Bab64"Anda memang masih sehebat dulu," puji Mantako Jordan.Aluna tersenyum getir. "Efek dari kekuatan serum itu, hingga sekarang masih terasa.""Apakah karena itu juga, anda menjadi koma.""Menurut ilmuan dan para dokter yang mengobati begitulah."Aluna Welas berjalan menuju bayi mungil yang berada di gendongan Case. "Dia cucuku?" tanya Aluna Welas."Benar, Bu. Anak Case dan Joe.""Boleh Ibu gendong?"Case sedikit ragu. Namun Aluna Welas langsung mengerti, tatapan mata penuh keraguan dari Case."Tenang saja, aku sungguh benar Ibumu, bukan wanita palsu yang menyamar," kata Aluna, membuat Case tersenyum tipis.Aluna Welas menatap takjub, pada ketampanan bayi mungil yang sedang dia gendong."Siapa namanya?" tanya Aluna Welas."Zaki Welas," jawab Case. Aluna mengernyit."Aku sangat tidak sudi, dia membawa nama ayahnya."Aluna melihat Case, persis seperti dirinya di masa lalu."Bawa dia beristirahat, Case." Aluna menyerahkan bayi mungil itu, dan Case pun membawanya ke kamar, untuk berist
Bab65Kabar kematian Angela Alexander pun kembali mencuat, meramaikan kota Monarki."Deslim, kudengar calon Ibu mertua Mary dalam tahanan.""Ya, wanita tua arogan itu sudah mendapatkan karmanya," sahut Deslim, sambil mengupas buah."Sukurlah, Ibu harap Mary membuka matanya dengan lebar. Apa hebatnya Joe Wilianus itu? Hanya boneka mainan Ibunya yang sangat bodoh itu," cibir Desert White."Wanita bodoh itu, dia terus menangisi kepergian Joe yang tiba- tiba. Keluarga Wilianus itu telah hancur, adiknya saja sekarang memilih untuk bekerja di tempat hiburan malam. Sedangkan beberapa aset keluarga Joe, telah diambil mendiang Ketua Wiliam Alexander begitu saja.""Oh ya? Kenapa bisa.""Kompensasi atas perbuatan nyonya tua itu selama ini kepada Case, yang ternyata anak dari mendiang Ketua.""Luar biasa," sahut Desert White."Dan kita pun mendapatkan dampaknya bukan? Semua juga karena anak perempuan Ibu yang bodoh itu," desah Deslim dengan malas, jika sudah membahas kelakuan bodoh Mary White."M
Bab66"Tuan muda, anda harus kembali ...." Khan Wilson mendesah, menahan kesal membaca pesan dari orang kepercayaan keluarganya."Perusahaan keluarga semakin diambang kekacauan! Anda sangat dibutuhkan saat ini." Kembali lelaki itu mengirim pesan.Khan Wilson merasa sangat terganggu dengan hal ini. Bukankah sudah lama dia dan Ibunya dibuang dan dianggap hanyalah pembawa sial keluarga besarnya.Dan kini, setelah sekian tahun dia mengarungi kehidupan susah, hingga kehilangan nyawa Ibunya di perantauan, dengan mudahnya keluarga besar Wilson memintanya untuk kembali, yang benar saja."Katakan pada Nenek, aku tidak akan pernah kembali, apapun masalah kalian, hadapilah," balas Khan Wilson, kemudian lelaki itu mematikan ponselnya dan merebahkan diri.Dilangit- langit kamar, dia memandangi semua dengan kelabu. Ada perasaan rindu, pada seseorang yang tidak bisa dia jangkau lagi."Rupanya dia bukan orang biasa. Entah apa, yang membuat keluarga itu begitu rumit dan melewati masa yang lebih menger
Bab67"Eric ...." seorang wanita berambut pendek kini mendekat."Ada apa?" tanya wanita itu, yang heran dengan sikap Eric.Eric masih memegangi lengan wanita tadi."Wanita j***ng ini menyiramku," jawab Eric. "Aku tidak akan membiarkan dia lolos malam ini, kau harus tidur denganku, sebagai ungkapan permintaan maaf," desis Eric kepada wanita yang sedang dia pegang."Eric, kamu ...." wanita berambut pendek itu nampak kesal. "Apa?" tanya Eric, menatap nyalang wanita berambut pendek."Tidak harus menidurinya juga, kan? Kamu bisa menyuruh teman- teman yang lain melakukannya."Wanita yang sedari di pegangi Eric pun mulai jengah."Lepaskan aku, atau kamu akan menyesal, Eric!!" tekan wanita itu dengan tatapan mata yang tajam.Plakkk .... tiba- tiba si wanita berambut pendek menamparnya. Wanita yang dipegangi Eric pun sangat terkejut dan menimbulkan beberapa pengunjung yang lain melihat ke arah mereka.Musik dalam club saat itu terdengar merdu dan lembut, sehingga keributan semacam ini mampu
Bab68Belum hilang keterkejutan Eric dan Jesica. "Kalian mengenal wanita tadi?" tanya suara berat di belakang mereka. Jesica dan Eric menoleh ke empu suara."Dia salah satu teman kampus kami," sahut Eric. "Apakah kalian tahu tempat tinggalnya?" tanya lelaki itu lagi. Eric menatap penuh selidik."Aku Khan Wilson, ada hal penting pada wanita tadi.Eric dan Jesica masih menatap lelaki di depannya penuh selidik."Bisakah kalian memberitahuku?" tanya Khan Wilson lagi.Jesica dengan lantang menyebutkan tempat tinggal Case. Khan Wilson tersenyum dan mengucapkan terimakasih pada Jesica, kemudian lelaki itu pergi meninggalkan keduanya yang masih kebingungan."Mengapa kamu terdiam? Ayo masuk dan bawa aku berobat, perutku masih sangat sakit," lirih Jesica dan Eric pun gegas memasuki mobil, membawa Jesica ke rumah sakit.Sepanjang perjalanan Eric terdiam tanpa suara."Tidak kusangka, Case akan bertindak sekejam itu kepada kita," tukas Jesica membuka obrolan.Eric tidak menanggapi, pikirannya t
Bab69Sepasang mata elang Khan Wilson menatap dalam wajah sendu Case Mowelas. Ada perasaan berdebar dalam dadanya, memandangi sosok Case, wanita yang selama ini sangat dia rindukan."Aku mengerti perasaanmu. Tapi setidaknya, kamu tetap harus fokus dengan tujuanmu ke tempat ini.""Ya, aku bersalah." "Hhhmmm ...., sebenarnya, banyak hal yang ingin sekali aku pertanyakan.""Aku tahu," jawab Case cepat. "Tentang hubunganku dengan Joe, juga anak itu.""Kau seperti dukun, sedikit menakutkan," tukas Khan Wilson sambil tersenyum.Case Mowelas menyeka air matanya."Aku baru tahu, jika Tuan Bastara Wilianus itu licik dan jahat. Dia menjelma malaikat penyelamat aku dan Ibu. Aku bahkan tidak tahu, jika hal yang membuat Ibu koma, itu akibat perbuatannya," lirih Case."Kemudian? Mengapa kamu bisa hamil anak Joe?"Case tertawa sumbang. "Nyaris 1 tahun lebih pernikahan yang nampak begitu di paksakan Tuan Bastara. Mungkin dia sudah tahu siapa aku dan Ibu, makanya dia memaksakan cucunya dan aku untuk
Bab70Hari- hari Khan Wilson kini gelisah, bayangan wajah Case selalu menari diingatannya."Ah, sesuatu yang tidak beres sedang terjadi kepadaku," desah Khan Wilson, sembari memandangi langit- langit kamarnya. "Dia wanita tangguh dan bertanggung jawab sekali kepada Ibunya. Sungguh hatinya tulus, rugi sekali Joe Wilianus menyia- nyiakannya, aku akan merebut wanita itu dan membuat Joe hancur," gumam Khan Wilson.Meskipun nyonya Sabhira yang sangat dia benci telah mendapatkan hukumannya, Khan Wilson tetap dendam dan tidak bisa memaafkan perbuatan keluarga besar Wilianus itu kepadanya.Bahkan, dialah dalang di balik kehancuran adik kandung Joe Wilianus, yang bernama Elvira Wilianus. Gadis yang dulunya sombong itu, kini menjalani hidupnya yang kacau dan berantakan di kota Monarki.Menjadi wanita malam adalah pekerjaannya kini, untuk menyambung hidup dan tetap bergaya. Sedangkan Joe Wilianus, lelaki itu telah lama menghilang tanpa ada yang tahu dia kemana.__________Pagi ini, Case mendapa
Bab71"Sayang, tenangkan dirimu dulu, oke," pinta Jeremy. "Aku sungguh tidak mengerti, adikku yang mana?""Case ....""Oh. Dia adalah Kakak, bukan adik. Dan maaf sayang, bagaimana bisa kamu bertemu dengannya? Bukankah kamu di Negeri Awan?""Dia di sini, melanjutkan pendidikannya di Negeri Awan. Dia juga menginjak harga diri adik sepupuku, sungguh dia wanita yang sombong. Aku ingin mereka hancur, agar mereka tahu, sedang berhadapan dengan siapa.""Bukankah target kita Lion enterprise.""Aku ingin Welas enterprise lebih dahulu.""Itu tidak mungkin!!""Mengapa tidak? Kamu membela kakak perempuanmu yang miskin itu?""Deslim sudah cukup! Biar bagaimana pun juga, mereka tetap keluargaku." Panggilan telepon langsung Jeremy akhiri.Hati Deslim semakin panas. Dia menampar setirannya dengan keras."Jika kamu tidak mampu, maka aku sendiri ...." Deslim White mengangkat kepalan tinjunya ke udara."Tangan ini, yang akan menghancurkan kesombongan wanita itu," desis Deslim White dengan penuh emosi.