menantunya Budhe Siti yang katanya pekerja kantoran itu. Males jika harus menghadiri acara di rumah Budhe Siti."Terima kasih buk Zafira, saya masuk dulu. Mari Buk," pamitJeffry sambil mengangguk sopan pada Ibu."Iyaa, silahkan," jawabku sambil menggandeng tangan ibu."Nak Jepri kok kenal sama kamu nduk?" tanya Ibu dengan wajah heran."Iya Buk, Jeffri kerja di perusahaan papa," jawabku sambil tersenyum pada Ibu."Oalah.. gitu ya, Nduk." Ibu menganggukan kepala.***"Sudah pulang Buk, Mbak?" Kami langsung disa
Baca selengkapnya
Bab 3. Menguras Emosi Bude Siti
"Ngapain Budhe kesini?" Seketika raut wajahnya Berubah kesal."Anak kurang ajar! Bukannya dipersilahkan masuk malah disuguhi pertanyaan," jawab Budhe sambil nyelonong ke dalam rumah tanpa menghiraukan tatapan tajam Amira. Ternyata ada Mbak Aira--si nenek lampir yang mengekor dari belakang Bude Siti kayak pengawal."Silahkan duduk dulu mbak, mau minum apa?" Ibu masih bertanya sopan padahal sudah diperlakukan seperti tidak baik oleh keluarga Bude. Entah terbuat dari apa hati Mertuaku ini, kok banyak sekali stock sabarnya. Padahal aku sedari tadi sudah ingin kuc*kar wajah songong mereka. "Najis lah, kalau minum minuman dari kalian nanti keluarga kami terinfeksi kuman miskin kalian, nggak doyan aku minuman orang miskin," ucap Mbak Aira dengan mimik wajah yang terlihat seperti orang mual."To the point aja, kalian mau ngapain kesini?" tanya Amira ketus. Adik dari mas Adnan ini terlihat sudah terpancing emosinya."Kalau hanya untuk menghina keluarga kami silahkan pergi dari sini!" Seketi
Baca selengkapnya
Bab 4. Membalas Telak Aira
Pov Author"Kamu ternyata bisa marah juga nduk," canda Ningsih kepada menantunya."Sekali-sekali harus di gituin juga Buk." Zafira tersenyum menatap mertuanya."Untung nggak darah tinggi tadi Budhe," sambung Amira yang sudah cekikan sedari tadi."Terima kasih ya Nduk, sudah menjadi pahlawan buat Ibu, selama ini kami selalu bungkam ketika di caci maki dan dihina, tapi semenjak kehadiran kamu, ibu jadi merasa punya pembela. Meskipun seringkali Amira dan Adnan membalas perkataan mereka tapi berakhir bungkam karena hutang kita pada mereka." Ningsih memeluk Zafira dengan netra yang berkaca-kaca."Terima kasih mbak, sudah jadi pembela untuk keluarga kami." Amira ikut memeluk Zafira."Wah.. berasa jadi pahlawan kesiangan nih. udahlah, jangan sedih lagi dong, gimana kalau kita jalan-jalan, lagian Zafira juga belum pernah jalan-jalan selama di sini," ajak Zafira antusias."Kalau pengen jalan-jalan, biar di temani adikmu. Mir, temani mbakmu jalan-jalan, Ibuk mau istirahat dulu, kalau ikut ntar
Baca selengkapnya
Bab 5. Siapa Itu?
P.O.V ZafirahAku tersenyum puas menatap wajah mbak Aira yang tampak seperti mayat hidup. "Silahkan pergi dari sini, atau—." Aku sengaja menjeda ucapanku sambil mengetuk ngetuk casing ponselku menikmati ekspresi panik mbak Aira.Dengan wajah yang kesal wanita sombong itu langsung melangkah meninggalkan teras rumah ibu yang penuh dengan barang belanjaan kami. Pastinya si nenek lampir penasaran dengan isi belanjaan kami. Ibu hanya melongo menyaksikan kepergian Mbak Aira yang terlihat kesal bercampur panik."Kok Aira nampak ketakutan ya?" tanya ibu dengan wajah keheranan. Amira hanya tersenyum karena sudah mengetahui penyebab si nenek lampir panik."Ayok masuk buk, nih martabak telur kesukaan ibu," ajak Amira sambil menggandeng tangan ibu masuk agar perhatian ibu teralihkan dan tidak bertanya lebih lanjut lagi. Semua akan terungkap pada saatnya."Tolong sekalian di bawa masuk ke dalam ya pak, nanti saya tambah upahnya," pintaku kepada sopir taxi yang sedari tadi menurunkan barang dar
Baca selengkapnya
Bab 6. si Beruang Kutub
"Tolong! Ib—," mulutku langsung di bekap oleh tangan kekar."Sutt..!" Lelaki di hadapanku meletakkan telunjuknya di depan bibirnya."M–as Adnan?" Aku masih membeku menatap lelaki di hadapanku. Baru kali ini kami sedekat ini. Kesempatan langka jangan di sia-siakan."Mas kapan datangnya?" Tanyaku dengan tatapan yang masih tidak percaya. Mas Adnan yang tersadar langsung berdiri."Ma–af, tadi malam saya sampai di sini, mau bangunin nggak enak, maaf membuatmu terkejut." Jawabnya dengan mata menunduk dan suara bergetar.Ck, dia masih memperlakukanku seperti bossnya, aku ingin di perlakukan sebagaimana perlakuan suami terhadap istrinya."Saya mau ke masjid dulu. Assalamu'alaikum." Ucapnya sambil keluar kamar."Waalaikumussalam," jawabku lirih dengan tampang yang masih syok.Aku mengusap wajahku yang mulai sadar. Wangi parfumenya masih tertinggal. Aku menghirup aroma parfumnya dalam-dalam dan bibirku seketika mengembangkan senyum membayangkan kejadian tadi."Yes yes yess.." tanganku terkepal
Baca selengkapnya
Bab 7
P.O.V AuthorMobil Zafira berhenti di halaman luas Bude Siti. Terlihat dekorasi mewah terpampang di depan mata, pasti harganya sangat fantastic. Terlihat di depan yang menyambut tamu adalah Aira dan beberapa Wanita. Zafira dari rumah sudah mempersiapkan Amplop berwarna cokelat yang di dalamnya ada uang senilai 5 juta. Pandangan mereka teralihkan ke arah mobil mewah berwarna grey yang terparkir di halaman. Wajah Aira terlihat tersenyum lebar sambil berlari ke dalam memberitahu Ibunya. "Ibu ada tamu spesial, pake mobil mewah di depan, pasti amplopnya tebal," ucap Aira berbisik pelan di telinga Bude Siti yang sedang menyalami tamu dengan gelang yang kebak di tangannya. Juga cincin berjejer di jari nya. Pernikahan anaknya yang mewah menjadi ajang pamer juga. "Serius kamu Ai?" Bude Siti langsung bergegas ke depan setelah berpamitan dengan besannya. Sedangkan suaminya– Rusdi hanya menatap dengan tatapan penasaran. Bude siti seketika melotot melihat mobil mewah di depan rumahnya. Waja
Baca selengkapnya
Bab 8
"Rumah ini enggak usah di renovasi!" Ucapan Zafira membuat Adnan seketika membeku. "Maksud Zafira, Rumah ini nggak usah di renovasi, kita bangun rumah baru buat Ibu di tanah yang baru." Sambung Zafira yang membuat prasangka buruk Adnan terhadapnya terpatahkan. "Tapi—," Ucapan Adnan terhenti karena pintu depan di hempaskan kuat. Semua mata memandang ke arah pintu."Ada apa Mas?" Tanya Ningsih dengan wajah panik karena kaget."Kembalikan uang 50 juta yang dulu kalian pinjam untuk biaya rumah sakit Rusli–suamimu!" Bentak lelaki yang berdiri di ambang ointu rumah Ningsih."Astagfirullah Mas, seenggaknya ucapkan salam dulu sebelum masuk,"Ningsih menjawab dengan nada sopan."Halahh.. Rumah kayak kandang ayam aja harus pake salam segala. Cepat kembalikan Uang itu!" Bentak Rusdi–suami Bude siti dengan tatapan nyalang. "Pakde Rusdi yang terhormat, anda orang terpandang di desa ini, tolong sisipkan sedikit etika untuk menjaga marwah anda," Adnan berucap dengan wajah tenang. "Heh Anak miski
Baca selengkapnya
Bab 9
"Kurang ajar si anak si*lan itu!" Lelaki dengan tampang sangar itu tampak ngedumel."Berani-beraninya dia mengancamku, belum tau aja siapa Rusdi! Awas kamu Zafira. Aku akan membalasmu!" racau lelaki itu dengan nada emosi. Braakk!! Pintu rumah dihempaskan kuat. Wanita tambun yang tengah duduk di sofa itu langsung terperanjat."Ada apa toh, Pah? Datang-datang kok, marah-marah. Papa dari mana?" Siti yang terkejut langsung berdiri menyambut suaminya."Dari rumah Ningsih," ucap lelaki itu dengan wajah masam."Kurang ajar menantu Ningsih itu! Berani-beraninya dia mengancamku," lanjut Rusdi dengan wajah geram."Ngancam gimana maksudnya Pah? Memang kurang ajar menantu ningsih itu! Zafira ngancam apa pak?" cerca Siti dengan mimik wajah penasaran. "Jangan banyak tanya dulu! Cepat buatkan minum, aku haus!" bentak Lelaki bertampang sangar itu. "Nggak usah ngebentak juga pak!" balas Siti dengan nada sengit. Wajah Rusdi semakin memerah menahan kesal."Neeem! Inem! Buatkan minum!" teriak Siti l
Baca selengkapnya
Bab 10
POV Zafira Aku sedang jalan sore bersama Amira, ketika di depan rumah Bude Siti aku terkejut. Ada mobil yang terparkir di halaman rumah dan sepertinya tidak asing. "Kok platnya kayak kenal?" Monolog Ku dengan dahi berkerut. Aku terfokus menatap mobil hitam metalik di hadapanku. "Kenapa? Kaget? Pengen? Hahaha… sampe melotot gitu liatin mobil mewah. Katanya orang kaya, kok udik banget! Liatin mobil mewah langsung melotot gitu." Suara Bude Siti yang menggelegar berhasil membuatku kaget. Para tetangga pun berdatangan. Suara Bude Siti yang menggelegar seakan menjadi undangan gratis untuk tetangga. Tampang kepo terpampang jelas dari wajah-wajah mereka. " Ada apa, Mbak? Ayo!" Amira menarik tanganku. Sepertinya adik iparku ini takut di cerca lagi dengan hinaan. Alisya berdiri disamping Ibunya sambil bersedekap di dada. Wajahnya tampak angkuh. Sedangkan Pakde Rusdi berkacak pinggang dengan tampang garang yang menghiasi wajahnya."Mobil siapa ini?" Aku bertanya kepada Bude. Mobil ini
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status