/ Rumah Tangga / Bukannya Udah Mantan? / Bab 2 Terpaksa kembali pulang.

공유

Bab 2 Terpaksa kembali pulang.

작가: iva dinata
last update 최신 업데이트: 2022-03-30 14:45:44

"Bukannya kak Raka sudah mengurus perceraianku?" elak Arana bingung.

[Aku sudah mengurusnya, tapi Saga menolak. Semua alasanmu ditolak oleh pengadilan karena Saga tidak terbukti berselingkuh. Kamu juga tidak pernah datang ke pengadilan jadi perceraian kalian dibatalkan,] tutur Raka menjelaskan.

[Seharusnya, perceraian bisa tetap terjadi selama aku tidak mencabut gugatan ku,] ujar Arana bersikeras.

Dia merasa tidak pernah mencabut gugatannya. Harusnya, perceraian itu tetap terjadi sekalipun kehadirannya di wakili oleh pengacara.

[Aku yang mencabutnya. Kamu lupa? Kamu sendiri yang memberi kuasa kepadaku,] kata Raka. Ada keheningan di sana sebelum Raka kembali berkata, [Pulanglah! Selesaikan masalah kalian!]

Arana terdiam. Bagaimana bisa kakak sepupu yang sangat ia percaya itu tega membohonginya?Bukankah Raka tahu betapa Arana menderita selama ini? Kenapa sekarang Raka seperti memihak Saga? Pikir Arana.

[Arana, kamu dengar aku?] Terdengar Raka menghela napas,[Pulanglah! Semua orang mengkhawatirkanmu. Sekalipun kamu tidak peduli dengan Ayah dan Bundamu, tapi pikirkan Bapak dan Ibu. Mereka merindukanmu. Apa lagi, Ibu. Dia selalu menangis jika teringat kamu. Ibu merasa bersalah karena ikut memaksamu menikah dengan Saga dulu," bujuk Raka.

Jujur, dalam hati Arana juga sangat merindukan orang tua Raka itu. Sejak kecil, hanya keluarga Pakdenya itu yang peduli dan menyayanginya. Sedangkan ayah dan bunda, mereka hanya selalu mengutamakan kakak perempuannya, Kiara Ariani.

Sejak kecil, Arana selalu menjadi korban dari kesalahan Kiara. Seharusnya, Kiara yang menikah dengan Saga. Namun, karena dia hamil dengan kekasihnya akhirnya Arana harus menikahi Saga.

[Aku ada kerjaaan di sini, Kak. Aku tidak mau kehilangan pekerjaanku!] tolak Arana memberi alasan.

[Apa pekerjaanmu lebih penting dari semua keluargamu?]Nada suara Raka meninggi. [Apa kebebasan yang kamu dapatkan selama 4 tahun ini masih kurang? Apa yang lebih penting dari rumah tanggamu?]

Arana terdiam dengan air mata yang sudah menganak sungai di pipinya.

[Uang yang aku kirim ke rekening mu setiap bulan adalah uang dari Saga.]

[Maksudnya?]Arana mendongakkan kepalanya yang sejak tadi menunduk. Ditatapnya Saga yang masih menatapnya lekat.

[Apa kamu pikir ayahmu akan mengirimkan uang sebanyak itu untuk kamu? Ayahmu memang mengirimkan uang, tapi tidak ada setengah dari yang diberikan Saga setiap bulan padamu.]

Arana menutup matanya lalu menunduk kembali. Dia malu bercampur marah. Kenapa Raka tidak mengatakannya dari awal? Jika dia tahu, dia pasti tidak akan menggunakan uang itu. Apa yang sebenarnya Saga inginkannya?

Seketika ingatannya mundur saat dia tanpa sengaja mendengar pertengkaran Saga dengan adiknya, Rendy empat tahun lalu. Ya, tentu saja Saga punya alasan untuk tetap mempertahankan pernikahan mereka.

'Baiklah, kali ini aku tidak akan kalah lagi dari Abisatya Sagara Bagaskara,' batin Arana.

[Pulanglah selesaikan semuanya! Sudah cukup kamu lari,] tegas Raka.

[Iya, aku akan pulang,] ucap Arana sebelum mengembalikan ponsel Saga lalu kembali duduk di sofa seperti posisinya tadi.

"Sekitar tiga puluh menit lagi, kita berangkat ke bandara. Kita tunggu di sini dulu," perintah Saga setelah selesai merapikan kopernya.

Arana menghela napas sepenuh dadanya sebelum berkata, "Aku akan pulang sendiri besok pagi. Mas pulang saja lebih dulu. Kita bertemu di rumah bapak," putus Arana.

Perempuan itu sekarang masih shock, bingung dan kecewa. Sungguh tidak baik jika harus berdekatan dengan Saga. Mereka bisa saja bertengkar sewaktu-waktu. Oleh sebab itu, Arana butuh waktu untuk menenangkan pikirannya.

Namun, Saga tidak menjawab. Dia hanya menatap Arana yang duduk sofa kamar. "Aku minta maaf soal uang yang aku pakai. Aku sama sekali tidak tahu itu uang dari kamu Mas. Tapi nanti aku pasti akan mengembalikannya," tutur Arana sambil menatap Saga.

Mendengar itu, Saga tersenyum sinis namun tak menjawab. Karena Saga hanya diam sehingga membuat Arana berpikir jika pria itu setuju.

"Aku pamit." ujarnya lalu berjalan menuju pintu.

"Tunggu!"

Arana segera membalikkan tubuhnya, memandang ke arah Saga. "Dari mana kamu akan mendapatkan uang untuk mengganti semua uangku?" tanya Saga dengan nada sinis.

"Maksud Mas, apa?" Arana mengerutkan dahinya.

"Apa kamu akan meminta uang dari Ryan untuk mengganti uangku?" tebak Saga, "apa yang akan kamu berikan padanya untuk membayar uang yang dia berikan? Tubuhmu?" kata Arka memicingkan matanya.

"PLAK!!!" Tangan Arana mendarat mulus di pipi Saga.

Sakit. Itu yang dirasakan Arana sekarang. Ucapan Saha bak ribuan panah yang menghujam hati Arana. Meski marah namun, satu sisi hatinya mengakui jika wajar Saga berpikir demikian. Dia wanita bersuami, tetapi pergi dari rumah dengan bantuan seorang laki-laki yang bukan muhrimnya. Sekalipun dia tidak melakukan hal-hal yang tidak pantas bersama Ryan tapi hal itu tabu untuk dilakukan.

Saat Arana masih terlarut dalam pikirannya, tiba-tiba Saga menarik dan memeluknya paksa. Lalu mendorongnya hingga jatuh dia atas tempat tidur. Arana yang terkejut, segera meronta dan mendorong tubuh Saga yang menindihnya.

"Lepas Mas! Kamu mau apa?" sentak Arana.

"Memberimu pelajaran!" Saga lalu mencium paksa Arana. Dia menarik paksa kemeja Arana, hingga membuat setengah dari kancingnya terlepas berhamburan.

Saga begitu emosi, hingga tak peduli lagi dengan rontaan Arana. Sampai akhirnya, dia mendengar Arana memohon sambil menangis, "Aku mohon tolong lepaskan aku. Aku akan ikut pulang. Tolong lepas ... kan a--ku," mohon Arana dengan terbata.

Tersadar, Saga langsung melepaskan tanganya dari dada Arana. Melihat Arana menangis sambil memohon seperti ini, bukan hal yang ingin dilihatnya. Ada rasa nyeri di hatinya melihat wajah putus asa istrinya itu. "Maaf ... " Saga menggeser tubuhnya.

Sementara itu, Arana beringsut mundur saat Saga mengulurkan tangan hendak menyentuh wajahnya.

"Cuci mukamu! Setelah itu, kita berangkat!" perintah Saga menarik kembali tangannya.

Tanpa menunggu lama, Arana beranjak menuju kamar mandi dengan kaki dan tangan yang gemetaran. Setelahnya mereka segera berangkat ke bandara dengan Arana memakai jaket milik Saga karena kemejanya sudah tidak berfungsi dengan benar.

🌼🌼🌼

Sekitar pukul 21.00, Arana dan Saga sampai di Rumah Jatmiko ayah kandung Raka. Jatmiko adalah kakak dari Aditama, ayah Arana. Sejak perceraian orang tuanya Arana dirawat oleh Pak Jatmiko dan istrinya.

Bukan hanya Arana, tapi juga Kiara. Namun, setelah lulus sekolah, Kiara memilih kuliah di kota lain dan tinggal di kos.

Melihat kedatangan Arana, istri Jatmiko langsung memeluknya sambil menangis. "Arana, maafkan ibu nak."

"Arana yang harusnya minta maaf sama ibu." Arana membalas pelukan ibu Raka yang juga sudah dianggapnya seperti ibunya sendiri.

"Sudah. Sudah sekarang biarkan Arana istirahat dulu," putus Jatmiko membawa Arana dan Istrinya masuk kedalam rumah.

Istrinya Jatmiko menyuruh Arana untuk makan sebelum. istirahat namun Arana menolak dengan alasan tadi sudah makan di pesawat. Arana memilih untuk naik ke lantai dua menuju kamarnya untuk mandi.

Setelah selesai membersihkan tubuhnya dan berganti pakaian, Arana duduk termenung di atas kursi belajarnya. Banyak hal yang dipikirkannya, langkah apa yang harus diambil? Juga apa yang harus ia katakan ketika bertemu mertuanya?

Miranda, wanita paruh baya itu sangat baik padanya. Sangat perhatian dan mengajarkan banyak hal pada Arana termasuk tentang desain baju. Mama mertuanya itulah yang mengajarkan dasar-dasar mendesain baju. Lalu Bima, papa mertuanya itu juga sama baiknya.

Arana menghela napas sepenuh dada. Bersamanya dengan pintu kamarnya di buka dari luar. Nampak Saga berdiri di tengah pintu. "Bapak menyuruhku untuk istirahat di kamar."

Arana mengarahkan pandangannya pada Saga yang masuk ke kamar dan langsung duduk di atas ranjang. Tanpa berkata sepatah katapun Arana beranjak menuju pintu.

"Mau ke mana?" tanya Saga.

"Kita tidak perlu berpura-pura baik-baik saja karena memang kita tidak baik-baik saja Mas," sahut Arana.

"Tidak bisakah kita bicara baik-baik?"

"Aku bukan lagi Arana yang berumur 18 tahun. Gadis polos yang kamu bodohi dan kamu khianati," ucap Arana datar, "aku tahu alasan kamu mempertahankan pernikahan ini, Mas. Karena pabrik yang sekarang dipegang ayahku itu, kan?" lanjut Arana.

"Jangan mengambil kesimpulan tanpa mencari tahu dulu!" sahut Saga dingin.

"Dengar baik-baik, Tuan Saga. Aku tidak akan jatuh ke lubang yang sama untuk kedua kalinya," tutur Arana lalu keluar kamar dengan membanting pintu kamarnya keras.

Brakkk....

🌼🌼🌼

이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요
댓글 (1)
goodnovel comment avatar
Eyda Eyda Eyda Eyda
cerita menarik...sy suka
댓글 모두 보기

최신 챕터

  • Bukannya Udah Mantan?    Bab 152 Tamat.

    Tiga tahun setelah nya. "Aksara tidak boleh lari-larian di dalam rumah." seru Arana memberi peringatan pada Putri semata wayangnya yang berlarian mengejar Endharu anak dari Raka. "Hati-hati nanti jatuh sayang...!" Miranda menyahut dari dapur sambil membawa puding coklat yang dia buat tadi pagi untuk cucu kesayangannya. "Mas anak kamu itu lo, nanti jatuh." gerutu Arana pada Saga yang hanya diam saja melihat putrinya berlarian. "Kalau aku yang menegurnya, dia akan langsung menangis, lebih baik kamu saja yang menegurnya." ujar Saga pelan dengan pandangan tak lepas dari Aksara. Arana menghela nafas panjang, putrinya itu memang sagat pintar. Setiap kali Saga menegurnya dia akan langsung menangis dan membuat Saga tidak tega. Namun jika Arana yang menegurnya tidak akan di hiraukan olehnya karena bagi Aksara mendengar omelan Arana adalah hal yang biasa. Berbeda dengan Saga yang jarang mengomel tapi ekspresi wajahnya akan sangat menakutkan jika sedang marah. Dengan malas Arana beranjak

  • Bukannya Udah Mantan?    Bab 151 Ulang tahun pertama Aksara Kahiyang Ayu Bagaskara.

    Arana dan Aksara sudah cantik dengan gaun ala princess berwarna pink soft yang di desain sendiri sama Arana. Sedangkan Saga sangat tampan dengan memakai kemeja yang berwarna senada dengan gaun yang di pakai istri dan anaknya. Saga melipat lengan kemejanya keatas sampai ke sikunya, memperlihatkan lengan kekarnya. Saga menggendong Aksara dengan Arana disampingnya berdiri didepan kue ulang tahun menerima ucapan selamat dan kado dari para tamu undangannya. Nampak Jordan diantar para tamu bersama anak dan istrinya yang sudah di boyongnya pulang kembali dari kota B. "Selamat ulang tahun Aksara" ucap Mutiara istri Jordan sambil tersenyum pada juniornya di kampus dulu. "Mbak Mutia," pekik Arana dengan wajah sumringah, "Ya Alloh Mbak. Apa kabar?" Arana menanyakan kabar seniornya dulu setelah dia mengurai pelukan nya. "Puji Tuhan, saya baik Arana." jawab Mutiara, "Meskipun telat selamat ya untuk kelahiran putri kamu dan Saga." ucap Mutiara memberi selamat pada Arana, "Iya Mbak terima kasih

  • Bukannya Udah Mantan?    Bab 150. Persiapan ulang tahun pertama Aksara.

    Hari ini semua orang sedang sibuk menyiapkan ulang tahun Aksara, putri pertama Sagara Bagaskara sekaligus cucu pertama dari keluarga Bagaskara. Bima dan Miranda sudah pulang kembali dari Madrid sejak dua hari yang lalu, namun tidak dengan Rendra, mereka tetap meminta Rendra untuk tinggal disana sampai kuliah Kedokteran nya selesai. Arana sedang duduk di sofa ruang tengah sedang sibuk dengan kertas-kertas bon mengecek apa ada yang kurang untuk acara ulang tahun Aksara yang akan di adakan besok pagi. Tidak jauh dari Arana duduk, nampak Miranda sedang menggendong Aksara sambil sesekali menimang cucu pertamanya tersebut. "Ma Aksara sudah bisa jalan. Gak perlu di gendong terus nanti Mama capek" Arana mengingatkan mertua nya agar tidak memanjakan putrinya dan membuatnya didrinya kelelahan."Gak papa ya Aksara, Oma gak capek kok. Aksara masih ingin di gendong oma Mama" jawab Miranda sambil mencium pipi chubby Aksara. "Oh ya Na. Caterina buat besok sudah siap semua kan?" tanya Miranda masi

  • Bukannya Udah Mantan?    149 Kecemburuan Saga.

    "Suami, atau Mantan suami?" tanya Gibran dengan nada sinis, "Atau mungkin calon mantan suami. Aku dengar perceraian kalian sudah diproses sejak dua tahun yang lalu." "Maaf, Seperti nya Kak Gibran salah faham" sahut Arana berusaha menengahi sambil menggenggam tangan Saga yang sudah mengepal kuat. "Kamu tidak perlu berbohong lagi Ara. Aku sudah tahu semuanya, kamu di paksa menikah dengan dia kan?" kata Gibran pelan dan menatap Arana sendu. "Gibran," tegur Gio Saga yang sejak tadi mengamati kejadian di depannya "Jangan bicara sembarangan! Pak Saga tolong maafkan kelancangan Adik saya." Gio berdiri dan menarik adiknya agar menjauh dari Arana. Saga berdiri dan menarik Arana agar menempel padanya. "Ajari Adikmu sopan santun." ujar Saga sinis. "Iya maafkan saya yang kurang bisa mendidik Adik saya." jawab Gio sambil menunduk sopan. "Ck.. " Gibran berdecak kesal. "Jadi yang tadi kalian hanya bersandiwara menjadi suami istri yang romantis." cibir istri Gio. Mendengar kalimat kakak ipar

  • Bukannya Udah Mantan?    148 Bertemu Mantan kekasih.

    Saga dan Arana sampai di sebuah hotel berbintang tempat rekan bisnis Saga menggelar resepsi pernikahannya. "Wah,, Resepsi nya mewah sekali ya Mas," Arana memandang penuh kekaguman ketika mereka memasuki ballroom yang sudah di hias sedemikian rupa sehinga terlihat mewah dan berkelas. "Kamu suka?" tanya Saga menoleh pada sang istri yang di tangannya melingkar manis di lengan Saga. Arana menggeleng, "Tidak," jawabnya sambil matanya memandang pada pelaminan pengantin yang begitu megah. Saga tersenyum tipis mendengar jawaban istrinya itu. Bahkan Arana tidak membutuhkan waktu lama untuk menjawab. Saga sudah sangat memahami Arana, dia wanita yang sederhana dan sangat pengertian. Tidak ada satu pun barang mewah yang pernah Arana beli. Baju, tas, sepatu, sandal yang Arana pakai adalah brand dalam negri yang harganya hanya ratusan ribu. Jika ada barang mewah yang Arana miliki itu adalah Saga yang membelinya. "Istriku memang berbeda," bisik Saga lalu mengecup rahang Arana sekilas. Arana

  • Bukannya Udah Mantan?    147 Saga tidak tahu waktu jika menginginkannya.

    Hari ini Saga akan mengajak Arana ke acara resepsi pernikahan rekan bisnisnya. Untuk pertama kalinya Arana meninggalkan putrinya di rumah bersama Lastri. Sejak pulang dari menjenguk Kiara Lastri tidak pulang ke rumahnya. Dia sengaja menginap untuk menemani Arana karena Ratih sedang sibuk menjaga Kiara dan Dara. Arana memperhatikan penampilan yang memakai dress putih dengan panjang sedikit di bawah lutut melalui cermin yang ada di kamarnya. Wajahnya tersenyum puas melihat tampilannya sendiri. "Kamu canti sekali, sayang," puji Saga yang baru keluar dari ruang ganti. Saga berjalan mendekati Arana yang berdiri didepan cermin. Memeluknya melingkarkan tangan kekarnya di perut ramping Arana. Saga sedikit membungkukkan tubuhnya karena tinggi bedan mereka yang berbeda. CUP... Saga mencium rahang Arana. "Cantik, Kamu makin cantik jika wajahmu memerah karena malu" bisik Saga sembari memandangi wajah Arana dari pantulan cermin. Arana tersipu malu, "Mas, sekarang makin pinter gombal ya?" sah

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status