Share

Bukan Pernikahan Kontrak Biasa
Bukan Pernikahan Kontrak Biasa
Author: Layli Dinata

Bab. 1 Bukan Keny

Author: Layli Dinata
last update Huling Na-update: 2022-11-27 13:30:33

"Hah ... Hah ...." Kinara terus berlari tanpa henti.

Sesekali, Kinara menoleh ke belakang--memastikan bahwa dirinya tidak berhasil terkejar.

 

Meski kakinya sudah penuh luka, Kinara tidak peduli. Yang paling penting, Kinara harus pergi sejauh mungkin dari mereka semua. Dia tidak mau menikahi pria tua yang nyaris seusia papanya.

 

"Jika bukan karena wanita itu," lirih Kinara dengan tangan mengepal.

Ya, mama tirinyalah awal dari semua lukanya.

 

Wanita paruh baya itu selalu mencari cara untuk menyiksanya. Tidak cukup dengan kekerasan yang dilakukan selama ini, Mega mengancam akan membunuh Keny--kekasih Kinara yang hanya pegawai biasa--hingga Kinara terpaksa memutuskan pria itu dengan kejam.

 

Menikahi pria paruh baya mesum demi melunasi hutang keluarga mereka? Itu juga ide Mega! Bahkan, wanita itu membiarkan ketika Kinara nyaris dilecehkan. Namun, yang paling menyakitkan dari itu semua adalah keterdiaman dari Papa Kinara. Pria itu sudah dipengaruhi oleh segala ucapan Mega, hingga bahkan tak mau mempercayai segala ucapan Kinara. 

 

Seandainya saja Kinara dapat membenci papanya, sayang dia tidak bisa....

Kinara terus berlari, hingga luka di kaki Kinara semakin dalam. 

 

Perempuan itu juga mulai kehabisan energi. Kepalanya pusing dan kakinya terasa tidak berpijak di tanah. Entah di mana Kinara sekarang.

 

TIN!!! Suara mobil dari belakang tiba-tiba memekakan telinga.

 

Kinara terkejut setengah mati. Tubuhnya terasa melayang. Yang pasti, ingatan terakhirnya adalah seberkas cahaya yang menyilaukan mata.

 

"Ma...." lirih Kinara sebelum kesadaran menghilang sepenuhnya.

 

******  

“Ah ... saya di mana?” ucap Kinara seraya memegangi kepalanya yang terasa berat.

 

Seingatnya, dia baru saja berlari di tengah jalan untuk kabur dari mama tirinya yang memaksa untuk menikahi duda seusia papanya. Namun, kini dia berada di sebuah kamar mewah–entah milik siapa.

 

“Kamu berada di mansion saya.” Tiba-tiba, seorang pria mendekat dengan bersedekap dada.

 

Mata sipit Kinara mengerjap setelah melihat pria bertubuh jakung dan kekar yang berada di hadapannya. Wajahnya sangat mirip dengan mantan kekasihnya!

 

“Keny?” tanya Kinara bingung. Perempuan itu bahkan nyaris menangis melihatnya.

 

“Saya Kenzo. Bukan Keny. Sepertinya Anda salah orang,” ucap Kenzo datar.

 

“Ta-tapi, Anda persis dengan Keny. Mantan pacar saya.”

 

Kenzo menyeringai lalu menggeleng. “Saya bukan Keny. Oh, ya. Siapa namamu? Lalu kenapa kamu bisa berada di jalanan padahal sudah tengah malam?”

 

“Saya Kinara. Saya—” gantung perempuan itu, hingga Kenzo menaikkan sebelah alisnya.

 

“--kabur dari rumah.” Wanita berambut coklat itu mencoba duduk dan menyenderkan punggungnya di kepala ranjang. Ia juga memegangi kepalanya yang terasa berat.

 

“Kabur? Kenapa begitu?”  

 

Kinara terlihat ragu. Haruskah dia memberi tahu pria yang tampak mirip dengan mantannya ini. Tapi, akhirya, dia tertunduk lesu–memilih jujur pada penyelamat nyawanya.

 

“Papa saya memaksa untuk menikahi rekan bisnisnya. Tetapi, saya menolaknya lantaran pria itu sangat kurang ajar.”

 

“Lalu?”

 

Kinara menatap mata Kenzo. Pria yang sepertinya menolong dirinya ini, seakan meminta penjelasan lebih.

 

“Karena menolak, Papa memukulku, sementara mama tiriku juga ikut menghakimiku.”

 

Kenzo terlihat mengangguk. Meski demikian, ada banyak pertanyaan dalam diri pria tersebut. Terlebih, tadi kata dokter pribadi untuk keluarganya, Kinara tampak mengalami kekerasan sejak lama.

 

Entah takdir apa yang membawa keduanya sampai-sampai mobil Kenzo tadi menyerempet wanita ini.

 

“Baiklah. Kamu boleh tinggal di sini untuk sementara waktu. Sepertinya, saya harus kembali ke kamar.”

 

Sontak, Kinara terkejut. Ditambah lagi, mendengar ucapan Kenzo selanjutnya.

 

“Sebentar lagi asisten rumah tangga saya ke sini, membawakan obat dan juga makanan. Saya permisi dulu.”  

 

“Tunggu!”

 

Kenzo membalikkan badannya. “Ada apa?”

 

“Terima kasih, Pak Kenzo. Maaf merepotkan. Saya akan segera pergi jika sudah pulih.”

 

Kenzo hanya mengangguk, lalu pergi ke kamar pribadinya--meninggalkan Kinara yang masih termenung menatap kepergian Kenzo.

*****

Setelah Kenzo hilang di balik pintu, Kinara masih terdiam, hingga akhirnya rasa sakit kembali mendera kepalanya.

 

Nyeri yang sepertinya diakibatkan oleh hantaman kencang Mega. Dan, mungkin juga karena tabrakan tadi. Seketika Kinara memijit pelipisnya.

 

Ingatan akan kejadian beberapa jam lalu membuatnya sangat terluka. Dipaksa menerima pinangan Abas--si tua keladi--hingga nyaris dilecehkan.

 

Belum lagi, kehadiran pria yang baru saja menolong Kinara dan sangat mirip mantannya. Dunia seakan mempermainkan Kinara begitu hebatnya. Sayang, dia tak punya tenaga atau kuasa untuk melawan.

 

“Permisi, Nona.” Dua wanita berseragam tiba-tiba datang membawa nampan berisikan makanan dan juga kompresan–sesuai dengan ucapan Kenzo.

 

“Silakan, Mbak.” Kinara berusaha bangkit.

 

“Maaf, Nona. Perkenalkan nama saya Ana dan ini teman saya Zana. Kami adalah asisten rumah tangga Tuan Kenzo. Kami diperintahkan untuk memberikan makanan dan juga mengompres luka lebam Nona.”

 

Kinara mengangguk–mempersilakan Ana untuk mengompresnya. Sementara Zana yang sudah menaruh makanannya di meja, pamit undur diri untuk menyelesaikan pekerjaannya.

 

“Maaf, Mbak Ana. Apa saya boleh tanya sesuatu?” tanya Kinara seraya meringis karena nyeri di sudut bibirnya.

 

“Boleh, Nona. Mau tanya apa?” Ana masih sibuk mengelap sisa darah yang mengering di sudut bibir Kinara.

 

“Apa tuanmu itu benar bernama Kenzo?”

 

Wanita yang sepertinya seusia dengan Kinara itu tersenyum. “Tentu saja, Nona. Sudah 6 tahun saya bekerja bersama Tuan Kenzo. Beliau tidak pernah mengganti namanya.”

 

Kinara tampak berpikir sejenak. ‘Kenapa wajahnya sama persis dengan Keny?’

 

“Kenapa memangnya, Nona?” Ana yang sudah selesai mengompres wajah Kinara menaruh mangkuk dan handuknya di nakas, lalu menyodorkan piring makanan kepada Kinara.

 

“Ah, tidak. Hanya mirip dengan seseorang. Eungh, apa Pak Kenzo punya saudara kembar?”

 

“Kembar? Setahu saya, Pak Kenzo itu anak tunggal dari keluarga almarhum Pak Wirawan dan juga Bu Alexa.”

 

Kinara menerima piring yang Ana tiba-tiba berikan. Namun, dari raut wajahnya terlihat jelas wanita berambut sebahu itu terkejut. Pasalnya, Kenzo benar-benar sangat persis dengan Keny meski penampilan keduanya sangat berbeda.

 

“Mungkin hanya mirip saja,” gumam Kinara pada akhirnya.

 

“Ada lagi yang Nona butuhkan? Sepertinya, saya harus segera membersihkan dapur.”

 

Kinara menggeleng. “Tidak, Mbak. Sudah cukup. Terima kasih.”

 

Ana lalu pergi dari kamar Kinara dan menutup pintunya. Tinggalah Kinara seorang diri di dalam kamar tengah menyantap makan malamnya.

 

Namun, sesekali pikirannya terbayang pada wajah Kenzo yang mirip dengan Keny–mantannya.

 

 ***** 

“Mbak,” panggil Kenzo lirih saat Ana sedang mengelap meja dapur.

 

“Eh, Pak Kenzo! Mengagetkan saja. Bisa saya bantu, Pak?” Ana mendongak karena tingginya hanya sebatas dada Kenzo, seraya mengurut dadanya karena masih terkejut.

 

“Apa yang wanita itu katakan sama kamu tadi?”

 

“Tidak ada, Pak. Wanita itu hanya tanya apakah Bapak memiliki saudara kembar atau tidak. Saya menjawab jika Bapak anak tunggal. Bukankah memang Bapak anak tunggal?” tanya Ana balik.

 

Pria berwajah datar itu mengangguk. “Ada lagi?”

 

Ana menggeleng. “Hanya itu.”

 

Mendengar jawaban dari Ana, Kenzo bergegas untuk pergi.

 

“Eh, tapi ... Nona Kinara sempat tanya ke saya, apakah bapak itu Keny atau bukan.”

 

 

 

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Bukan Pernikahan Kontrak Biasa   Bab. 43 Tidak Tenang

    Sinar mentari menerobos masuk, mengusik tidur nyenyak seorang Kenzo Wirawan. Mata lebar pria tampan itu mengerjab, sembari meraba sisi ranjang yang kosong.Menyadari itu, Kenzo lantas bangun dan mengedarkan pandangan. Mencari sosok Kinara.“Sayang!” panggilnya dengan suara serak khas orang bangun tidur.Tak ada siapapun di toilet, Kenzo memutuskan untuk turun. Ia menebak, jika Kinara berada di dapur seperti biasa untuk menyiapkan sarapan.“Ana, di mana Kinara?” tanya Kenzo saat melihat ART-nya membawa gagang pel menuju ke ruang kerja.“Tadi ada di taman, Tuan. Menyiram tanaman. Tapi, tadi ada kurir yang nganter paket. Non—“ Ana menggangtung kalimatnya, karena Kenzo sudah berlari dengan menuruni anak tangga.Kenzo berlari menuju ke teras rumah, mencari keberadaan Kinara, lantas ke pos satpam, karena di depan tidak ada sosok istrinya itu.Rasa takut menghantui Kenzo. Mengingat Dirga kini sudah mulai berani.“Di mana Kinara?” tanya kenzo kepada satpam dengan napas ngos-ngosan.“Tadi ke s

  • Bukan Pernikahan Kontrak Biasa   Bab. 43 Rencana Bulan Madu

    “Ternyata Dirga tidak bisa dianggap remeh. Dia terus mengungkit itu. Padahal dia sudah gue kasih posisi yang baik menjadi asisten, tetapi masih melunjak.”Kenzo membuang paket berisikan foto-foto beberapa tahun yang diambil Dirga, saat Kenzo menjadi Keny.Kenzo melirik benda itu di tempat sampah. Ia takut Kinara akan menemukannya. Sehingga, ia memilih untuk membakarnya di halaman belakang, mumpung Kinara masih mandi.“Tuan, apa itu?” tanya Anna yang baru saja pulang dari supermarket.“Bukan apa-apa.Sampah yang tidak berguna.”Mendengar jawaban bosnya yang datar, Anna tahu, mood Kenzo sedang tidak baik-baik saja. Ia memilih pergi dari pada menjdi sasaran amukan dari bosnya itu.Merasa semua sudah melebur menjadi debu, Kenzo memilih untuk masuk, tetapi matanya melebar dengan perasaan was was saat melihat Kinara yang berdiri di ambang pintu.“Na-nara? Sejak kapan kamu di situ?”“Kamu kenapa tegang gitu, Mas? Paketnya isinya apaan?” Kinara mengerutkan dahi.Kini Kenzo yang kelabakan. Bahk

  • Bukan Pernikahan Kontrak Biasa   Bab. 42 Mengulur Waktu

    “Ada apa? Kenapa kamu nangis? Apa aku buat salah?”Kinara menggelengkan kepala. Tersenyum tipis untuk tidak membuat suaminya semakin panik. “Aku baik-baik saja.”Kinara memeluk Kenzo, menenggelamkan wajahnya di dada bidang Kenzo. Seolah pria itu adalah Keny. Meski ini salah, setidaknya dengan ini ia bisa mengucapkan kata maaf. Begitu banyak penderitaan yang suah ia berikan kepada mantan kekasihnya itu. Meski itu tidak akan mudah bagi Keny bisa memberikan maaf kepadanya yang begitu jahat.Kinara berpikir, jika ia adalah wanita terjahat di dunia ini. Meski menahan air matanya untuk tidak luruh, bulir bening it uterus menetes.Hal ini membuat Kenzo semakin panik.“Nara, ada apa ini?”“Aku kangen banget sama kamu, Mas. Aku hanya ingin seperti ini.” Kinara mengeratkan pelukannya. Seakan takut ini akan berakhir.“I-iya, ta-taoi kenapa harus nangis? Aku jadi takut, Nara.”Kinara justru menggelengkan kepalanya. Mulutnya terkunci, namun hatinya bergemuruh. Entah mengapa ia hanya ingin menumpah

  • Bukan Pernikahan Kontrak Biasa   Bab. 41 De Javu

    Kinara berencana untuk membuatkan kue untuk Kenzo. Selama ini, ia melihat suaminya begitu lahap memakan makanan yang ia buat.Cheese cake caramel menjadi pilihat Kinara saat ini. Ia tak tahu banyak mengenai makanan kesukaan Kenzo.Tidak, kue itu adalah kesukaan Keny. Kinara memejamkan mata, karena terlalu ceroboh.“Nona, daging ayam ini apa akan dimasak nanti?”“Tolong masukkan itu ke dalam freezer saja, Mbak Ana. Mbak Ana bisa langsung beli dagingnya di super market. Biar saya sendiri yang melanjutkan ini.” Kinara kembali mengaduk adonan kuenya.“Baik, Nona. Saya akan mencari iga sapinya sekarang juga.” Ana mengulas senyuman. Ia meraih tas belanjaannya, lantas pergi dari dapur.Hanya Kinara seorang yang di sana dengan bahan-bahan untuk membuat cheese cake untuk suaminya.Kinara berlonjak, saat ada yang memeluknya dari belakang. Ia lantas menoleh ke belakang, rasa takutnya menghilang saat melihat senyuman Kenzo.“Aku pikir siapa? Tiba-tiba meluk begitu. Kamu bikin aku horor.”Kenzo me

  • Bukan Pernikahan Kontrak Biasa   Bab. 40 Jangan Tinggalkan Aku

    “Kamu adalah yang terbaik.” Kinara memeluk Kenzo dengan erat, sesekali wanita cantik itu menghidu wangi mawar pemberian suaminya. Bahkan wanginya saja mampu menggetarkan hati.“Kamu yang tersayang. Bahkan kamu lebih indahh dari mawar itu, Kinara.” Kenzo memejamkan mata, menikmati kesempatan seperti ini. Di mana ia bisa libur dan menghabiskan waktu bersama seharian bersama Kinara.“Bagus, Pak Keny!”Buru-buru Kinara melerai pelukannya. Ia menoleh pada Dirga yang baru saja datang dengan senyuman sinis dan tepuk tangannya.“Apa maksud Anda?” Kinara merasa bingung dengan sebutan itu.Dirga tengah menyeringai. “Suamimu itu penipu, Kinara! Harusnya kamu bersamaku. Dia adalah Keny. Mantan kekasihmu yang kamu buang dulu. Tujuannya menikahimu adalah demi untuk balas dendam. Setelah kamu menyerahkan semuanya, dia akan menyampakkanya seperti sampah. Kamu lihat ini.” Dirga menunjukkan selembar kertas.Sebuah gambar lukisan Kinara dan Keny. Gambar itu diambil setahun setelah mereka pacaran dulu. Sa

  • Bukan Pernikahan Kontrak Biasa   Bab. 39 Kamu yang Terpenting

    Kinara tidak habis pikir dengan Kenzo. Suaminya itu benar-benar diluar dugaannya. Ia hanya menitip beberapa benag wol dengan warna putih dan hitam. Namun, suaminya itu membeli satu kardus dengan berbagai warna.“Mas, kamu berlebihan gak sih?” Kinara sampai geleng-geleng kepala.“Ya dari pada salah, kan? Saya juga lupa kamu minta warna apa. Lagian, dengan berbagai warna ini, kamu bisa membuat kreasi yang berbeda-beda, bukan?”“Tapi ini pemborosan, Mas. Pasti kamu—““Ini enggak seberapa, Sayang.” Kenzo duduk di sebelah istrinya itu, lalu mengeluarkan isi dalam tas kartonnya. “Ini buat kamu. Sudah saya isi dengan nomor baru.”Kinara mengeryitkan dahi. “Untuk apa kamu beliin aku ponsel lagi, Mas?”Kenzo tengah memilih kalimat yang tepat, ia menggaruk pelipisnya, masih terlihat bingung, hal itu membuat Kinara semakin penasaran dan meletakkan rajutannya di atas meja.“Ini aku beli karena model terbaru. Banyak diskon juga. Aku dapat vocernya langsung soalnya. Sayang kan kalau enggak diambil.

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status