Home / Rumah Tangga / Bukannya Udah Mantan? / Bab 1. Pertemuan Setelah 4 tahun.

Share

Bukannya Udah Mantan?
Bukannya Udah Mantan?
Author: iva dinata

Bab 1. Pertemuan Setelah 4 tahun.

Author: iva dinata
last update Last Updated: 2022-03-30 14:44:42

"Iya. Ini aku sudah jalan menuju kafe," ucap Arana dengan benda pipih menempel di sisi kiri kepalanya.

Siang ini, Arana akan makan siang bersama teman sekantornya. Dia meminta temannya untuk berangkat lebih dulu. Nanti, dia akan menyusul setelah selesai membereskan pekerjaannya terlebih dahulu.

Arana berjalan memasuki sebuah kafe tempat dimana temannya menunggu untuk makan siang. ia mengendarkan pandangannya ke seluruh area kafe.

"Arana, di sini!" panggil Sari salah satu teman Arana yang langsung di jawab anggukkan oleh Arana.

"Keysa Arana, kan?" tanya seorang laki-laki yang tiba-tiba sudah berdiri di depan Arana.

"Arya, kan?" sapa Arana, "Ah, maaf. Kak Arya maksudnya." Arana meralat sapaannya karena merasa tak enak memanggil nama seniornya saat dulu di sekolah tanpa embel-embel "Kak".

"Apa kabar?" Arya mengulurkan tangannya.

"Baik Kak. Kak Arya juga apa kabar?" Arana menerima jabatan tangan Arya.

"Lepaskan tangan istri saya!" Tiba-tiba seorang pria menarik paksa tangan Arana, yang seketika membuat Arana melebarkan matanya kaget.

"Maaf. Anda siapa?" tanya Arya dengan tatapan tajam pada pria yang tiba-tiba muncul dan merusak pertemuannya dengan juniornya dulu di sekolah.

Sedangkan Arana masih setia membisu karena terkejut melihat kehadiran pria yang sangat tidak ingin ditemuinya itu.

"Abisatya Saga Bagaskara. Suami Arana," tegas Saga.

"Mantan suami tepatnya," tutur Arana setelah mendapatkan kesadaran nya kembali. 'Dasar pria gil* seenaknya saja mengakui orang,' cibirnya dalam hati.

"Aku tidak pernah menceraikan kamu, jika kamu lupa. Sampai saat ini, kau masih istriku!"

Duarrrrt......

Kalimat Saga bak petir di siang bolong untuk Arana. Wanita cantik itu tertegun dengan mata membulat tak percaya. Bagaimana mungkin dirinya masih istri Saga? Bukankah mereka sudah bercerai sejak 4 tahun yang lalu? Raka, kakak sepupunya yang telah mengurus semuanya, pikir Arana.

Arana telah menyerahkan semua urusan perceraiannya dengan Saga kepada Raka karena ia tidak ingin bertemu lagi dengan pria yang sudah menorehkan luka di hatinya itu.

Dengan cepat Saga menarik tangan wanita yang masih menatapnya itu untuk keluar kafe, kemudian memaksanya untuk masuk ke dalam mobil.

"Di mana kamu tinggal? Ambil barang-barang yang penting! Setelah itu, kita pulang!" Suara Saga tegas.

Namun yang di tanya hanya diam membisu. "Arana jangan menguji kesabaranku," geram saga karena sampai lima menit Arana hanya diam dengan pandangan tertuju pada luar jendela.

"Aku tidak mau," kata Arana yang akhirnya menoleh sinis pada pria yang di sampingnya.

"Turuti kata-kataku!"

"Kenapa aku harus menurut?"

"Karena aku suamimu," ucap Saga penuh penekanan di setiap kata dengan tatapan tajam ke wanita berumur 22 tahun itu.

"Mantan suami," sanggah Arana tanpa rasa takut membalas tatapan Saga tak kalah tajam.

Wajah Saga memerah menahan emosi melihat sikap pemberontak Arana. "Aku tidak pernah menceraikanmu" sentak Saga yang seketika membuat Arana terdiam lalu membuang pandangannya kembali ke arah luar jendela.

Ia tidak tahu bagaimana caranya membalas kalimat terakhir Saga. Mungkin, ia harus menanyakan dulu ke Raka tentang kebenaran perceraiannya mereka itu, pikir Arana.

Saga menarik Arana keluar mobil begitu mereka sampai di hotel. Kemudian membawa paksa Arana masuk ke kamar hotel yang dia sewa sejak dua hari yang lalu.

Saga adalah seorang Arsitek sekaligus pemilik perusahaan property yang sedang membangun sebuah apartemen di kota tempat Arana bekerja. Saat ini, Saga sedang meninjau proyeknya di kota ini ketika tanpa sengaja ia malah bertemu dengan istri yang pergi meninggalkannya sejak 4 tahun yang lalu.

"Duduklah! Aku hanya perlu mengambil beberapa dokumen penting saja," kata Saga yang sama sekali tak dihiraukan oleh Arana.

"Kamu urus semua pekerjaan di sini! Aku akan pulang. Pesankan aku dua tiket pesawat untuk pulang hari juga!" Suara Saga terdengar memerintah seseorang melalui telepon.

Melihat Saga telah selesai menelpon, Arana kemudian memutuskan untuk bicara. "Dengar, aku tidak mau pulang bersamamu. Hubungan kita sudah berakhir. Mari, kita jalani hidup kita masing-masing!" ujar Arana lalu berjalan menuju pintu.

"Kenapa kamu jadi pembangkang sekarang? Kamu tidak mengerti apa yang aku katakan? Kita ini masih suami istri!" Tangan Saga mencengkeram lengan Arana.

Terkejut dengan tindakan Saga yang kasar, Arana sontak menepis tangan pria itu, "Astaghfirullah, Mas! Apa lagi sih yang kamu mau? Aku sudah mengajukan gugatan perceraian 4 tahun yang lalu mana mungkin kita masih suami istri."

Lelah, itu yang Arana rasakan sekarang. Apa yang Saga inginkan lagi? Bukankah ia harusnya senang dengan perceraian mereka? Mengapa pria itu sekarang malah terus mengatakan mereka masih suami istri?

"Kamu mau apa lagi sih, Mas?" tanya Arana dengan air mata yang sudah menggenang di kedua kelopak matanya.

"Aku mau kamu. Aku mau kita bersama lagi,"

Arana menggeleng cepat mendengar permintaan Saga.

"Tolong maafkan Mas, Arana. Aku akan menebus semua kesalahanku padamu!" Pria itu kini memohon sambil memegang tangan Arana.

"Aku tidak mau!" Arana masih ingat dengan jelas betapa sakitnya hari-hari yang dia lalui dalam pernikahan singkat mereka. Hanya empat bulan, tetapi rasa sakitnya sungguh tidak terlupakan hingga kini.

Rasa sakit dari pernikahan singkat itu masih terasa setiap kali Arana mengingatnya. Selama empat tahun ia berusaha melupakan rasa sakit dan cintanya pada Saga tapi, semakin dia mencoba melupakannya namun rasa itu semakin besar dan menyiksanya.

Melihat penolakan Arana, Saga segera mengambil ponselmu saku celananya lalu menghubungi kakak iparnya."Halo, Raka. Aku sekarang bersama Arana. Jelaskan padanya!" ucapnya lalu menekan loudspeaker dan menyerahkan ponsel itu ke Arana.

"Bicaralah!" Saga mengarahkan ponselnya ke depan Arana.

Dengan ragu-ragu, Arana menerima ponsel Saga. "Halo," sapa Arana.

[Arana, kamu bersama Saga?]tanya Raka dari seberang sana.

[Iya.] Arana melirik Saga yang terus menatapnya.

[Aku sudah bilang, kan? Cepat atau lambat kalian pasti akan bertemu. Pulanglah dan selesaikan masalah kalian!] tutur Raka.

[Aku kerja Kak. Aku gak bisa seenaknya ninggalin kerjaan aku,] tolak Arana, [lagi pula, kami sudah bercerai. Tidak ada lagi yang perlu dibicarakan.]

Arana lalu melirik Saga untuk melihat ekspresi wajah pria itu. Nampak rahang Saga mengeras dengan tatapan tajam yang seolah menembus hati Arana.

Tanpa sadar Arana bergidik ngeri karena merasa takut. Namun Arana berusaha menutupi rasa takutnya dengan membalas tatapan Saga tak kalah tajam.

[Kalian belum bercerai. Saga menolak untuk menceraikan kamu.]

[Apa?] Ucapan Raka sontak membuat Arana kebingungan. Dengan cepat ia memutuskan pandangan matanya dari mata Saga lalu berjalan menuju jendela hotel. "Maksud Kak Raka apa?"

[Kalian masih suami istri yang sah di mata hukum negara.]

🌼🌼🌼

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Bukannya Udah Mantan?    Bab 152 Tamat.

    Tiga tahun setelah nya. "Aksara tidak boleh lari-larian di dalam rumah." seru Arana memberi peringatan pada Putri semata wayangnya yang berlarian mengejar Endharu anak dari Raka. "Hati-hati nanti jatuh sayang...!" Miranda menyahut dari dapur sambil membawa puding coklat yang dia buat tadi pagi untuk cucu kesayangannya. "Mas anak kamu itu lo, nanti jatuh." gerutu Arana pada Saga yang hanya diam saja melihat putrinya berlarian. "Kalau aku yang menegurnya, dia akan langsung menangis, lebih baik kamu saja yang menegurnya." ujar Saga pelan dengan pandangan tak lepas dari Aksara. Arana menghela nafas panjang, putrinya itu memang sagat pintar. Setiap kali Saga menegurnya dia akan langsung menangis dan membuat Saga tidak tega. Namun jika Arana yang menegurnya tidak akan di hiraukan olehnya karena bagi Aksara mendengar omelan Arana adalah hal yang biasa. Berbeda dengan Saga yang jarang mengomel tapi ekspresi wajahnya akan sangat menakutkan jika sedang marah. Dengan malas Arana beranjak

  • Bukannya Udah Mantan?    Bab 151 Ulang tahun pertama Aksara Kahiyang Ayu Bagaskara.

    Arana dan Aksara sudah cantik dengan gaun ala princess berwarna pink soft yang di desain sendiri sama Arana. Sedangkan Saga sangat tampan dengan memakai kemeja yang berwarna senada dengan gaun yang di pakai istri dan anaknya. Saga melipat lengan kemejanya keatas sampai ke sikunya, memperlihatkan lengan kekarnya. Saga menggendong Aksara dengan Arana disampingnya berdiri didepan kue ulang tahun menerima ucapan selamat dan kado dari para tamu undangannya. Nampak Jordan diantar para tamu bersama anak dan istrinya yang sudah di boyongnya pulang kembali dari kota B. "Selamat ulang tahun Aksara" ucap Mutiara istri Jordan sambil tersenyum pada juniornya di kampus dulu. "Mbak Mutia," pekik Arana dengan wajah sumringah, "Ya Alloh Mbak. Apa kabar?" Arana menanyakan kabar seniornya dulu setelah dia mengurai pelukan nya. "Puji Tuhan, saya baik Arana." jawab Mutiara, "Meskipun telat selamat ya untuk kelahiran putri kamu dan Saga." ucap Mutiara memberi selamat pada Arana, "Iya Mbak terima kasih

  • Bukannya Udah Mantan?    Bab 150. Persiapan ulang tahun pertama Aksara.

    Hari ini semua orang sedang sibuk menyiapkan ulang tahun Aksara, putri pertama Sagara Bagaskara sekaligus cucu pertama dari keluarga Bagaskara. Bima dan Miranda sudah pulang kembali dari Madrid sejak dua hari yang lalu, namun tidak dengan Rendra, mereka tetap meminta Rendra untuk tinggal disana sampai kuliah Kedokteran nya selesai. Arana sedang duduk di sofa ruang tengah sedang sibuk dengan kertas-kertas bon mengecek apa ada yang kurang untuk acara ulang tahun Aksara yang akan di adakan besok pagi. Tidak jauh dari Arana duduk, nampak Miranda sedang menggendong Aksara sambil sesekali menimang cucu pertamanya tersebut. "Ma Aksara sudah bisa jalan. Gak perlu di gendong terus nanti Mama capek" Arana mengingatkan mertua nya agar tidak memanjakan putrinya dan membuatnya didrinya kelelahan."Gak papa ya Aksara, Oma gak capek kok. Aksara masih ingin di gendong oma Mama" jawab Miranda sambil mencium pipi chubby Aksara. "Oh ya Na. Caterina buat besok sudah siap semua kan?" tanya Miranda masi

  • Bukannya Udah Mantan?    149 Kecemburuan Saga.

    "Suami, atau Mantan suami?" tanya Gibran dengan nada sinis, "Atau mungkin calon mantan suami. Aku dengar perceraian kalian sudah diproses sejak dua tahun yang lalu." "Maaf, Seperti nya Kak Gibran salah faham" sahut Arana berusaha menengahi sambil menggenggam tangan Saga yang sudah mengepal kuat. "Kamu tidak perlu berbohong lagi Ara. Aku sudah tahu semuanya, kamu di paksa menikah dengan dia kan?" kata Gibran pelan dan menatap Arana sendu. "Gibran," tegur Gio Saga yang sejak tadi mengamati kejadian di depannya "Jangan bicara sembarangan! Pak Saga tolong maafkan kelancangan Adik saya." Gio berdiri dan menarik adiknya agar menjauh dari Arana. Saga berdiri dan menarik Arana agar menempel padanya. "Ajari Adikmu sopan santun." ujar Saga sinis. "Iya maafkan saya yang kurang bisa mendidik Adik saya." jawab Gio sambil menunduk sopan. "Ck.. " Gibran berdecak kesal. "Jadi yang tadi kalian hanya bersandiwara menjadi suami istri yang romantis." cibir istri Gio. Mendengar kalimat kakak ipar

  • Bukannya Udah Mantan?    148 Bertemu Mantan kekasih.

    Saga dan Arana sampai di sebuah hotel berbintang tempat rekan bisnis Saga menggelar resepsi pernikahannya. "Wah,, Resepsi nya mewah sekali ya Mas," Arana memandang penuh kekaguman ketika mereka memasuki ballroom yang sudah di hias sedemikian rupa sehinga terlihat mewah dan berkelas. "Kamu suka?" tanya Saga menoleh pada sang istri yang di tangannya melingkar manis di lengan Saga. Arana menggeleng, "Tidak," jawabnya sambil matanya memandang pada pelaminan pengantin yang begitu megah. Saga tersenyum tipis mendengar jawaban istrinya itu. Bahkan Arana tidak membutuhkan waktu lama untuk menjawab. Saga sudah sangat memahami Arana, dia wanita yang sederhana dan sangat pengertian. Tidak ada satu pun barang mewah yang pernah Arana beli. Baju, tas, sepatu, sandal yang Arana pakai adalah brand dalam negri yang harganya hanya ratusan ribu. Jika ada barang mewah yang Arana miliki itu adalah Saga yang membelinya. "Istriku memang berbeda," bisik Saga lalu mengecup rahang Arana sekilas. Arana

  • Bukannya Udah Mantan?    147 Saga tidak tahu waktu jika menginginkannya.

    Hari ini Saga akan mengajak Arana ke acara resepsi pernikahan rekan bisnisnya. Untuk pertama kalinya Arana meninggalkan putrinya di rumah bersama Lastri. Sejak pulang dari menjenguk Kiara Lastri tidak pulang ke rumahnya. Dia sengaja menginap untuk menemani Arana karena Ratih sedang sibuk menjaga Kiara dan Dara. Arana memperhatikan penampilan yang memakai dress putih dengan panjang sedikit di bawah lutut melalui cermin yang ada di kamarnya. Wajahnya tersenyum puas melihat tampilannya sendiri. "Kamu canti sekali, sayang," puji Saga yang baru keluar dari ruang ganti. Saga berjalan mendekati Arana yang berdiri didepan cermin. Memeluknya melingkarkan tangan kekarnya di perut ramping Arana. Saga sedikit membungkukkan tubuhnya karena tinggi bedan mereka yang berbeda. CUP... Saga mencium rahang Arana. "Cantik, Kamu makin cantik jika wajahmu memerah karena malu" bisik Saga sembari memandangi wajah Arana dari pantulan cermin. Arana tersipu malu, "Mas, sekarang makin pinter gombal ya?" sah

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status