共有

bersama sahabat

作者: iva dinata
last update 最終更新日: 2022-04-04 18:16:13

Arana pov

Esoknya.

Pagi ini aku bersama Rania pergi menuju ke sebuah kafe di pusat kota. Sesampainya di kafe Kami langsung memesan makanan dan minum sambil menunggu dua orang teman kami.

"Hallo guys,," sapa Reza teman sekaligus sepupuku.

"Sudah lama nunggu nya?" sahut Ryan sambil menarik kursi di sebalahku.

"Lumayan. Pesen makan dulu," kataku lalu memanggil pegawai kafe.

"Kapan pulang?" tanya Reza setelah selesai memesan makanan.

"Kemarin siang" jawabku di sela-sela mengunyah makananku.

Reza mengangguk lalu menanyakan respon orang rumah saat pertama kali aku kembali beberapa minggu yang lalu. Aku menceritakan semuanya juga dengan rencana ku yang mengajukan gugatan cerai ke mas Saga. Aku tidak pernah menyembunyikan apapun dari ketiga sahabatku ini. Sebaliknya mereka juga selalu menceritakan masalah mereka meskipun hanya lewat telfon.

Mereka bertiga adalah orang yang membantuku pergi dan bersembunyi selama empat tahun ini. Rania yang membantu mengambil ijazah di rumah bapak untuk bisa daftar masuk Universitas. Rania berpura-pura ingin mengambil bukunya yang aku pinjam, meminta izin ke ibu untuk mencarinya di kamarku.

Ketika ibu pergi ke dapur untuk mengambilkannya minum Rania memasukkan semua barang-barang yang aku butuhkan ke dalam ranselnya. Lalu Reza adalah orang yang membantuku lari dari rumah orang tua mas Saga, membawaku ke stasiun kereta api dimana Ryan sudah menungguku lalu membawaku pergi ke kota B.

Di kota B Ryan membantuku mendapatkan pekerjaan di sebuah butik milik dari kekasih Ryan, clarisa. Gadis cantik yang anggun dan baik hati. Tapi beberapa bulan yang lalu Ryan memberitahu kalau dia sudah putus dengan Clarissa.

Sebenarnya aku sangat menyayangkan keputusan nya. Tapi aku tak bisa melarangnya, sebagai teman aku hanya bisa mendukung semua keputusan Ryan.

Dulu Kami adalah teman sekolah namu sekarang kami tidak tinggal di kota yang sama. Rania dan Reza sudah kerja di kota ini. Sedangkan Ryan dulu dia kuliah di kampus yang sama denganku di kota B. Tapi sekarang dia memegang perusahaan almarhum kakeknya di kota J.

Ryan, anak seorang pemabuk yang kerjanya sebagai penagih hutang (Depkolektor) dan ibunya putri dari seorang pengusaha kaya yang pergi dari rumah karena tidak mendapatkan restu orang tuanya menikah dengan ayah Ryan.

Kalau Reza masih sepupu jauhku. Dia anak dari sepupu ayah. Sedangkan Rania dia tetanggaku, kami berteman sejak aku di titipkan di rumah bapak setelah ayah dan bunda bercerai, saat itu aku usia 6 tahun awal masuk SD.

Sejak SD sampai SMA kami selalu satu sekolah. Tapi saat kelas 2 SMA Ryan pindah ke rumah kakeknya di kota J, setelah kematian ayahnya karena kecelakaan.

"Hey. Jangan melamun!"

Ryan mencubit pipiku pelan.

"Gak usah terlalu dipikirkan, percaya Tuhan punya jalan-Nya sendiri." sahut Rania sok bijak.

"Pakde dan budhe sudah tau? Bagaimana reaksinya?" tanya Reza penasaran.

"Sudah, Kali ini mereka mendukungku" jawab ku.

Dulu Ibu sangat menyukai Mas Saga. Ibu juga yang memintaku untuk menikah dengan Mas Saga.

"Akhirnya mata budhe gak tertutup uang lagi" gumam Reza yang masih bisa kami dengar.

Spontan aku melemparnya dengan kentang goreng yang hendak aku makan. "Mulut ya"

"Kok bisa Ibumu setuju kalian bercerai" Ryan menoleh kearah ku.

"Aku juga nggak" aku mengedikkan bahuku "Sebelum aku pulang, Kak Raka sering bilang ibu nangis terus ingin aku pulang."

Jujur aku sendiri juga merasa aneh, bahkan Ibu sampai berkata tidak akan mengizinkan aku kembali bersama mas Saga.

"Semua ibu pasti sakit hati kalau anaknya dikhianati" sahut Rania sambil makan.

"Tapi aneh aja, sebelum aku menceritakan semuanya ibu sudah bilang akan mendukung apapun keputusan ku dan sikapnya jadi dingin ke mas Saga" kataku sembari mengingat sikap ibu beberapa minggu yang lalu.

"Mungkin nggak, kalau Ibumu mengetahui semua sebelum kamu cerita" tebak Ryan.

"Dari siapa?"

"Dari Raka lah" sahut Reza yang aku angguki.

Sekitar dua jam kami baru beranjak keluar dari kafe, lalu pulang ke rumah masing-masing. Sebelum pulang Ryan berpesan agar aku balik ke kota B bersama dia saja dan tentu saja aku setujui.

Sekitar jam 3 sore Reza mengantar Ryan datang menjemput ku. "Silahkan masuk nang Ryan" kata ibu, "Mau jemput Arana ya? itu Arana nya sudah siap" Ibu menyambut Ryan dengan Ramah.

Sikapnya membuat ku heran, dulu Ibu sangat tidak menyukai Ryan karena ayahnya seorang pemabuk.

Setelah pamitan dengan bapak dan ibu dan Ryan kami masuk mobil. Ryan memerintahkan sopir menjalankan mobil setelah kami duduk di kursi belakang.

"Kalau sudah ngantuk tidur aja!" tutur Ryan saat aku menguap.

"Hemm, Aku ngantuk" jawabku.

Ryan menarik kepalaku pelan agar bersandar pada sebelah pundaknya. "Tidurlah!" perintahnya.

"Makasih,, Ryan. untuk semuanya" gumam ku pelan.

"Hemm, Setelah bercerai ikut aku ke kota J saja" tutur Ryan yang masih bisa ku dengar dengan jelas walau setelahnya aku sudah terbawa ke alam mimpi.

この本を無料で読み続ける
コードをスキャンしてアプリをダウンロード

最新チャプター

  • Bukannya Udah Mantan?    Bab 152 Tamat.

    Tiga tahun setelah nya. "Aksara tidak boleh lari-larian di dalam rumah." seru Arana memberi peringatan pada Putri semata wayangnya yang berlarian mengejar Endharu anak dari Raka. "Hati-hati nanti jatuh sayang...!" Miranda menyahut dari dapur sambil membawa puding coklat yang dia buat tadi pagi untuk cucu kesayangannya. "Mas anak kamu itu lo, nanti jatuh." gerutu Arana pada Saga yang hanya diam saja melihat putrinya berlarian. "Kalau aku yang menegurnya, dia akan langsung menangis, lebih baik kamu saja yang menegurnya." ujar Saga pelan dengan pandangan tak lepas dari Aksara. Arana menghela nafas panjang, putrinya itu memang sagat pintar. Setiap kali Saga menegurnya dia akan langsung menangis dan membuat Saga tidak tega. Namun jika Arana yang menegurnya tidak akan di hiraukan olehnya karena bagi Aksara mendengar omelan Arana adalah hal yang biasa. Berbeda dengan Saga yang jarang mengomel tapi ekspresi wajahnya akan sangat menakutkan jika sedang marah. Dengan malas Arana beranjak

  • Bukannya Udah Mantan?    Bab 151 Ulang tahun pertama Aksara Kahiyang Ayu Bagaskara.

    Arana dan Aksara sudah cantik dengan gaun ala princess berwarna pink soft yang di desain sendiri sama Arana. Sedangkan Saga sangat tampan dengan memakai kemeja yang berwarna senada dengan gaun yang di pakai istri dan anaknya. Saga melipat lengan kemejanya keatas sampai ke sikunya, memperlihatkan lengan kekarnya. Saga menggendong Aksara dengan Arana disampingnya berdiri didepan kue ulang tahun menerima ucapan selamat dan kado dari para tamu undangannya. Nampak Jordan diantar para tamu bersama anak dan istrinya yang sudah di boyongnya pulang kembali dari kota B. "Selamat ulang tahun Aksara" ucap Mutiara istri Jordan sambil tersenyum pada juniornya di kampus dulu. "Mbak Mutia," pekik Arana dengan wajah sumringah, "Ya Alloh Mbak. Apa kabar?" Arana menanyakan kabar seniornya dulu setelah dia mengurai pelukan nya. "Puji Tuhan, saya baik Arana." jawab Mutiara, "Meskipun telat selamat ya untuk kelahiran putri kamu dan Saga." ucap Mutiara memberi selamat pada Arana, "Iya Mbak terima kasih

  • Bukannya Udah Mantan?    Bab 150. Persiapan ulang tahun pertama Aksara.

    Hari ini semua orang sedang sibuk menyiapkan ulang tahun Aksara, putri pertama Sagara Bagaskara sekaligus cucu pertama dari keluarga Bagaskara. Bima dan Miranda sudah pulang kembali dari Madrid sejak dua hari yang lalu, namun tidak dengan Rendra, mereka tetap meminta Rendra untuk tinggal disana sampai kuliah Kedokteran nya selesai. Arana sedang duduk di sofa ruang tengah sedang sibuk dengan kertas-kertas bon mengecek apa ada yang kurang untuk acara ulang tahun Aksara yang akan di adakan besok pagi. Tidak jauh dari Arana duduk, nampak Miranda sedang menggendong Aksara sambil sesekali menimang cucu pertamanya tersebut. "Ma Aksara sudah bisa jalan. Gak perlu di gendong terus nanti Mama capek" Arana mengingatkan mertua nya agar tidak memanjakan putrinya dan membuatnya didrinya kelelahan."Gak papa ya Aksara, Oma gak capek kok. Aksara masih ingin di gendong oma Mama" jawab Miranda sambil mencium pipi chubby Aksara. "Oh ya Na. Caterina buat besok sudah siap semua kan?" tanya Miranda masi

  • Bukannya Udah Mantan?    149 Kecemburuan Saga.

    "Suami, atau Mantan suami?" tanya Gibran dengan nada sinis, "Atau mungkin calon mantan suami. Aku dengar perceraian kalian sudah diproses sejak dua tahun yang lalu." "Maaf, Seperti nya Kak Gibran salah faham" sahut Arana berusaha menengahi sambil menggenggam tangan Saga yang sudah mengepal kuat. "Kamu tidak perlu berbohong lagi Ara. Aku sudah tahu semuanya, kamu di paksa menikah dengan dia kan?" kata Gibran pelan dan menatap Arana sendu. "Gibran," tegur Gio Saga yang sejak tadi mengamati kejadian di depannya "Jangan bicara sembarangan! Pak Saga tolong maafkan kelancangan Adik saya." Gio berdiri dan menarik adiknya agar menjauh dari Arana. Saga berdiri dan menarik Arana agar menempel padanya. "Ajari Adikmu sopan santun." ujar Saga sinis. "Iya maafkan saya yang kurang bisa mendidik Adik saya." jawab Gio sambil menunduk sopan. "Ck.. " Gibran berdecak kesal. "Jadi yang tadi kalian hanya bersandiwara menjadi suami istri yang romantis." cibir istri Gio. Mendengar kalimat kakak ipar

  • Bukannya Udah Mantan?    148 Bertemu Mantan kekasih.

    Saga dan Arana sampai di sebuah hotel berbintang tempat rekan bisnis Saga menggelar resepsi pernikahannya. "Wah,, Resepsi nya mewah sekali ya Mas," Arana memandang penuh kekaguman ketika mereka memasuki ballroom yang sudah di hias sedemikian rupa sehinga terlihat mewah dan berkelas. "Kamu suka?" tanya Saga menoleh pada sang istri yang di tangannya melingkar manis di lengan Saga. Arana menggeleng, "Tidak," jawabnya sambil matanya memandang pada pelaminan pengantin yang begitu megah. Saga tersenyum tipis mendengar jawaban istrinya itu. Bahkan Arana tidak membutuhkan waktu lama untuk menjawab. Saga sudah sangat memahami Arana, dia wanita yang sederhana dan sangat pengertian. Tidak ada satu pun barang mewah yang pernah Arana beli. Baju, tas, sepatu, sandal yang Arana pakai adalah brand dalam negri yang harganya hanya ratusan ribu. Jika ada barang mewah yang Arana miliki itu adalah Saga yang membelinya. "Istriku memang berbeda," bisik Saga lalu mengecup rahang Arana sekilas. Arana

  • Bukannya Udah Mantan?    147 Saga tidak tahu waktu jika menginginkannya.

    Hari ini Saga akan mengajak Arana ke acara resepsi pernikahan rekan bisnisnya. Untuk pertama kalinya Arana meninggalkan putrinya di rumah bersama Lastri. Sejak pulang dari menjenguk Kiara Lastri tidak pulang ke rumahnya. Dia sengaja menginap untuk menemani Arana karena Ratih sedang sibuk menjaga Kiara dan Dara. Arana memperhatikan penampilan yang memakai dress putih dengan panjang sedikit di bawah lutut melalui cermin yang ada di kamarnya. Wajahnya tersenyum puas melihat tampilannya sendiri. "Kamu canti sekali, sayang," puji Saga yang baru keluar dari ruang ganti. Saga berjalan mendekati Arana yang berdiri didepan cermin. Memeluknya melingkarkan tangan kekarnya di perut ramping Arana. Saga sedikit membungkukkan tubuhnya karena tinggi bedan mereka yang berbeda. CUP... Saga mencium rahang Arana. "Cantik, Kamu makin cantik jika wajahmu memerah karena malu" bisik Saga sembari memandangi wajah Arana dari pantulan cermin. Arana tersipu malu, "Mas, sekarang makin pinter gombal ya?" sah

続きを読む
無料で面白い小説を探して読んでみましょう
GoodNovel アプリで人気小説に無料で!お好きな本をダウンロードして、いつでもどこでも読みましょう!
アプリで無料で本を読む
コードをスキャンしてアプリで読む
DMCA.com Protection Status