Share

Kenapa

Bab135

Panggilan telepon pertama tidak terjawab, kedua hingga ketiga, barulah suara parau di sebrang telepon terdengar.

"Ya, Tuan." Suara itu tampak lemah dan terdengar kecil sekali.

"Rebecca, bagaimana perkembangan kantor?"

"Semua sudah saya laporkan melalui email, Tuan." Suara Rebecca dan bahasanya terdengar kaku.

"Rebecca, apakah kamu baik- baik saja?"

"Menurut Tuan bagaimana? Apakah saya sedang dalam keadaan sekarat?"

"Mengapa bahasamu seperti itu?"

"Diluar jam kerja, Anda bukan bos saya."

"Saya rindu," lirih Jeremy.

"Rindu? Bulshit."

"Serius."

"Terserah! Jika tidak ada hal yang begitu penting, jangan hubungi saya lagi. Nikmatilah malam pengantin Anda dengan baik, biarkan wanita bodoh seperti saya meratapi nasib yang terluka meski tak berdarah."

"Maaf," lirih Jeremy hingga sambungan telepon Rebecca matikan.

"Brengsek!! Kamu jahat Tuan, jahat ...." Rebecca meraung sembari menghamburkan seluruh isi kamarnya.

"Ibu, ini rasanya sakit sekali, bahkan membayangkannya saja, aku nyaris keh
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status