Share

03. Sugar Baby

Tak ada wanita yang mau dicap sebagai murahan, meskipun ia adalah seorang jalang sekalipun. Termasuk seorang gadis muda yang kini tengah berada dalam dekapan hangat lengan kekar seorang pria tampan yang berstatus sebagai dosennya sendiri. Bahkan nafas pria itu terdengar terengah di cerukan lehernya saat ini.

Jika semesta tak memberikan beban hidup seberat ini padanya, Aleeya tidak akan pernah mau mengambil jalan tengah yang terlihat hina seperti ini. Menyerahkan mahkotanya pada dosennya sendiri. Ck, takdir gila macam apa yang ia jalani saat ini?

Berawal dari pernikahan sang ibu dengan seorang pria. Kehidupan Aleeya Saraswati rasanya mulai jungkir balik. Dulu, yang awalnya ia sama sekali tak merasa kesulitan dalam meminta apapun, kini semuanya berubah sejak 5 tahun terakhir. Sang ayah tiri nyatanya telah membohongi ibunya. Menjual butik milik sang ibu demi membangun sebuah kelab malam.

Aleeya tidak menyalahkan sang ibu karena salah memilih pria. Namun, Aleeya lebih menyalahkan takdir yang tak ada manis-manisnya sama sekali kepada dirinya. Mengapa semesta suka sekali melihat ia sengsara?

Bagaimana tidak, setelah mendapatkan uang dari menjual butik milik sang ibu. Ayah tirinya melupakan mereka. Ibunya harus kembali berjuang sendiri untuk bertahan hidup seadanya. Dua tahun yang lalu, Aleeya menemukan sang ibu batuk hingga muntah darah, membawanya ke rumah sakit dan mendapatkan vonis jika sang ibu mengidap kanker paru–paru stadium 2. Ibunya bukan seorang perokok hebat, namun terlalu sering berada di lingkungan yang dipenuhi asap rokok dapat memicu munculnya penyakit itu.

Mencoba pekerjaan paruh waktu, namun hasilnya sama sekali tak bisa membantunya. Ia baru 17 tahun saat itu, banyak lowongan pekerjaan yang menolaknya karena terlalu muda dan masih sekolah. Hingga akhirnya, Aleeya memberanikan diri mendatangi sang ayah tiri. Awalnya, cacian dan makian yang selalu ia terima. Namun, Aleeya tak menyerah hingga sang ayah tiri menawarkan hal gila padanya. Bekerja layaknya seorang jalang, mengantar minuman hingga memuaskan pria–pria haus belaian.

Bisa dikatakan beruntung atau tidak, karena Aleeya hanya boleh melayani pelanggan dengan batasan tertentu saja. Ia tidak pernah melayani pelanggan sampai ke inti permainan. Namun, melakukan hal seperti itu juga tak mudah terlebih lagi ia sama sekali tidak tahu. Menonton film blue saja ia tak pernah.

Seringkali Aleeya mendapatkan paksaan untuk melakukan hal lebih. Bahkan ada beberapa pelanggan yang memukulnya atau bahkan menendangnya jika ia tak mau dan berusaha berontak.

Namun, pada akhirnya mahkota milik Aleeya pun menghilang juga. Semenjak malam itu, malam di mana ia tertangkap basah oleh sang dosen. Kegilaan kedua dalam hidupnya dimulai. Bagaimana ia tergiur dengan ucapan Manggala Bimantara setelah ia memuaskan pria itu.

"Mulai saat ini, kamu tidak perlu bekerja lagi di kelab malam milik ayah tirimu. Aku yang akan membiayai seluruh kebutuhan hidupmu. Asal kamu bersamaku." Ucapan itu adalah sebuah mantra sialan yang membuatnya berakhir menjalin hubungan gelap bersama pria beristri.

Pada mulanya, Aleeya berpikir jika Tuhan sedang baik padanya dan ia akan diadopsi atau pun mendapatkan pekerjaan tambahan dengan gaji yang layak. Namun kenyataannya, ia hanya dijadikan pelarian oleh pria itu. Pelarian sebagai pemenuh kebutuhan biologisnya. Bahkan status Aleeya juga berubah saat ini, dari wanita jalang menjadi wanita simpanan. Atau orang-orang biasa menyebutnya sebagai pelakor. Ah, tidak! Mungkin lebih pantas disebut sebagai sugar baby? Karena Aleeya selalu mendapatkan uang sekaligus barang mahal dari Manggala.

*****

Setelah saling terdiam masing-masing untuk mengistirahatkan diri dari kegiatan menguras tenaga mereka beberapa waktu yang lalu. Akhirnya suara berat itu kembali terdengar.

"Ku masuki sekali lagi, ya? Akan aku bayar lebih," ujar Gala sembari menatap penuh harap pada gadis yang ada di sampingnya ini.

Entah sihir apa yang pria itu berikan padanya, Aleeya hanya menganggukkan kepala. Memberi lampu hijau pada sang dosen untuk kembali mencari kenikmatan pada kegiatan mereka.

Mungkin orang-orang menyebutnya tolol dan bodoh. Namun, jika boleh jujur Aleeya sangat menyukai bagaimana otot bisep, perut kotak, dan paha keras milik pria itu berada di atasnya.

Katakan saja jika Aleeya sudah gila. Karena sangat menyukai bagaimana ia mendengar pria itu mengerang nikmat di atasnya. Bahkan pelukan hangat yang selalu pria itu berikan rasanya membuatnya tenang dan ia merasa dilindungi meskipun Aleeya sangat sadar jika apa yang ia lakukan adalah kesalahan besar.

Yang awalnya hanya sekedar coba-coba sekarang berubah menjadi sebuah rutinitas yang bahkan tak bisa Aleeya hitung sudah ke berapa kalinya ia dan Gala berbagi peluh seperti ini.

*****

Ronde kedua setelah pulang kuliah pun akhirnya selesai juga satu jam yang lalu. Pria yang berusia tujuh tahun di atasnya itu terlihat sexy dengan rambut basah serta tubuh tegapnya yang hanya dibalut handuk melingkar di pinggangnya.

"Mas Gala, kamu ingin ke mana?" ujar Aleeya ketika melihat Gala baru saja keluar dari kamar mandi. Sedangkan Aleeya, ia masih bergulung bersama selimut tebalnya. Ya, semenjak keduanya memutuskan untuk saling berbagi ranjang. Gala memintanya untuk memanggil dengan sebutan 'Mas'. Romantis sekali, bukan?

Gala tersenyum sejenak ketika mendapati sang gadis sudah bangun dan kini sedang menatapnya. Ia berjalan mendekat ke arah gadis yang sudah enam bulan ini menjadi tempat memuaskan hasrat dan menghilangkan penatnya. Bahkan Gala sudah tidak pernah bermain dengan jalang manapun setelah ia bersama dengan Aleeya.

Pria berahang tegas itu menundukkan kepalanya, mengecup bibir Aleeya sekilas lalu mengusap lembut pipi tembam gadis itu.

"Kamu sudah bangun, by?" ujarnya sembari tersenyum simpul.

Aleeya hanya menganggukkan kepalanya.

"Ingin ke mana?" tanya gadis manis itu sekali lagi.

"Aku harus ke bandara. Bella pulang malam pulang ini," ujar Gala dengan sorot mata yang tersimpan kerinduan di sana. Tentu saja, mana ada suami yang tidak rindu dengan istrinya sendiri.

Entah mengapa mendapat jawaban dari Gala kali ini membuat Aleeya menekuk wajahnya. Muncul rasa tidak rela di ulu hatinya, padahal ini bukan pertama kalinya Gala mengatakan akan menjemput sang istri.

Melihat perubahan pada wajah Aleeya, lantas Gala pun menangkup ke dua pipi bulat itu.

"Hey, jangan menekuk wajahmu seperti itu." Balas Gala jadi merasa bersalah.

Sedangkan gadis dihadapannya itu hanya membalas dengan senyum tipisnya. "Aku kira Mas Gala akan menginap malam ini."

Gala terkekeh pelan, mengecup bibir milik gadis manis yang sudah menjadi bagian dari dirinya itu cukup lama.

"Aku juga rindu istriku, babygirl." Ujar Gala setelah melepaskan ciuman itu.

Aleeya hanya terdiam di tempatnya, memperhatikan bagaimana sang dosen tengah bersiap dengan pakaiannya. Satu kalimat Gala yang seakan menamparnya, jika dirinya hanya pelarian pria itu. Hanya tempat pria itu singgah, bukan tempatnya untuk menetap.

Gala sudah rapi dengan pakaian formalnya. Menghampiri Aleeya sejenak dan mengecup kening gadis yang masih saja diam itu.

"Aku pulang dulu ya. Jangan kemana-mana dan jangan lupa kerjakan tugas kuliahmu," ujar pria itu yang kemudian langsung keluar dari kamar tanpa menunggu jawaban dari gadis yang sedari tadi mencoba mati-matian rasa sesak yang seharusnya tak boleh ada dalam hatinya.

Tak lama setelahnya, ponsel Aleeya berbunyi. Muncul sebuah notifikasi di akun m-banking miliknya jika ada uang masuk ke dalam rekeningnya. Pria itu benar-benar membuktikan ucapannya, membayarnya lebih. Bahkan jauh lebih banyak dari apa yang ayah tirinya berikan dulu. Kini ia tak kesulitan membayar perawatan sang ibu. Tak kesulitan dalam mencari makan hingga biaya kampusnya. Manggala Bimantara bahkan memberikan akses apartemen mewah milik pria itu pada dirinya.

Aleeya mengusap wajahnya dan tersenyum miris pada dirinya sendiri, perasaan yang seharusnya tak boleh ada kini seakan mengusai seluruh akal warasnya. Enam bulan bersama dan nyaris menghabiskan waktu bersama di setiap malam nyatanya sudah menimbulkan benih-benih rasa ingin memiliki lebih dari seorang Aleeya Saraswati.

****

"Mas!" pekik seorang wanita dewasa yang terlihat sangat cantik dengan pakaian yang ia gunakan. Gadis berambut panjang, bergelombang itu berlari menuju ke arah seorang pria yang sudah merentangkan tangan untuk menyambut kedatangannya.

"Kangen banget," ujar wanita itu terdengar manja dalam pelukan hangat milik prianya.

Gala terkekeh melihat betapa manjanya wanita itu padanya. Mengecup bibir sang istri sekilas lantas Manggala Bimantara membalas ucapan rindu milik wanitanya itu.

"Aku juga merindukanmu, Bel." Ujar Gala tak berbohong.

Keduanya saling berpelukan hangat dan mesra, membuat beberapa orang disekitar mereka merasa iri sekaligus takjub pada pasangan yang Nampak serasi itu.

"Ingin langsung pulang?" ujar Gala sembari menatap wanita yang sudah lama tak ia lihat secara langsung itu.

Dengan cepat wanita yang bernama Bella itu mengangguk.

"Aku ingin berendam, Mas. Tubuhku pegal sekali setelah perjalanan panjang dari LA," ucapnya sembari memanyunkan bibirnya.

Gala tertawa kecil melihat raut wajah istrinya itu.

"Baiklah, aku juga akan memijitmu nanti."

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status