Share

04. Belum Siap

Kegiatan pijit memijit telah berakhir 10 menit yang lalu. Kini, sepasang suami istri itu tengah menikmati waktu mereka sembari berendam bersama di dalam bath up yang berisi gumpalan busa di permukaannya. 

Sesekali sang pria mendaratkan kecupannya di bahu cantik milik wanitanya itu. 

Sedangkan sang wanita tampak tenang bersandar pada dada bidang milik suaminya itu sembari tangannya asik bermain busa. 

"Bagaimana pekerjaanmu di LA, Sayang?" ujar Manggala Bimantara sembari memeluk istrinya begitu posesif dari belakang. Pria itu menarik tengkuk Bella agar menghadap pada dirinya, mengecup bibir wanitanya itu cukup lama. 

"Hm, seperti biasa. Cukup melelahkan," ujar Bella tersenyum manis setelah Gala melepaskan kecupannya. 

Mendengar jawaban itu, membuat Manggala Bimantara memasang wajah sedikit kesalnya. 

"Jangan memaksa dirimu, Bel. Kau juga harus beristirahat," ujar Gala yang tidak suka mendengar jika istrinya itu kelelahan.

Bella mendongakkan kepalanya, melihat raut wajah kesal sang suami tak pelik membuatnya merasa gemas. Wanita itu lantas mengapai wajah sang suami dan mendaratkan bibirnya pada labia tipis merah muda milik suaminya itu. 

"Jadwalku cukup padat, Mas." Balas Bella mencoba meminta pengertian dari Gala. 

Pria itu hanya menghela nafas beratnya. 

"Kau pulang berapa hari?"

"5 hari."

"Apa?" pekik Gala yang begitu terkejut dengan jawaban sang istri. Pria itu sontak membalikkan tubuh Bella, memandang kecewa pada wanitanya itu. 

"Bisakah lebih lama lagi?"

"Mas!"

"Kita sudah tak bertemu hampir satu bulan, Bel." Balas Manggala Bimantara menyela ucapan sang istri. Ia nampak begitu kecewa saat ini. Bagaimana tidak? Setelah Bella mendapatkan pekerjaannya itu, ia harus menekan mati-matian rasa rindunya pada istrinya sendiri. 

"Mas, kau tahu bukan jika aku harus melakukan pemotretan beberapa produk baru," ujar Bella mencoba menjelaskan. 

Namun Gala nampaknya masih tak bisa menerima alasan itu. Rahang pria itu pun terlihat mengeras. 

"Bisakah kau berhenti menjadi model? Aku bahkan bisa membiayaimu hingga kita tua nanti!" Ucap Manggala Bimantara terdengar tajam dan dingin. 

Mata Nabella Danilla membulat seketika. Ia terkejut dengan ucapan suaminya itu. 

"Mas! Menjadi model adalah impianku! Dan kau tahu sendiri bukan, bagaimana sulitnya aku mencapai posisi ini?" balasnya tak bisa menerima permintaan suaminya sendiri itu. 

Gala tersenyum miris melihat bagaimana sang istri bersikeras dengan pekerjaan sialannya itu. 

"Tapi kita juga perlu waktu untuk kelangsungan rumah tangga kita, Nabella. Kita butuh sesuatu sebagai pelengkap rumah tangga kita." Ujar Gala terdengar berat. 

Dari kedua binar matanya Gala merasa kecewa dengan sikap sang istri yang selalu mengutamakan pekerjaan daripada mendosens rumah tangga mereka. Sudah 3 tahun mereka menikah, namun Nabella Danilla selalu ke sana kemari karena tuntutan pekerjaan sebagai seorang model. 

Sebagai seorang suami, bukankah ini adalah hal yang wajar ketika meminta sang istri untuk selalu tetap berada di rumah. Sekaligus mencoba membicarakan masalah keturunan bagi keduanya. Namun lagi-lagi, Manggala Bimantara harus menelan pil pahit dari jawaban sang istri. 

"Aku belum siap, Mas!" ujar Bella sembari menundukkan wajahnya. Wanita itu tampak takut dan bersalah. 

Gala lagi-lagi tersenyum miris. Memijit keningnya yang mulai terasa pening. Hal inilah yang membuatnya selalu mencari pelarian ke kelab malam. Selain memuaskan hasrat yang ia coba tahan mati-matian ketika sang istri jauh. Pria itu juga memerlukan pelampiasan atas pertengkaran yang selalu terjadi di antara dirinya dan juga Bella. 

"Sampai kapan kau akan tidak siap terus menerus seperti itu dan hanya mementingkan pekerjaanmu saja, Bel?" ujar Gala dengan menatap Bella marah. Rasa kesalnya sudah tidak bisa ia bendung lagi. 

Wajah cantik istrinya itu tampak merah, Nabella Danilla juga tampak kesal. "Aku pulang bukan untuk bertengkar denganmu, Mas!" desis Bella dengan nafasnya yang mulai terlihat memburu. 

Gala mencengkeram kedua bahu milik Bella. Memandang wanita itu dalam, mencoba membuat sang istri mau mendengarkan ucapannya. "Kalau begitu dengarkan aku, Bel. Sudahi pekerjaanmu, aku sanggup membayar semua pinaltimu." 

"Kita fokus pada rumah tangga kita, ya?" ucap Gala dengan lebih lembut. Pria itu mencoba menekan rasa marahnya saat ini. Namun lagi-lagi jawaban keras kepala sang istri meruntuhkan harapannya. 

"Maaf, Mas. Aku benar-benar tidak bisa untuk saat ini," ujar Bella sembari menunduk. 

Cengkeraman pada bahu Bella mulai melemah dengan sendirinya. Pria itu hanya diam menatap sang istri. 

"Aku kecewa padamu, Nabella Danilla." Ujar Manggala Bimantara sebelum pria itu berdiri, keluar dari dalam bath up dan memakai handuknya. Berjalan keluar dengan wajah kecewanya, mengabaikan panggilan sang istri yang terus menyebutkan namanya. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status