Jingga berusaha melepaskan diri dari tubuh Langit, dia tidak mau terbuai dengan sentuhan yang diberikan Langit. Meskipun dia juga sangat menginginkannya.
Buuk!
“Auuw!” raung Langit sambil memegang bokongnya.
Jingga menendang tubuh Langit, hingga membuat Langit terjatuh ke lantai. Jingga meraih kembali selimut dan menutupi tubuhnya. Dia berdiri dengan berkacak pinggang disamping Langit.
“Jangan coba lakukan itu lagi, Langit. Aku tidak pernah menginginkan hal itu darimu,” ujar Jingga sambil menatap tajam kepada Langit.
"Aku hanya ingin membantumu untuk mendapatkan kepuasan, Jingga. Bukankah itu yang kau inginkan? Kita sama-sama akan mendapatkan yang kita inginkan. Kita saling membutuhkannya, Jingga,” jawab Langit.
Langit pikir, salah satu tujuan Jingga ingin menikahinya adalah untuk mendapatkan kepuasaan. Karena dia seorang yang sudah lama tidak mendapatkan sentuhan lelaki. Dan saat ini Jingga hanya malu untuk mengatakannya, dan itulah sebabnya Langit menyimpulkan kalau dia yang akan memulainya.
“Aku tidak membutuhkan tubuhmu! Kalau aku menginginkan tubuhmu, aku pasti akan mendatangimu. Dan selama aku tidak meminta kau jangan coba-coba mengambil kesempatan!” ujar Jingga kemudian.
Langit menghela nafas berat, dia merasa terhina. Dan seolah-olah disini dia benar-benar seorang lelaki panggilan. Dia tidak boleh melepaskan hasratnya, sedangkan Jingga bisa memanggilnya kapanpun dia menginginkan tubuh Langit.
Di hari pernikahannya sudah mengalami hal yang diluar dugaannya, sehingga membuat kepalanya terasa sangat sakit. Langit melangkah menuju pintu, dia perlu udara segar.
“Hei kau mau kemana?” tanya Jingga berteriak.
“Merokok,” jawab Langit pelan.
“Jangan banyak merokok nanti mati muda,” ujar Jingga. Namun, Langit tidak lagi mempedulikan Jingga. Dia terus melangkah meninggalkan kamar yang sesak itu. Dan menuju ke area taman belakang.
Satu hari setelah perhelatan pernikahan dadakan itu di gelar, semua stasiun televisi dan media online memuat berita tentang pernikahan Langit dan Jingga. Terlihat jelas di setiap halaman ada foto Langit dan Jingga, dan juga nama lengkap Langit yang menjadi penasaran semua orang. Sebab, mereka tidak menemukan Langit sebagai salah satu dalam daftar orang kaya atau pemilik perusahaan di negeri ini.
Semua orang bertanya-tanya siapa sebenarnya suami dari Jingga. Karena selama ini begitu banyak pengusaha yang mendekatinya, baik yang tua maupun muda. Semuanya ditolak oleh Jingga. Bahkan kabar yang beredar malah menyebutkan kalau setelah bercerai dari mantan suaminya, Jingga menjadi penyuka sesama jenis.
“Akhirnya kabar miring itu hilang,” ujar Jingga sambil menatap layar ponselnya.
Itulah tujuan Jingga menikahi Langit adalah dia ingin berita buruk tentangnya hilang, walaupun bisa saja dia menikah dengan pengusaha atau orang kaya lainnya. Tapi, Jingga tidak menginginkannya. Sehingga Langit memanglah orang yang tepat. Pernikahan ini juga pastinya menghentikan usaha kedua orang tuanya yang terus mendorongnya untuk menjodohkannya dengan lelaki lain. Dan yang paling utama adalah Jingga butuh status yang jelas agar mantan suaminya tidak lagi mengganggunya dengan memaksa rujuk dan akan merebut Biru.
Langit yang pernah menghajarnya dengan berani, pastinya akan membuat sang mantan takut. Itulah yang diharapkan Jingga dari pernikahan ini.
Huaa! Huaa!
Baru saja keluarga Fargo akan menikmati sarapan, terdengar tangisan yang begitu keras dari Biru dari arah kamarnya, membuat Leni kembali emosi.
“Hei pengasuh tidak berguna! Cepat diamkan anak nakal itu! Pagi-pagi sudah menghilangkan mood!” teriak Leni saat Langit baru saja menuruni tangga untuk bergabung sarapan bersama.
Padahal Langit sudah melakukan tugasnya, saat ini Biru hanya tinggal mewarnai tugas dari sekolah. Namun, entah apa yang membuat anak kecil itu menangis histeris seperti itu.
Dan saat Langit melihat ke kamar, tangisan Biru itu hanya karena dia kesal sebab salah satu pensil warnanya patah. Langit hanya bisa menggelengkan kepalanya, dia heran dengan Biru yang bahkan karena hal sepele bisa membuatnya tantrum. Dan Jingga tampak tidak peduli juga tidak memberikan respon apa-apa ketika Leni mengatai anaknya nakal.
Karena kekacauan yang dibuat oleh Biru, akhirnya Langit mengantarkan Biru ke sekolah tanpa sarapan pagi.
“Berikan Biru kepadaku!” suara seseorang menghentikan langkah Langit saat mereka tiba di gerbang sekolah.
“Kau?” tanya Langit heran ketika melihat ke sumber suara. Karena dia sangat hafal dengan wajah itu, wajah yang telah membuatnya masuk ke dalam penjara.Lelaki yang bernama Dion yang tidak lain adalah mantan suami Jingga itu tersenyum sinis. “Mengapa kau terkejut?”Langit terdiam, dia segera meminta Biru untuk masuk ke kelas. Dan dia akan menghadapi Dion dan pengawalnya, apapun yang terjadi karena Langit teringat akan perjanjiannya kepada Jingga kalau dia tidak boleh mengabaikan Biru.Langit baru tahu kalau mantan suami Jingga adalah orang yang pernah bermasalah dengannya. Dan Langit yakin itu adalah alasan Jingga tahu semua tentangnya dan membebaskannya dari penjara.Langit merasa kesal, karena dia baru sadar kalau telah masuk ke dalam permainan Jingga.“Perempuan itu ternyata sangat licik. Dia ingin berlindung dari mantan suaminya, dan akulah yang dijadikan umpannya.” Langit membatin dalam hatinya. Apalagi dia tahu kalau Dion akan merebut dan melakukan apa saja untuk mengambil Biru.
“Shiiiiit!” kesal Langit dan menyimpan kembali ponselnya di dalam saku celananya. Dia tidak akan memperdulikan telepon seperti itu, karena ini bukanlah kali pertama dia mendapat telepon penipuan. Seringkali dia mendapat telepon yang mengatakan anaknya di kantor polisi, padahal dia sendiri belum punya anak. “Kenapa tidak menggunakan cara yang lainnya kalau untuk menipu orang. Memangnya mereka pikir semua orang itu bodoh dan mudah dipengaruhi?” tanya Langit lagi. “Ada-ada saja yang membuat kesal!” Jika dipikirkan lagi, wajar kalau Langit merasa kesal. Sebab, di hari ini sudah ada beberapa hal yang membuatnya emosi. Seolah-olah dia harus memulai hari dengan berbagai kekacauan. Padahal ini adalah hari pertamanya bekerja sebagai pengasuh Biru dan juga pengasuh mamanya Biru. Langit merasa Jingga benar-benar mempermainkannya. Dia diam-siam mencari info tentang Langit dan membebaskannya dari penjara. Ternyata tujuan Jingga adalah agar Langit menjadi pelindungnya. Strategi yang Jingga jalan
"Terus sayang."Langit mengernyitkan keningnya saat mendengar suara tersebut. Dia penasaran apa yang dilakukan oleh Jingga bersama temannya yang sama-sama perempuan.Langit tidak punya pikiran buruk, dan daripada penasaran dengan apa yang dilakukan Jingga, Langit meraih handle pintu.Ceklek!Kebetulan pintu itu tidak terkunci, namun betapa terkejutnya saat melihat apa yang sedang Jingga lakukan bersama temannya."Bangsat! Apa yang kalian lakukan?!" teriak Langit terkejut dan kembali menutup pintu kamar itu dari luar.Braaak!Langit mengelus dadanya, dia begitu syok dengan pemandangan yang sempat dia lihat. Jingga sedang bergumul bersama teman wanitanya. Dan dari raut wajah mereka tampak benar-benar menikmati. Jingga dan Lily pun tampak sangat terkejut saat Langit membuka pintu. Mungkin mereka kelupaan mengunci pintu, atau tidak menyangka kalau Langit akan masuk.Tangan Langit terkepal, entah rahasia dan kejutan apalagi yang dimiliki oleh Jingga. Yang pasti, Langit tidak menyangka kala
"Jingga, apa yang kau lakukan?" tanya Langit terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Jingga."Mau membuktikan kalau aku bisa memuaskan lelaki," jawab Jingga dengan santai. Dan menarik tangan Langit dengan kasar, sehingga membuat langit terjatuh ke atas kasur dan Jingga dengan segera menindih tubuh Langit.Dada Langit berdebar begitu hebatnya. Bagaimana tidak? Jingga berada diatas tubuhnya dalam keadaan polos tanpa sehelai benangpun. Pastinya jiwa kelelakiannya bergejolak."Jangan gila, Jingga," ujar Langit mencoba menahan hasratnya yang sudah mencapai ubun-ubunnya."Aku tidak gila," jawab Jingga yang dengan terus memberikan rangsangan di seluruh bagian tubuh Langit. Sehingga membuat Langit tidak mampu lagi menahannya dan akhirnya memberikan sentuhan balasan untuk Jingga.Hingga akhirnya pergumulan hebat terjadi di siang itu dan Jingga benar-benar membuktikan kalau dia memang bisa berhubungan dengan lelaki maupun perempuan.Langit tidak menyangka kalau Jingga seliar itu, dan Jingga lebi
"Saya diminta Tuan Abizar untuk menjemput Tuan dan membawa ke hadapannya," jawab Lelaki itu dan memberikan kode kepada temannya.Tidak berapa lama, dua orang datang dan meminta Langit masuk ke salah satu mobil mereka. Sementara lelaki yang tadi mencegat Langit langsung masuk ke mobil milik Langit diikuti oleh salah satu yang lainnya dengan membawa kardus besar. Entah apa isinya.Langit berusaha melawan, tapi tidak bisa. Mereka bersikeras tetap memaksa."Jangan melawan, kami tidak akan menyakiti Tuan Muda," ujar salah satunya."Anak saya di mobil itu," jawab Langit."Tenang aja, kami sudah membeli banyak mainan. Dia tidak akan rewel, teman yang disana paling ahli main sama anak kecil," jawabnya.Mobil mulai bergerak, di depannya mobil milik Langit berjalan lebih dulu dan mereka melalui jalan yang ramai. Langit tetap tenang, karena dia melihat mobil yang membawa Biru tetap berjalan santai. Di dalam pikiran Langit sangat yakin kalau itu adalah orang-orangnya Dion.Namun, sangat Langit ter
"Sudah saya katakan kalau saya tidak punya ayah," jawab Langit."Maafkan papa," ujar Abizar sambil berlutut.Langit sangat terkejut melihat apa yang dilakukan oleh Abizar. Selama hidupnya belum pernah orang memperlakukan dia seperti ini. Yang ada dialah yang selalu di hina dan di rendahkan. Dan tiba-tiba seseorang yang jauh lebih tua darinya seperti Abizar malah berlutut."Apa yang bapak lakukan?" tanya Langit yang segera mengangkat tubuh Abizar untuk duduk. Dia tidak bisa membiarkan seseorang sujud kepadanya karena dia bukanlah orang yang baik."Mohon maafkan papa, Langit. Ada banyak hal yang terjadi. Papa melihat pernikahan kalian di internet dan papa sangat yakin kalau kamu adalah anakku," jawab Abizar.Langit menyugar kasar rambutnya. "Kalau memang bapak adalah papaku, kemana selama ini?"Suara Langit bergetar hebat saat menanyakan hal itu. Rasanya begitu sakit kalau mengingat bagaimana perjuangannya untuk hidup. Sedangkan saat dia sudah sebesar ini ada seseorang yang datang mengak
"Maaf, tadi Biru mau main di taman. Dan Jingga sudah mengizinkan," jawab Langit sungkan."Ck!" Nyonya Leni berdecak dan melengos masuk ke dalam rumah.Langit tidak ambil hati, dia tetap mengeluarkan semua belanjaan dan juga mainan milik Biru. Dan tidak ada yang peduli dengan kedatangan mereka, kecuali pembantu yang membantu membawakan semua belanjaan.Melihat kondisi seperti ini, Langit merasa tidak heran kalau Biru menjadi seperti itu. Sebab, tidak ada perhatian dari semua orang untuknya. Termasuk Jingga. Yang Jingga pedulikan hanyalah memenuhi kebutuhan materi Biru, tidak peduli dengan perhatian yang dibutuhkan oleh Biru."Pa, besok kita main lagi ya," ujar Biru setelah semua mainan dibawa masuk ke kamar."Iya, Biru."Suasana rumah keluarga Fargo itu sangat sepi, meskipun Nyonya Leni dan Jingga ada dirumah. Dan hari ini sepertinya Tuan Fargo sibuk di kantor, sehingga sudah pukul sembilan malam belum pulang.Bahkan di rumah yang sebesar itu tidak ada makan malam bersama, mereka seper
“Astaga! Mati aku!” gumam Langit yang membalikkan badannya dengan perlahan takut melihat orang yang di depannya. Yang dia takutkan adalah kalau itu Nyonya Leni.Tamatlah riwayatnya, baru dua malam menjadi menantu di keluarga out dan nasibnya sepertinya sudah tidak lagi tertolong. Bahkan uang yang diberikan Jingga tadi belum sempat dipindahkan ke rekeningnya atau rekening ibunya.Dan tangan itu menarik Langit segera meninggalkan tempat itu.“Apa yang Tuan lakukan?” tanya suara itu lagi.Langit memberanikan membuka matanya saat mendengar suara itu memanggilnya dengan sebutan ‘tuan’ dan itu artinya bukanlah ibu mertuanya atau Jingga, melainkan pembantu yang tinggal di rumah utama. Dan itu ada tiga orang, berarti salah satu dari mereka.“Bi Inah?” tanya Langit setengah berbisik sata melihat orang yang ada di depannya itu adalah Bi Inah, pembantu yang sudah mulai sepuh.Bi Inah menempelkan jarinya di bibir, itu menandakan meminta Langit untuk diam saja. Entah diam untuk apa yang Langit den