“Aku bisa menyeret bajingan yang sudah menghancurkan putrimu tiga tahun lalu.”Mata Shiloh langsung nyalak melebar. Menegakkan badan perlahan tanpa mengalihkan tatapan dari pemuda itu.“Kau ... bagaimana kau ... bisa tahu tentang putriku?” Suaranya terbata saking terkejut.Sejauh ini, selain beberapa anggota keluarga, tidak ada yang tahu jika Shiloh pernah mengalami kejadian buruk di kediamannya yang saat itu masih di kota, dua tahun lalu.Perampokan rumah, namun putrinya yang masih berusia tujuh belas tahun, juga menjadi korban perkosaan di waktu sama. Hanya saja Shiloh menyembunyikan rapat dari semua orang demi nama baik dirinya dan keluarga.Tapi pemuda di hadapannya ini ... bagaimana bisa tahu semua?“Tidak penting dari mana aku mengetahui, yang jelas aku bisa menyeret berandal itu ke hadapanmu,” Art menegaskan.Shiloh diam di waktu lama, memikirkan dan mencerna bagaimana seorang pengawal bisa mengetahui yang tersembunyi dari dirinya. Matanya masih dalam nyalak, bahkan tanpa berke
BRAK! Tendang keras Art langsung merobohkan pintu yang dasarnya sudah tidak dalam keadaan baik. Dua sejoli di gubuk itu sontak terkejut dan kelabakan. Segera memisahkan diri dari dekapan satu sama lain. Yang wanita dengan dengan cepat menarik kain alas untuk menutupi tubuh polosnya yang berkeringat. “Siapa kau?!” sentak pasangan pria. Di ambang pintu, Art berdecak, “Sepertinya kalian tidak puas hanya dengan satu round saja, ya?” Kedua manusia itu tersentak lagi dan melebarkan mata. Yang wanita terlihat merangsek ke balik punggung prianya, mulai takut. “Katakan siapa kau, Keparat?!” Pria yang masih belum diketahui namanya mengulang pertanyaan. Art mengangkat bahu. Dengan wajah menyebalkan tak tahu malu dia melangkah ke dekat lilin yang hampir habis, tak peduli dua orang itu tak berbusana. “Jangan malu! Aku bahkan sudah melihat yang lebih parah dari kalian,” katanya melihat pria dan wanita itu menarik kain untuk dipakai satu berdua. “Jika kalian adalah diriku dan pasanganku, ka
Dua hari, Art meminta cuti pada Jared sejumlah waktu itu. Mengatakan ada urusan mendadak di luar kota.Jared mengizinkan tanpa syarat mengingat Art cukup bertanggung jawab dengan pekerjaan dan tugas-tugasnya selama menjaga Krystal.Dan saat ini Krystal sibuk memikirkan lelaki itu. Waktu serasa berjalan lambat padahal Art baru pergi dua jam yang lalu. Kesepian tiba-tiba menyelinap lalu menyergap tak tahu malu.Sekarang gadis itu sadar perasaannya pada Art sudah menjadi lain. Namun belum dipastikannya bahwa itu adalah cinta. Mungkin hanya mulai terbiasa dengan arti keberadaan, dan sekarang Art akan menghilang dari pandangan dua hari lamanya.Sederhana saja, Krystal tak ingin mengarahkan hati dan pikirannya terlalu jauh, mengingat Art baru saja kehilangan kekasih yang dicintai, akan terkesan tolol jika menonjolkan diri sebagai wanita yang bahkan tidak bisa disebut teman.Tapi jika bukan teman, lalu ... bagaimana dengan istri?Selama ketidakberadaan Art, Goon yang diminta Jared secara khu
Raul Abellard sudah hampir gila. Terror yang terus diterimanya dari Goblin seperti kutukan. Dia sempat mengutus orang-orangnya untuk mengejar musuh gila yang seperti hantu, tapi yang ada justru mereka yang dibuat tidak berdaya oleh Goblin.Menjebak melalui beberapa ranjau, juga 'tak berhasil menangkap buruannya yang bergerak secepat cahaya.Seminggu lalu istrinya mendapat kiriman paket yang didalamnya berisi jaket bulu angsa yang sangat mewah, namun bertabur ribuan belatung dan cacing tanah.Jantung Nyonya Abellard langsung mendapat sinyal urgent dan dilarikan ke rumah sakit saat itu juga. Itu kedua kali.Petter Abellard, anak laki-lakinya yang masih duduk di bangku SMP, ditangkap dewan sekolah karena memainkan game orang dewasa berbau por.no, itu perbuatan Daichi yang menggantinya.Sangkalan Abellard kecil belum bisa diterima sampai akhirnya mendapat skors selama dua minggu dari sekolah.Hosseana juga mendapat bagiannya, tapi tidak seburuk yang didapat ibu dan adiknya beberapa waktu
Rasanya dingin, setiap tetes terasa langsung menembus ke pori-pori. Tetesan air hujan .... Raul Abellard seketika membuka mata, bangun dari buaian, lalu membelalak terkejut saat menyadari tetesan itu bukan dari hujan seperti dalam mimpinya. Didapati sebuah tangan tengah asyik menciprati wajahnya dengan air. Bangkit dengan cepat lalu menjauh ke sudut ranjang. "Siapa kau?" Siapa lagi kalau bukan Goblin. Dari balik masker dan kacamatanya dia menyeringai. Gelas berisi air yang baru saja dia gunakan untuk membangunkan Raul, diletakannya kembali ke tempat asal, di atas nakas di samping ranjang. "Aku?" Art menunjuk dirinya sendiri. "Bukankah kau pernah mengirim surel ke email-ku untuk sebuah permintaan?" Sofa tunggal lengkung yang tersandar di satu sisi didudukinya bersilang kaki. "Chip berisi rekaman makar yang dicuri seseorang darimu." Itu bukan teka-teki, Raul langsung tahu siapa dia. "Goblin." ... Ternyata dia nyata. Menanggapi itu, ekspresi takutnya langsung berganti dengan
"APA?!"Daichi dan Joy Raymon memekik bersamaan."Ja-jadi ... kau dan gadis cantik itu ... sudah menikah?"Joy terbata, tak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar dari mulut Art.Art mengangguk tanpa beban. "Ya, begitulah." Sebutir biskuit diambil dari piring lalu dikunyahnya. "Tapi aku dan dia memutuskan untuk tak mempermasalahkan. Kami akan bersikap seperti tak ada yang terjadi.""Kenapa begitu?" Joy menelisik, mengerut kening makin tak paham."Ya karena kami tak terbawa saja. Orang-orang di desa itu aneh. Mana ada pernikahan dijadikan hukuman," Art menggeleng tak habis pikir. "Bukankah itu terlalu manis?" Lalu tersenyum menggoda kejombloan teman-temannya."Aku tak tergoda," seloroh Daichi. "Art!" Lalu memanggil temannya itu."Hmm," sahut pemilik nama, masih sibuk dengan biskuit yang kini sisa setengah wadah."Apa nama desa itu tadi?""Nadav," jawab Art langsung, tak bertanya lagi alasan Daichi menanyakan itu. "Zevullun Nadav." Dia bahkan memberitahu nama lengkapnya, nama leng