Share

Bukan Ragaku
Bukan Ragaku
Author: Mawar Hitam

Pertemuan Berujung Tragis

"Tuan kita ada pertemuan di Club 88, apa Tuan akan datang?" tanya seorang pria tegap dengan setelan berwarna hitam.

"Tentu, bukankah pemilik Argo company yang mengundang. Bisa-bisa kita akan dikatakan sombong olehnya," sahut pria yang dipanggil tuan.

Levan Aleandro salah satu pemilik perusahaan kelas atas yang terkenal bukan hanya dalam bisnis bersih, tapi juga dalam bisnis gelap. Akan tetapi dia tetap ingin menjalin hubungan baik dengan pengusaha lainnya yang satu level. Meskipun dalam kenyataannya Levan pemilik Galaxy Group, tetap memiliki banyak musuh. Karena perangainya yang suka seenaknya dalam bisnis, terutama untuk orang-orang yang dia masuki wilayah bisnisnya dalam bisnis ilegal. Bahkan beberapa kali nyawanya hampir melayang di tangan pembunuh bayaran, karena kegeraman orang-orang itu.

"Baiklah kalau begitu, saya akan siapkan keamanan ketat untuk Anda Tuan. Saya dengar pemilik Eagle Corp, menginginkan kematian Anda. Dia sangat marah saat tau wilayahnya Anda kuasai dan salah satu adiknya Anda buat lumpuh saat itu," jelas Dean si asisten.

"Hahaha, dia mau main-main denganku, Dean? Tidak cukup peringatanku pada adiknya, pasti dia pikir akan mudah melenyapkanku. Dasar Agusto dia pikir mudah melenyapkanku," ucap Levan tertawa meledek.

"Iya, Tuan. Apa harus kita ambil alih bisnisnya sekalian, agar dia tidak sesumbar lagi?" tanya Dean asisten Levan.

"Sudah tidak usah, kita tunggu saja dia yang cari masalah. Dengan begitu nama kita tidak akan tercoreng, kita hanya akan dianggap membela diri. Dan saat itu tiba kita singkirkan perusahaan itu!" tegas Levan.

"Baiklah, kalau begitu saya akan persiapkan keamanan untuk jamuan malam ini." Dean yang baru saja hendak berbalik, tertahan karena Levan mencegahnya.

"Tunggu! Kamu jangan terlalu berlebihan. Selain tidak enak pada Robert pemilik Argo Company, orang-orang akan berpikir aku penakut. Jadi lakukan pengamanan standar saja, lagi pula siapa aku? Tidak akan mudah bagi orang lain untuk menyentuhku," ucap Levan dengan angkuhnya.

"Baiklah jika begitu, Tuan. Saya permisi dulu," pamit Dean. Dean dan beberapa pengawal Levan langsung pergi dari ruangan itu.

Levan yang berada di ruang kerjanya, tersenyum smirk mengingat Eagle Corp ingin membalas dendam. Karena memang dalam dunia bisnis gelap, Eagle Corp terkenal sebagai perusahaan kelas bawah. Yang tidak akan mudah menjangkau perusahaan kelas atas. Namun, dia terus berusaha menjatuhkan perusaha seperti Galaxy Group. Karena dalam dunia bisnis gelap, siapa yang berhasil menjatuhkan. Maka level mereka akan naik, itu juga alasan Galaxy Group diincar banyak orang.

"Kamu pikir akan mudah mengalahkanku, Agusto? Bermimpi sajalah dan tidur yang panjang. Hahaha," gumam Levan dengan tawa membahana.

Malam harinya, Levan sudah bersiap-siap. Dengan setelan berwarna hitam, yang tentu saja berharga fantastis. Membuatnya semakin terlihat berkelas dan penuh wibawa, belum lagi kaca mata hitam yang bertengger di matanya. Levan pun keluar dari kamarnya, menemui Dean yang sudah menunggunya.

"Apa semua sudah siap?" tanya Levan.

"Iya, Tuan. Semua sudah siap, beberapa anak buah kita sudah berjaga di Club. Jadi hanya beberapa yang ada di sini, akan langsung pergi bersama kita. Ayo Tuan kita berangkat sekarang!" ajak Dean.

Mereka pun meninggalkan mansion mewah milik Levan, dengan diiringi beberapa mobil SUV berisi anak buahnya. Mereka pun langsung menuju Club 88, yang memang terkenal sering di gunakan para pebisnis untuk berkumpul. Selain keamanan, juga layanan yang mereka berikan Selalu memuaskan. Terlebih gadis-gadis yang bekerja di sana, terkenal akan kecantikannya.

Akhirnya mereka sampai di Club 88, para pengawal Argo Company menyambut kedatangan Levan. Dengan sopan mereka mengantar Levan ke ruang VVIP yang sudah di pesan. Para anak buah Levan, berpencar untuk mengamankan sang bos. Sementara Dean dengan setia mendampingi bosnya masuk ke ruangan.

"Wah, Brother kamu benar-benar semakin tampan sekarang. Dan tentu saja selalu datang tepat waktu, itu yang aku suka darimu." Robert langsung berdiri dan menyambut kedatangan Levan.

"Tentu saja, bukankah kebiasaan tepat waktu akan membuat kita semakin sukses. Kamu juga semakin gagah sekarang, apa rahasianya?" tanya Levan berbasa-basi. Mereka pun langsung duduk di kursi masing-masing, belum ada yang datang selain Levan.

"Hahaha, kamu bisa saja. Aku gagah karena punya uang, Brother." Robert tertawa dan menjawab realistis apa yang ditanyakan Levan.

"Kamu benar, uang bisa membuat orang nampak gagah. Tanpa uang kita bukan apa-apa," ujar Levan.

"Sudah minum saja dulu, Brother. Jika menunggu yang lain pasti akan lama dan itu membosankan," Robert mempersilahkan Levan minum. Asisten Robert menuangkan minuman ke dalam gelas kosong, untuk di berikan pada Levan.

"Ini mana para gadisnya? Masa minuman saja dituang sama Steve, gak asik ini." Levan protes saat Steve asisten Robert yang menuangkan minuman.

"Sabar, aku pikir akan memanggil mereka saat yang lain sudah datang ternyata kamu sudah tidak sabar. Steve panggil mereka!" perintah Robert.

"Baik, Bos." Steve langsung berbalik dan keluar dari ruangan itu, untuk memanggil para ladies yang biasa menemani tamu-tamu minum.

Tak butuh waktu lama, para gadis pun muncul bersama Steve. Ternyata bukan hanya mereka, beberapa pengusaha yang diundang juga sudah datang. Setelah menyambut mereka dengan berbasa-basi sedikit, Levan memilih seorang gadis untuk menemaninya. Sebagai laki-laki, tidak dipungkiri dia menyukai wanita cantik. Meskipun sebenarnya Levan tidak terlalu suka, apalagi untuk one night stand. Dia melakukan hal seperti ini, hanya saat sedang berkumpul seperti ini. Karena dia tidak ingin di katakan macam-macam oleh para rekan sesama pengusaha.

"Ayo tuangkan lagi minumannya, jangan kasih kendor. Malam ini kita khusus bersenang-senang, setiap hari hanya menghasilkan uang apa kalian tidak lelah. Hahaha," ucap Robert pada semua orang sambil tertawa.

"Tentu, apalagi si Levan nih. Aku dengar dia hanya memperbanyak lahan kekuasan, sampai lupa bersenang-senang. Ayolah Bro, hidup juga perlu dinikmati. Percuma banyak uang dan kekuasaan kalau tidak bisa menikmati," timpal salah seorang rekan mereka lainnya.

Levan hanya tersenyum mendengar ucapan mereka, rasanya enggan untuk menanggapi mereka. Karena diantara merek hanya dirinya yang paling banyak wilayah. Karena memang dia yang paling getol mengembangkan perusahaannya.

"Sudah, jangan ledek terus brotherku satu itu. Ayo Steve panggil lagi waiters tambah minumannya!" perintah Robert menengahi. Steve langsung mematuhi perintah sang bos dan keluar.

Levan yang memang mengambil tempat duduk paling ujung, bersandar di lengan sofa sambil bermain-main dengan wanita yang menemaninya. Dia harus terlihat liar agar yang lain tidak menganggapnya tidak menyukai perempuan. Tangannya terus menjelajah ke tubuh wanita yang duduk bersamanya.

Tak lama para pria yang menyajikan minuman datang, mereka kembali meletakkan botol-botol minuman di depan para ketua geng di sana. Para asisten ataupun tangan kanan mereka hanya berjaga di dekat pintu, untuk memantau keadaan agar tetap stabil.

Tanpa disangka seorang waiters yang terlihat masih muda, yang sedang menaruh botol minuman di depan Levan. Tiba-tiba mengeluarkan pisau yang entah darimana, dia pun langsung menyerang Levan dengan menusuk-nusuk Levan sembarangan. Perempuan yang bersama Levan langsung menjerit-jerit panik dan menjauh.

"Tuan!" teriak Dean.

Dean yang menyadari sang bos dalam bahaya langsung lari mendekat. Dia menarik pemuda itu dan melemparkannya ke belakang, lalu langsung melihat keadaan sang bos yang sudah bersimbah darah. Para asisten pengusaha yang lain langsung mengamankan si pemuda. Semua orang panik melihat keadaan Levan, terutama Robert. Karena dialah sang tuan acara, yang pastinya akan disalahkan dengan kejadian ini.

"Tuan, bangun Tuan!" seru Dean panik.

"Ayo kita bawa dia ke rumah sakit!" perintah Robert.

Comments (2)
goodnovel comment avatar
Pury alliens
Kenapa perempuan itu tiba-tiba menyerang Levan, moga aja Levan baik-baik saja
goodnovel comment avatar
SNJAN
aduh di buat deg-degan, gak bisa bayar gimana perasaannya saat tahu raganya tertukar
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status