Share

Berbeda

Penulis: PlutoPen
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-10 11:02:14

Brian naik dari kolam renang sekolah dengan kondisi basah kuyup dan bagian atas badannya tanpa selesai kain sedikit pun.

Kolam renang sekolah memang tempat umum. Para murid bisa masuk dan keluar semua mereka. Mereka pun bebas menggunakannya kapan saja.

Namun aturan itu tidak berlaku saat Brian sedang menggunakannya. Brain adalah anak dari perdana menteri. Brain memiliki hak penuh dan kekuasaan di sekolah itu. Dan semua orang mengerti akan hal itu. Kecuali seorang laki-laki yang sekarang sedang berdiri sembari menatap Brian. Seorang laki-laki menggunakan almamater putih. Yoshiro.

"Sepertinya aku sudah menaruh dua pengawal di pintu masuk, apakah mereka lalai dan kamu mengambil kesempatan untuk masuk?" tanya Brian berhenti dalam kondisi masih cukup jauh dari Yoshiro.

"Manusia memiliki dua tangan. Tergantung pemiliknya mau digunakan untuk apa. Bisa digunakan untuk hal baik. Dan bisa juga digunakan untuk membuat orang lain tak sadarkan diri," balas Yoshiro memperlihatkan kedua tangannya pada Brian.

"Apakah kamu serius dengan semua ini? Kamu baru saja mencari masalah dengan Mingzu dan sekarang mulai menunjukkan taringmu di hadapanku. Apakah kamu tau hal buruk apa yang akan terjadi setelah ini?"

"Kemungkinan besar akan ada beberapa orang yang tidak aku kenal datang dan menghajarku atas perintahmu dan perempuan itu. Lalu lantas apa? Aku sangat percaya diri dengan kemampuan bela diriku. Sampai aku sendiri yakin bisa membuatmu pingsan hanya dengan sekali pukul."

"Apakah kamu pernah merasakan bagaimana rasanya peluru menembus kepalamu dan berdiam diri di dalam otakmu?"

"Entahlah. Tapi kalau memang itu pernah terjadi, aku tidak akan ada di sini saat ini."

Brian menghela nafas. Pembicaraan yang bodoh. Brian tidak menyukai itu. Dan Brian tidak suka pengganggu.

"Apa yang kamu inginkan?" tanya Brian.

"Kenapa kamu tadi diam saja saat pacarmu sedang ditindas?" tanya Yoshiro.

"Aku tidak tertarik terlibat dalam sebuah perundungan. Itu akan merusak nama keluargaku."

"Aku rasa nama keluargamu akan diangkat derajatnya jika videomu membantu seorang perempuan di atas kursi roda terbebas dari perundungan yang sedang terjadi."

"Menyingkirlah jika memang kamu masih sayang dengan nyawamu. Jangan pernah masuk ke dalam masalah yang bukan masalahmu."

Brian menyadari adanya yang beda dari sisi Yoshiro. Para murid beasiswa yang lain, tidak pernah berhadapan dengan para murid kelas elite. Mereka tau akan kelemahan mereka. Dan mereka tidak mau, kehidupan mereka menderita hanya karena berurusan dengan para murid yang terkenal akibat nama orang tuanya.

Yoshiro berbanding terbalik dengan para murid beasiswa pada umumnya. Membuat Brian memiliki firasat bahwa di balik sosok Yoshiro, ada seseorang yang juga memiliki pangkat atau posisi di pemerintahan. Sehingga Yoshiro tidak takut lagi dengan apa pun yang ada di hadapannya.

"Aku rasa keputusanmu cukup bijak," ujar Yoshiro menatap tajam Brian.

"Apa yang kamu maksudkan?" tanya Brian.

"Memutuskan hubunganmu dengan Serena saat kondisi Serena dalam keadaan seperti itu. Dengan begitu, keluargamu tidak akan mendapatkan masalah, karena tentu saja akan ada banyak orang yang akan menyebarkan cerita buruk jika tau kamu berpacaran dengan perempuan yang tidak bisa berdiri. Dan, ya, aku rasa itu juga adalah keputusan yang berat untukmu. Harus menyelamatkan nama baik keluargamu dengan cara mengobarkan perempuan yang kamu cintai. Dan dengan begitu, kamu bisa menyelamatkan Serena dari tanggapan negatif orang-orang yang aktif di media sosial."

Brian tidak pernah mengatakan alasan mengapa ia meninggalkan Serena. Kebanyakan orang hanya berpikir bahwa Brian adalah seorang yang egois, karena tidak mau menemani Serena saat perempuan itu berada di titik terendah hidupnya. Namun Yoshiro berbeda. Otak Yoshiro bisa dengan mudah menerka alasan utama mengapa Brian melakukan itu semua.

"Sepertinya kamu memiliki otak yang cukup cerdas," balas Brian.

"Kalau begitu, katakan padaku. Siapa orang yang membayar mu untuk melindungi Serena? Tidak mungkin bagimu bisa tiba-tiba pindah ke sekolah ini. Dan berani menentang murid-murid terkenal di sini tanpa ada orang yang melindungimu dari pusat," tanya Brian.

"Berapa uang yang akan kamu berikan padaku jika aku berani menyebutkan nama orang yang memberikan perintah itu padaku?" tanya Yoshiro tersenyum kecil.

"Semua orang yang ada di kartu rekeningku," jawab Brian.

Yoshiro cukup puas dengan jawaban Brian. Karena tidak mungkin seorang anak perdana menteri menyimpan uang di kartu rekeningnya. Ada banyak sekali uang di sana. Saking banyaknya uang di sana, uang itu tidak akan habis hanya untuk operasi penyakit ibu Yoshiro.

"Aku tidak tertarik. Aku bukan seorang anjing yang akan mengkhianati tuanku sendiri. Yang jelas kamu sendiri sudah paham bahwa aku di sini hanya untuk melindungi Serena. Tidak akan melakukan yang lain," jawab Yoshiro menggelengkan kepalanya pelan.

"Apakah kamu berani melawan para murid kelas elite yang ada di sini?" tanya Brian.

"Aku tidak pernah takut. Aku akan melindungi apa yang ingin aku lindungi. Gunakan saja kekuasaan kalian jika memang kalian ingin menggunakannya. Aku akan berdiri tegak dan melawan kalian sampai titik darah penghabisanku. Dan mari kita lihat, siapa yang akan tertawa di akhir," jawab Yoshiro.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Bukan Pengawal Komisaris Biasa   Epilog

    Sheila menggaruk keningnya saat melihat ada banyak sekali laporan perusahaan yang menumpuk di meja kerjanya. Sheila sudah bergabung dengan perusahaan milik Keluarga Olivia semenjak keberangkatan Yoshiro ke Jepang sebelas tahun lalu.Selama sebelas tahun itu, Yoshiro dan Ivona selalu menyempatkan waktu untuk kembali dan menemui Sheila. Namun satu tahun ke belakangan ini kedua orang itu sama sekali tidak memberikan tanda-tanda bahwa akan kembali. Membuat Sheila sedikit takut jika seandainya ada sesuatu yang buruk terjadi pada mereka.Perhatian Sheila teralihkan saat mendengar ada suara ketukan pintu. Ia merasa malas karena ia yakin itu adalah salah satu bawahannya yang membawa dokumen untuk diperiksa."Masuk," ujar Sheila dengan suara lemas.Pintu terbuka. Namun tidak terlalu lebar. Sheila memandangi pintu itu, bertanya-tanya siapakah orang yang sedang mengerjainya. Serena? Tidak, Sheila yakin itu bukan Serena. Karena pada jam seperti sekarang, Serena masih berada di universitas dan bar

  • Bukan Pengawal Komisaris Biasa   Bersama

    Yoshiro dan Ivona sudah berada di Jepang selama beberapa minggu. Dan mereka lebih sibuk dari biasanya. Bahkan Mereka lebih banyak menghabiskan waktu di kantor daripada di rumah. Namun semuanya mulai membaik setelah dua minggu berlalu.Ivona sudah mulai bisa bernafas lega dan pulang ke rumah lebih awal. Sedangkan Yoshiro juga sudah mulai berhasil mengikuti lebih banyak kelas di universitas tempatnya berkuliah.Seperti saat ini, Yoshiro dan Ivona sedang berada di cafe kecil. Ivona menikmati kopi hitam. Dan Yoshiro menikmati minuman cokelat hangat."Aku akan mulai menyerahkan tanggung jawab beberapa perusahaan pada CEO yang aku tunjuk mulai minggu depan. Jadi kemungkinan aku akan memimpin satu perusahaan utama dan hotel yang kamu pegang sekarang," ujar Ivona memegang gelas kopinya dengan kedua tangan untuk memastikan seberapa panas kopi itu."Aku rasa tidak masalah jika aku yang masih memimpin hotel itu. Lagipula membiarkanmu bekerja sendiri, itu tidak masuk di akalku. Lebih baik kamu me

  • Bukan Pengawal Komisaris Biasa   Tetap Memilihmu

    Yoshiro menghela nafas sambil memandang ke arah pantai. Ia melepaskan segala penatnya setelah selama seminggu dirinya harus fokus pada ujian akhir sekolahnya. Dan kini ia sudah berhasil melewati itu semua. Hanya sisa pengambilan berkas nilai. Lalu acara kelulusan siswa.Pandangan Yoshiro teralihkan dari ombak pantai saat melihat sebuah mobil putih menuju ke arahnya dan berhenti tepat di hadapan mobilnya. Pemilik mobil itu keluar. Kening Yoshiro mengkerut. Ia mengenal siapa perempuan itu. Yang menjadi pertanyaannya sekarang adalah kenapa perempuan itu ada di sini? Bukankah seharusnya perempuan itu berada di kantor untuk menyelesaikan tugasnya?Ivona Olivia. Pemimpin Keluarga Olivia yang sebentar lagi akan berpindah ke Jepang untuk membangun beberapa perusahaan baru bersama Yoshiro."Apakah ada masalah?" tanya Yoshiro menghadap Ivona."Tidak ada. Aku sempat melacak mobilmu dan melihatnya menuju ke arah pantai. Aku berpikir bahwa kamu sedang bersama seseorang di sini. Jadi aku ke mari,"

  • Bukan Pengawal Komisaris Biasa   Tidak Peduli

    Yoshiro terkejut saat Ivona datang ke kantornya dan masuk ke dalam ruang kerjanya. Perempuan itu masih menggunakan setelan jas berwarna hitam. Menandakan bahwa perempuan itu langsung menemuinya setelah melakukan rapat penting di kantor utama. "Kenapa?" tanya Yoshiro bangkit dari kursi kerjanya."Tidak ada. Aku hanya ingin mengajakmu makan siang. Kita sudah lama tidak makan bersama bukan?" jawab Ivona menutup pintu."Bukankah akan menjadi masalah jika ada orang yang melihat kita bersama?""Kita makan di sini. Aku sudah memesan makanan. Dan akan diantar oleh Yuri.""Kenapa tidak makan nanti setelah pulang dari kantor saja?""Aku ingin makan sekarang. Kenapa? Apakah tidak boleh?""Boleh."Ivona duduk di sofa. Lalu Yoshiro pun duduk di samping Ivona. Ivona merangkul tangan Yoshiro. Dan menyandarkan kepalanya pada bahu Yoshiro."Aku belum membelikanmu hadiah ulang tahun. Kemarin pun tidak sempat merayakannya karena kamu pulang tengah malam," ujar Ivona."Tidak masalah. Kita sudah sama-sam

  • Bukan Pengawal Komisaris Biasa   Kondisi Mabuk

    Yoshiro berjalan mengendap-endap saat memasuki kamar. Karena ia melihat ada tubuh Ivona terbaring di atas kasurnya. Ia tidak mengerti mengapa perempuan itu akhir-akhir ini lebih sering tidur di kamarnya. Namun itu jelas-jelas membuatnya tidak memiliki banyak ruang.Secara hati-hati, Yoshiro melepas jas dan sepatunya. Lalu duduk di kasur secara perlahan supaya tidak membuat kasur bergoyang. Namun tiba-tiba saja tubuh Ivona bangkit dan membuat Yoshiro terkejut."Kenapa kamu baru pulang?!" tanya Ivona dengan nada keras."Aku bertemu dengan teman lamaku. Bukankah aku sudah mengirim pesan tadi?" balas Yoshiro dengan nada lemah karena takut."Kamu hari ini ulang tahun! Kenapa kamu tidak bertemu dengan temanmu besok atau lusa saja?! Seharusnya kamu menghabiskan hari ini bersamaku!""Aku tidak pernah merayakan hari ulang tahunku. Aku pikir tidak ada perayaan spesial hari ini. Dan aku pikir kamu tidak tau. Jadi aku minum bersama temanku sepulang kerja.""Kamu minum?""Sedikit.""Berapa orang?"

  • Bukan Pengawal Komisaris Biasa   Teman

    Keenan mendatangi club malam yang selalu menjadi tempat berkumpulnya dengan anggota kelompok White Owl. Ia datang bukan untuk bertemu dengan client yang ingin menyewa jasa kelompoknya. Melainkan karena ia mendapatkan kabar bahwa ada seorang laki-laki mengamuk di bar dan menghantam seluruh orang termasuk seluruh anggota White Owl yang sedang asik berdansa di sana.Saat memasuki club, sama sekali tidak ada suara musik terdengar. Bahkan tidak ada suara-suara orang. Benar-benar senyap. Saat Keenan mulai masuk lebih dalam, Keenan bisa melihat ada banyak sekali orang terkapar di lantai dengan luka memar dan beberapa bagian wajah mengeluarkan darah. Di antara semua orang yang jatuh pingsan itu, ada seorang laki-laki menggunakan jas sedang duduk di kursi meja bar. Dengan gelas kecil dan sebotol minuman beralkohol."Apa kamu ke sini untuk membunuhku?" tanya Keenan pada laki-laki itu.Remaja itu memutar badannya. Dan saat itu Keenan bisa melihat jelas sosok laki-laki yang telah mengacaukan mar

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status